Liputan6.com, Semarang - Kumandang azan maghrib baru saja usai, belasan orang pun menggelar salat maghrib berjamaah di selasar Puri Gedeh, Semarang, tempat kediaman Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Belasan orang itu diketahui dari Bekasi Kota, yang baru tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Usut punya usut mereka adalah tukang bakso asal Jawa Tengah yang merantau ke Ibu Kota dan sekitarnya.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com, Senin 12 Juni 2023, Ganjar yang keluar rumah mengenakan kaos merah pun kaget lantaran ada gerobak bakso di halaman rumahnya.
"Loh kok ada gerobak bakso di rumah saya," sapa Capres dari PDI P itu sambil menyalami para tukang bakso yang hadir.
"Siap mas, mohon maaf mas, saya Maryanto atau Mas Yanto dari Bekasi mas, ini sengaja saya dan rekan-rekan ingin ngobrol sambil makan bakso sama mas," jawab Maryanto.
Ganjar pun langsung mempersilahkan para tukang bakso duduk. Tak lama berselang, Mas Yanto langsung menantang Ganjar menyajikan bakso untuk dimakan sendiri sebelum memulai obrolan.
"Saya taunya Mas Ganjar dekat atau bisa dibilang representatif Wong Cilik, coba bikin bakso mas," tantang Mas Yanto.
"Sembarangan, saya bisa lah, ini makanan (bakso) favorit. Saya sudah dekat dari dulu dengan makanan gerobakan yang keliling," canda Ganjar.
Ganjar pun didampingi Yanto meracik bakso dan menuangkan ke mangkok. Ganjar pun dinilai cukup ahli saat meracik bakso. Mulai dari mengambil mi kuning sampai memakai irus untuk menuang bakso dan kuahnya.
"Praktek jadi tukang bakso didampingi tukang bakso," seloroh Ganjar.
"Wah luwes e," ujar Yanto.
Setelah itu, Ganjar Pranowo memilih duduk di bangku kayu panjang yang ada di halaman rumah.
Ngalor Ngidul
Sambil menikmati bakso, Yanto memulai obrolan. Dia ingin memastikan Capres PDI Perjuangan itu bisa mendengar keluh kesah tukang bakso. Dari situ dia berharap, ketika takdir menggariskan Ganjar menjadi orang nomor 1 di Republik Indonesia itu berpihak kepada rakyat, khususnya pelaku UMKM.
"Semoga ada garis tangan pak. Dan tolong jika ada takdirnya, bapak bisa menelurkan kebijakan yang memudahkan kami sebagai pelaku UMKM dan rakyat kecil pak," kata dia.
"Meski bapak saya polisi, kamu pikir emang gaji berapa, saya juga berangkat dari susah mas, saya itu lahir di lingkungan tani," Ganjar menimpali.
Ganjar dan Mas Yanto pun larut dalam obrolan. Mulai dari keluhan kaitan setoran pajak yang harus ditanggung para tukang bakso yang setara dengan restoran sebesar 10 persen. Lalu, soal kekuatan koperasi, iklim bisnis ke depan, sampai aktivitas para tukang bakso yang selama ini mendukung agenda besar pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo.
Maryanto pun berujar memiliki relawan yang dinamakan Sobat Yanto yang bergerak membantu tiap aktivitas sosialnya. Mulai dari bagi-bagi bakso di masa pendemi, vaksin gratis bakso, sampai agenda perjuangan bantu Ibu di Posyandu Hantam Stunting dengan Bakso Ikan.
"Saya dan rekan-rekan itu mensukseskan percepatan vaksin pak. Saat vaksin gratis bakso itu yang hadir ribuan pak," ujar Yanto.
"Keren. Jadi kalau peserta vaksin 1500 orang itu berarti 1500 mangkok yang disediakan?," tanya Ganjar.
"Iya Pak. Dan kami dengan senang hati melakukan itu pak. Karena kan berdampak dengan bisnis kami," jawab Yanto.
"Kami doakan pak semoga bapak sukses, dan tolong diingat malam ini pak, agar ke depan kami para tukang bakso naik kelas," imbuh Yanto.
Ganjar pun mengamini dan berjanji akan ada pertemuan berikutnya dengan pembahasan dan solusi-solusi terhadap persoalan yang dihadapi para tukang bakso, atau UMKM pada umumnya.
"Yang jelas ini tukang bakso saya dengar tadi sudah inovatif. Kalau mendukung UMKM itu sudah saya lakukan, sekarang itu saya ada lapak Ganjar yang mempromosikan UMKM, dan ada beberapa program yang sudah saya jalankan dan tentunya sangat berpihak sama UMKM," terang Ganjar.
Rombongan tukang bakso itu pun pulang meninggalkan Puri Gedeh sekitar pukul 20.30 WIB. Salam hangat sambil berfoto ria penuh kehangatan menjadi penanda akhir waktu pertemuan saat itu.
Advertisement