Liputan6.com, Bandung - Kasus-kasus bullying atau perundungan yang terjadi di kalangan siswa sekolah di Kota Bandung masih kerap berulang. Pemerintah Kota Bandung pun meminta agar kepala sekolah mendorong peningkatan pengawasan terhadap seluruh warga sekolah dan kondisi lingkungannya.
Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna. Belum lama ini, diketahui terjadi kasus perundungan di Kota Bandung oleh siswa SMP kepada siswa SD di Cicendo, Kota Bandung pada pekan lalu, Jumat (2/7/2023).
"Saya sangat prihatin dengan kejadian kemarin bahwa di kota Bandung masih ada perundungan. Dalam waktu dekat saya akan mengundang kepala sekolah untuk setiap hari menjaga prilaku anak didiknya," ujar Ema di Bandung, (12/6/2023).
Lebih lanjut Ema meminta agar para kepala sekolah intensif mengawasi para pendidik dan anak didiknya selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, termasuk saat jam istirahat.
Ema juga meminta para pendidik untuk menjalani evaluasi berkala setiap hari untuk mengetahui kendala dan kondisi saat KBM berlangsung. Dengan begitu, setiap masalah bisa dicari solusi terbaiknya.
Para pendidik, kata Ema, sebaiknya tidak hanya menyampaikan materi-materi yang bersifat formal, tetapi juga memberikan edukasi mengenai moral dan etika terhadap anak didiknya.
"Gadget bisa saja menjadi faktor pengaruh, karena meluasnya informasi dari gadget. Guru harus mengingatkan bagaimana kita bisa Arif dan bijak dalam menggunakan gadget,” katanya.
Ia juga mengingatkan para orang tua untuk terus bersama-sama dengan para guru menjadi teladan dan mengingatkan anaknya untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan.
"Mendorong orang tua dan juga para tokoh agama untuk terus mengingatkan bagaimana terus mendidik anak untuk menjadi generasi yang lebih baik. Juga diingatkan untuk sikap perilaku supaya tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan bahwa Disdik telah melakukan pendampingan kepada korban perundungan melalui tim roots dan tim pandawa.
"Secara langsung kami Dinas Pendidikan ada tim roots atau tim anti perundungan dan tim Pandawa untuk melakukan pendampingan kepada orangtua dan siswa," katanya.
Ia mengatakan, saat ini proses hukum terhadap pelaku perundungan masih terus berjalan. Para siswa bukan hanya tanggung jawab sekolah saja namun menjadi tanggung jawab bersama baik itu para orang tua, tokoh masyarakat.
"Kita semua harus menjadi contoh yang baik bagi anak anak kita," ujarnya.
"Tim kami siap 24 jam bekerja melakukan pendampingan. Intinya sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan. Ini menjadi tanggung jawab semua," pungkasnya.
Baca Juga
Advertisement