Asap mengepul saat pertempuran mematikan berlanjut setelah berakhirnya gencatan senjata 24 jam di Khartoum, Sudan, Senin (12/6/2023). (AFP)
Pertempuran hebat dan tembakan artileri kembali meletus di mana para penduduk mengatakan serangan udara kembali terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata. (AFP)
Gencatan senjata singkat ini merupakan jeda setelah delapan pekan pertempuran antara faksi-faksi militer yang bertikai. (AFP)
Saksi mata mengatakan pertempuran antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang terjadi selama beberapa pekan menimbulkan dampak berat bagi penduduk, termasuk pertempuran darat di lingkungan padat penduduk Haji Youssef di Bahri, salah satu dari tiga kota yang berdampingan, termasuk Khartoum dan Omdurman, di sekitar Sungai Nil. (AFP)
Arab Saudi dan Amerika Serikat, yang menengahi gencatan senjata pada perundingan di Jeddah, mengatakan gencatan senjata telah membantu proses pengiriman beberapa bantuan kemanusiaan penting dan langkah-langkah guna membangun kepercayaan. (AFP)
Tepat setelah gencatan senjata berakhir pada pukul 06.00 waktu setempat, para saksi mata mengatakan bentrokan dan tembakan artileri berlanjut di utara Omdurman. Mereka juga melaporkan pertempuran di Khartoum selatan dan tengah, dan di Shambat di sepanjang Sungai Nil di Bahri hingga jembatan Halfiya yang strategis, yang menyeberang ke Omdurman. (AFP)
Mohamed Usher, seorang aktivis lokal yang mengunjungi dua lokasi penembakan artileri di Khartoum selatan, mengatakan sebanyak 11 warga sipil tewas di sana. Sementara di Khartoum timur, enam warga sipil tewas akibat pertempuran itu. (AFP)
Perang antara tentara Sudan dan RSF pecah pada 15 April terkait ketegangan yang terkait dengan rencana yang didukung internasional untuk transisi menuju pemerintahan sipil. Konflik tersebut telah menewaskan ratusan warga sipil dan menelantarkan lebih dari 1,9 juta orang, serta memicu krisis kemanusiaan besar yang mengancam akan menyebar ke seluruh kawasan yang bergejolak. (AFP)