Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun sekitar USD 3 per barel pada perdagangan Senin setelah para analis menyoroti peningkatan pasokan global di tengah kekhawatiran penurunan permintaan. Penurunan harga minyak dunia ini terjadi menjelang pengumuman dana inflasi dan pertemuan Bank Sentral AS (the Fed).
Mengutip CNBC, Selasa (13/6/2023), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 2,95 atau 3,9 persen menjadi USD 71,84 per barel, terendah sejak Desember 2021.
Advertisement
Sedangkan harga minyak Mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 3,05, atau 4,4 persen menjadi USD 67,12 per barel.
Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak dunia pada Minggu kemarin. Hal ini dilakukan setelah melihat bahwa pasokan akan lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini dan hingga 2024.
Perkiraan harga minyak mentah Goldman Sachs pada Desember nanti untuk BRent di kisaran USD 86 per barel, turun dari USD 95 per barel. Sedangkan untuk WTI menjadi USD 81 per barel, turun dari USD 89 per barel.
"Goldman menyerah dari sebelumnya memperkirakan harga minyak dunia akan bullish, tampaknya ini menjadi katalis untuk memulai aksi jual hari ini," kata analis Kpler Matt Smith.
Sentimen Pekan Ini
Revisi harga minyak dunia yang dilakukan oleh Goldman ini dilakukan pada awal minggu yang sibuk. Pada pekan ini Bank Sentral AS akan mengadakan pertemuan pada hari Rabu. Sementara The Fed diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah bulan ini.
Namun, analis UBS Robert Yawger melihat bahwa investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilanjutkan bulan depan.
Kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat dolar AS yang kemudian akan membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan membebani harga.
Advertisement
Permintaan China dan Keputusan OPEC
“Permintaan China belum menunjukkan tanda-tanda terwujud, dan bisa mencapai 2 juta barel per hari, jadi itu jumlah yang signifikan. Pasti ada kekhawatiran bahwa OPEC dan IEA akan memangkas perkiraan permintaan mereka,” kata Yawger.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional masing-masing akan merilis pembaruan pasar bulanan mereka pada hari Selasa.
Pekan lalu, baik Brent dan WTI membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut setelah data ekonomi China yang mengecewakan menghapus dorongan harga dari janji Arab Saudi untuk memangkas produksi pada Juli.