Pemilu 2024, Ini 4 Kriteria Pemimpin Menurut Nabi Muhammad SAW

Menjelang pesta demokrasi dan tahun politik 2024 di Indonesia, sebagai umat Islam diharapkan memperhatikan sejumlah kriteria yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pesta demokrasi dan tahun politik 2024 di Indonesia, sebagai umat Islam diharapkan memperhatikan sejumlah kriteria yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Saat ini konstelasi politik di Indonesia mulai menghangat, dari politisi hingga masyarakat arus bawah membicarakan figur figur calon pemimpin Indonesia.

Di dalam Islam, cara memilih figur pemimpin atau Imam juga disebutkan dengan jelas. Salah satunya melalui sholat berjamaah.

Terdapat hadis Rasulullah SAW dari Abu Mas'ud Al Anshori tentang kriteria Imam yang harus dipilih saat melaksanakan sholat berjamaah. Dan itu bisa menjadi acuan saat memilih pemimpin.

Berdasar hadis itu, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kecamatan Pringsewu Ahmad Syaifuddin menjelaskan, ada 4 hal yang harus dimiliki seorang sehingga pantas menjadi seorang Imam.

"Imam yang wajib dipilih adalah pertama orang yang paling bagus bacaan dan banyak hafalan Al Qur'annya, yang kedua orang yang paling paham tentang hadis Nabi, yang ketiga orang yang paling tua umurnya dan yang keempat adalah orang yang terlebih dahulu menempati daerah tersebut," jelasnya, dikutip dari laman NU Online, Senin (12/6/2023).

Menurutnya, hadis ini tidak saja terkait dengan hal yang terkait Fiqh Ubudiyyah atau ibadah seperti Shalat berjamaah dan sejenisnya. Namun lebih luas lagi, hadis tersebut juga menjadi petunjuk terkait dengan Fiqh Muamalah yaitu fiqh yang membahas tentang amaliyah kehidupan.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kenapa Pemimpin Harus yang Lebih Memahami Al-Qur'an

Imam dalam hal ini pemimpin, haruslah memenuhi empat kriteria tersebut sehingga ketika memilih pemimpin haruslah ditanamkan dalam hati bahwa pilihan tersebut merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya

"Cerdaslah memilih. Jangan sampai memilih pemimpin dikarenakan pemberian yang telah diterima. Niati semua berdasarkan perintah Allah SWT," tegasnya.

Kenapa pemimpin harus yang lebih memahami Al-Qur'an dan sunnah? Karena menurutnya, pemimpin tersebut akan selalu melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah agama.

"Pemimpin yang ngerti Qur'an dan Hadis akan memiliki wawasan luas dan apa pun keputusan yang diambil akan selalu berlandaskan pada dua hal ini," jelasnya.

Sementara terkait usia, Ustadz Saiful mengatakan bahwa orang yang lebih tua akan memiliki pola fikir yang matang dalam bertindak. Dengan modal pengalaman yang dimilikinya, orang yang lebih tua memiliki emosi yang tertata dengan baik serta akan lebih bijaksana.

"Orang yang hebat adalah yang mampu mengendalikan emosi. Pilih yang usianya lebih matang dan ini sesuai kaidah hukum agama," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjabarkan bahwa memilih pemimpin sesuai kriteria Rasulullah adalah juga harus mempertimbangkan lamanya domisili calon pemimpin di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan orang yang berdomisili lebih lama akan lebih memahami kondisi-kondisi yang terjadi di daerah tersebut.

"Ketika pilihan kita sesuai dengan perintah Allah dan Rasul maka pahala yang akan kita dapat selama pemimpin tersebut menjalankan tugasnya. Namun sebaliknya jika kita salah dalam memilih, maka dosa atas kelakuan pemimpin tersebutlah yang akan kita dapatkan," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya