Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, (13/6/2023) jelang rilis inflasi dan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dalam dua hari pada pekan ini.
The Fed diharapkan dapat pertahankan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam 15 bulan. Sedangkan prediksi inflasi tahunan sentuh level terendah dalam dua tahun. Demikian dikutip dari CNBC, Selasa pekan ini.
Advertisement
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,78 persen dan sentuh level tertinggi pada 2023. Indeks Topix menanjak 0,61 persen.
Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,43 persen. Indeks Kosdaq bertambah 0,48 persen. Di Australia, indeks ASX 200 melemah. Indeks Hang Seng berjangkan berada di posisi 19.358, cenderung melemah dari penutupan sebelumnya 19.404,31.
Di wall street, indeks S&P 500 menguat ke level tertinggi dalam 13 bulan. Indeks S&P 500 naik 0,93 persen. Indeks Dow Jones bertambah 0,56 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,53 persen.
Sementara itu, berdasarkan Morgan Stanley, Nvidia pemain dominan di pasar komputasi kecerdasan buatan hadapi persaingan semakin ketat dari perancang chip khusus dalam waktu dekat.
“Biaya anggaran dan kebutuhan energi adalah dua batasan utama untuk komputasi kecerdasan buatan di masa depan, menurut pandangan kami,” ujar Analis Morgan Stanley dalam catatan kepada klien pada 11 Juni.
Analis Morgan Stanley berharap untuk melihat desain chip kuston kecerdasan buatan yang semakin hemat energi dan murah pada masa mendatang, menyamai dan bahkan melampaui Nvidia dan AMD.
Morgan Stanley rekomendasikan overweight pada lima saham global yang bisa mendapatkan keuntungan dari tren ini.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 12 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 12 Juni 2023 seiring investor telah hadapi kinerja saham yang positif dan antisipasi pertemuan bank sentral utama.
Dikutip dari CNBC, Federal Open Market Committee (FOMC) menggelar pertemuan pada 13-14 Juni 2023. Bank sentral Eropa menggelar pertemuan pada Kamis ini, sedangkan bank sentral Jepang menggelar pertemuan pada Jumat.
Indeks Shenzhen memimpin penguatan di Asia dengan naik 0,78 persen ke posisi 10.873,74. Penguatan indeks acuan tersebut didukung saham pendidikan. Indeks Shanghai melemah ke posisi 3.228,83. Indeks Hang Seng merosot 0,13 persen dan cenderung mendatar selama sesi perdagangan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,52 persen ke posisi 32.434, dan menyentuh level tertinggi dalam 33 tahun. Indeks Topix bertambah 0,65 persen ke posisi 2.238,77.
Bursa saham Korea Selatan melemah. Indeks Kospi tergelincir 0,47 persen ke posisi 2.629. Indeks Kosdaq naik 0,23 persen ke posisi 885,76. Sedangkan bursa saham Australia libur.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 12 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin, 12 Juni 2023. Indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan seiring pelaku pasar berharap bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Selasa (13/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,93 persen ke posisi 4.338,93. Indeks S&P 500 menguat mencapai level tertinggi dari Agustus 2022 dan mencapai level intraday serta penutupan terbaik sejak April 2022.
Indeks Nasdaq bertambah 1,5 persen ke posisi 13.461,92, dan mencapai level tertinggi sejak April 2022. Indeks Dow Jones menguat 189,55 poin atau 0,56 persen ke posisi 34.066,33.
Pelaku pasar prediksi the Fed tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini. Pelaku pasar perkirakan sekitar 72 persen kemungkinan tidak ada kenaikan, menurut FedWatch CME Group. The Fed telah menaikkan 10 kali berturut-turut sejak memulai siklus pengetatan kebijakan terbaru pada Maret 2022.
Data inflasi pada Selasa dapat membantu memperkuat perkiraan inflasi mereda. Hal ini seiring ekonom prediksi indeks harga konsumen menunjukkan penurunan inflasi ke tingkat tahunan 4 persen pada Mei 2023. Inflasi itu turun dari bulan sebelumnya 4,9 persen.
Co-chief Investment Officer Dylan Kremer menuturkan, bank sentral pada akhirnya akan memutuskan melewatkan kenaikan suku bunga pada Juni 2023. Namun, the Fed belum selesai menaikkan suku bunga secara keseluruhan.
“Kami tidak selalu percaya tidak ada lagi kenaikan, tetapi kami pikir ini adalah peluang 50:50 dari kenaikan lain yang terjadi dalam siklus ini. Semuanya sama, laporan CPI bisa menjadi penarik jangka pendek,” ujar dia.
Akan tetapi, harapan pasar kalau pejabat the Fed akan menekankan komitmen menjaga inflasi dengan kenaikan suku bunga pada Juli sebelum ditahan selama sisa 2023.
Pada pekan lalu, indeks S&P 500 mencapai tonggak sejarah signifikan, naik lebih dari 20 persen dari level terendah pada Oktober. Pergerakan tersebut menyebabkan banyak investor memberi sinyal bear market telah berakhir.
Indeks Nasdaq Melonjak
Indeks acuan naik tipis. Indeks Nasdaq alami koreksi lebih besar, naik 33 persen dari level terendah dalam 52 minggu.
Sementara itu, indeks Nasdaq dan saham teknologi kembali memimpin dengan saham Amazon dan Tesla masing-masing naik lebih dari 2 persen. Saham teknologi yang terhubung dengan kecerdasan buatan telah melonjak karena antusiasme terhadap alat kecerdasan buatan semakin meningkat.
Namun, Needham melihat lima nama saham teknologi besar tertentu sebagai pemenang. Analis Laura Martin menyoroti saham Alphabet, Microsoft, Amazon, Apple dan Meta sebagai penerima manfaat utama. Hal ini mengingat ukuran, ruang lingkup, dan kecakapan keuangan memungkinkan membangun dan memelihara model kecerdasan buatan serta memanfaatkan bakat.
Di antara nama-nama ini, tiga penyedia cloud terbesar berdiri untuk sementara paling banyak dan tercepat. Martin berharap merek-merek ini memiliki biaya lebih rendah dan pendapatan lebih tinggi seiring perusahaan lain membayar lebih tinggi untuk akses modelnya. “Selain itu, layanan cloud menjadi lebih erat setelah bisnis membangun aplikasi di model dasar mereka,” ujar dia.
Advertisement