Liputan6.com, Jakarta - Sebelum adanya pembalut plastik, nenek kita menggunakan kain saat menstruasi. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, mayoritas perempuan masa kini memilih menggunakan pembalut sekali pakai yang dinilai lebih praktis dan efektif.
Sayangnya, plastik di dalam bungkus pembalut memerlukan waktu sekitar 500--800 tahun untuk terdegradasi, menurut riset Stockholm University. Itu berarti sampah pembalut sekali pakai memerlukan waktu penguraian lebih lama dari sampah plastik botol yang memerlukan waktu antara 70--450 tahun untuk terdegradasi.
Advertisement
Dengan populasi perempuan Indonesia sebanyak 131,88 juta jiwa, sampah pembalut yang dihasilkan bisa mencapai 26 ton per hari. Tak hanya itu, melalui riset United Nations Environment Program, produksi pembalut sekali pakai menyumbang emisi gas karbon sekitar 15 juta ton per tahun.
Menimbang dampak buruknya kepada lingkungan, beragam inovasi untuk memecahkan masalah sampah pembalut telah dibuat. Salah satunya adalah usaha sosial Biyung Indonesia, yang berfokus pada kegiatan edukasi kesehatan perempuan dan lingkungan.
Dilansir dari situs webnya pada Rabu (14/6/2023), usaha yang berdiri di Sleman, Yogyakarta pada 2018 ini memilih pembalut kain sebagai media edukasi utama untuk menjawab persoalan lingkungan dan kesejahteraan perempuan, yang saling beririsan dan terkait.
Tak hanya ramah lingkungan, produk pembalut kain atau menstrual pads yang dijual Biyung sangat menarik perhatian karena menggunakan aneka motif batik berwarna cerah seperti biru, pink, ungu dan hijau tosca. Tersedia dalam berbagai ukuran, pembalut kain Biyung dapat dilipat sehingga ringkas dan mudah disimpan.
Empat Ukuran dengan Warna Pastel
Biyung menjual pembalut kain dengan berbagai ukuran. Dengan menggunakan pembalut kain Biyung, perempuan Indonesia dapat membantu mengurangi timbulan sampah plastik dan melindungi alat reproduksi dari paparan zat kimia.
Produk pembalut kain yang ditawarkan oleh Biyung meliputi empat ukuran berbeda. Ukuran-ukuran tersebut antara lain Panty dengan panjang 25cm seharga Rp28.000, Reguler dengan panjang 30cm seharga Rp35.000, Long dengan panjang 33cm seharga Rp38.000, dan Extra Long dengan panjang 45cm seharga Rp45.000.
Selain itu, Biyung juga menawarkan 1 Set pembalut kain yang berisi satu pembalut ukuran Long, dua pembalut ukuran Reguler, dan satu pembalut ukuran Panty, dengan harga Rp125.000. Dengan berbagai pilihan ukuran ini, Biyung ingin memastikan bahwa perempuan dapat memilih pembalut yang sesuai dengan aliran menstruasi mereka.
Lapisan luar bawah pembalut Biyung terbuat dari kain batik, sedangkan lapisan luar atas terbuat dari bahan kaos halus. Sementara, bagian dalam pembalut terdiri dari kain waterproof dan dari kain flanel.
Selain pembalut kain, Biyung juga menawarkan Wet Pouch yang merupakan kantong tahan basah yang dapat digunakan saat bepergian atau untuk menyimpan pembalut yang dicuci tunda. Wet Pouch terbuat dari kain batik dengan lapisan dalam yang waterproof. Dengan ukuran 19 x 18 cm, Wet Pouch seharga Rp30.000 ini dapat menampung pembalut dengan aman.
Advertisement
Tips Merawat Pembalut Kain
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan kala memakai dan mencuci pembalut kain. Langkah pertama yang harus diambil sebelum menggunakan pembalut kain yang baru adalah mencucinya terlebih dahulu. Mencuci pembalut kain ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau bahan kimia yang mungkin masih menempel pada pembalut tersebut.
Selanjutnya, penting untuk mengganti pembalut kain ketika sudah merasa penuh. Pada saat volume menstruasi sedang berlimpah, ada trik yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya serap pembalut kain. Anda dapat menambahkan lipatan sapu tangan handuk di atas pembalut kain.
Untuk mencuci pembalut, pastikan untuk merendam pembalut kain terlebih dahulu di dalam air agar lebih mudah. Jika Anda tidak dapat mencuci pembalut kain yang sudah dipakai secara langsung, Anda dapat menyimpannya di dalam wet pouch atau tas berbahan tahan air untuk dicuci tunda.
Biyung juga menjual Sabun Cuci Pembalut Kain yang terbuat dari minyak kelapa murni. Sabun itu memiliki berat 80 gram dan dijual dengan harga Rp18.000.
Dorong Aksi Sosial Lewat Edukasi kepada Perempuan
Setelah mencuci pembalut kain dan menjemurnya, jangan khawatir jika masih terdapat bekas noda pada pembalut. Noda tersebut biasanya merupakan sisa pigmen dari warna darah yang tidak berbahaya dari segi kuman atau bakteri.
Penjemuran yang paling ideal dilakukan di bawah sinar matahari. Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang mampu membersihkan kuman dan bakteri secara efektif. Jika terpaksa tidak ada sinar matahari, Anda dapat menjemur pembalut kain menggunakan kipas angin.
Saat ini, Biyung Indonesia tengah fokus meluaskan gerakan “Perempuan Bantu Perempuan Pakai Pembalut Kain”, yaitu sebuah gerakan kolaborasi dan edukasi bagi kelompok perempuan rentan yang mengalami dampak period poverty untuk mendapat akses Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi dan kesehatan lingkungan. Biyung juga rutin membagikan pembalut kain secara gratis kepada kelompok yang membutuhkan, seperti keluarga dengan kondisi ekonomi yang sulit, panti asuhan, panti disabilitas, dan korban bencana alam atau penggusuran lahan.
Advertisement