Liputan6.com, Yogyakarta - Membantu penanganan kasus henti jantung tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan aplikasi satu jantung. Founder Aplikasi SatuJantung sekaligus Dosen FKKMK Nurkholis Majid, mengaku aplikasi SatuJantung pada awalnya terpikir oleh Nurkholis setelah dirinya beserta istri Beta Ahlam Gizela mendapati putra mereka yang mengalami serangan jantung mendadak dan tidak ada petugas kesehatan.
“Petugas yang menangani anak saya waktu itu berkata bahwa kalau bukan karena orang tuanya dokter, mungkin putra saya tidak akan selamat,” kenangnya, Kamis 7 Juni 2023.
Ia menjelaskan fitur utama aplikasi SatuJantung adalah alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung yang dapat dioperasikan hanya dengan satu klik. Aplikasi ini juga ada cara melakukan pijat jantung sebagai panduan untuk penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan.
Baca Juga
Advertisement
"Aplikasi satujantung ini sedang aktif dilakukan dan pelatihan pijat jantung bagi masyarakat umum dan mitra Gojek."
Hasil penelitian Nurkholis, sekitar 10 dari 100 pasien henti jantung yang mendapat pertolongan pertama berupa pijat jantung bisa diselamatkan. Namun begitu, pasien henti jantung yang mendapat pertolongan pertama berupa pijat jantung, memiliki kesempatan untuk tertolong tiga kali lebih besar daripada yang tidak mendapat pertolongan.
“Jangan jadikan fakta ini sebagai halangan untuk kita saling menolong,” imbuhnya.
Sementara itu Dosen Departemen Ilmu Forensik dan Medikolegal FK-KMK Rusyad Adi Suriyanto mengaku juga pernah mengalami serangan jantung. Menurut pengakuannya sebagai pasien serangan jantung, sangat membutuhkan kepedulian dan kecepatan dari orang di sekitar saat terjadi serangan jantung.
“Kepedulian ini yang akan menjadi dasar diciptakannya Aplikasi SatuJantung,” jelasnya.
Bimo Sujatmiko selaku perwakilan dari manajemen Gojek Yogyakarta dan Ahmad Faiz Nur Rohman dari Ambulance Emergency Response Gojek menyampaikan apresiasi dari kegiatan pelatihan ini untuk membantu para mitra bisa memberi pertolongan bagi masyarakat yang memerlukan pertolongan saat terkena serangan jantung lewat aplikasi tersebut. bagaimana terbentuknya solidaritas dari para mitra Gojek.
“Kebetulan sejak awal mitra Gojek memang sudah guyub. Jadi, tidak sulit menumbuhkan kepedulian terhadap sesama,” ungkap Jatmiko.