Liputan6.com, Jakarta - Wisuda jadi momen selebrasi yang menandakan seseorang telah menyelesaikan pendidikan. Namun, tak semua orangtua murid setuju dengan tradisi wisuda di jenjang TK sampai SMA dan memprotes hal tersebut ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Hal tersebut disampaikan orangtua murid melalui komentar di salah satu unggahan Nadiem. Unggahan tersebut sebenarnya berisi video singkat apresiasi Nadiem pada seorang seniman yang dibagikan pada Senin, 12 Juni 2023.
Advertisement
"Tolong Pak Nadiem sekarang dihapuskan acara Wisuda dari TK - SMA karena hanya memberatkan biaya para orangtua. Wisuda hanya untuk lulusan Universitas aja bukan dari TK," tulis akun @mikhaylaeka2023 di kolom komentar.
Ia melanjutkan, "Terus juga masuk SD jangan dipersulit kaya sekarang lah. Kembalikan kaya ke zaman dulu. Masuk SD, SMP, SMA Negeri berdasarkan nilai, bukan berdasarkan umur atau zona dulu. Orangtua jangan dibikin susah."
Warganet lain turut mengaminkan narasi tersebut. "Iya setuju, bun. Buang-buang duit. Waktu anak saya sekolah Tk bayar perpisahan (Rp)300 ribu, padahal nanti msuk SD harus bayar pendaftaran (Rp)600 ribu untuk biaya keprluan lain, mending uangnya buat makan," demikian balas warganet tersebut.
Balasan kembali hadir dari orangtua murid lain yang juga setuju untuk meniadakan tradisi wisuda TK sampai SMA. Ia berharap curahan hati para orangtua murid ini didengarkan Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Protes Hapus Tradisi Wisuda TK sampai SMA Dapat Banyak Dukungan
Warganet lain turut menuliskan, "Up" yang berarti memberi dukungan agar curhatan tersebut dibaca Nadiem Makarim. "Setuju enggak faedah, buang-buang duit. Mending duit buat ke jenjang berikutnya. Ya Allah musim susah malah tambah dobebani," kata warganet lain.
"Tolong hapuskan wisuda dari TK sampai SMA, hanya memberatkan orangtua, penyewaan gedung dibebankan ke orangtua, belum jalan-jalan perpisahaan sekolah ke Bali, ke Jogja, orangtua yang tidak mampu memaksakan agar mampu tuntutan dari sekolah yang ikut tour dan tidak harus bayar juga. Bagi orangtua yang tidak mampu sampai bela-belain pinjem duit ke tetangga sampai rentenir. Makasih pak," lanjut warganet lain.
Bukan hanya di Instagram Nadiem Makarim, protes juga dilayangkan pada Kemendikbud. Lewat unggahan di Facebook, seorang warganet menyoroti soal anak TK, SD, SMP hingga SMA yang harus mengikuti acara wisuda di hari kelulusannya. Salah satu tulisan itu diunggah di grup Facebook dengan nama "Lahm Marbun."
Advertisement
Pinta Kemendikbud Agar Dibuat Untuk yang Lulus Kuliah Saja
Unggahan tersebut menuai berbagai komentar warganet. Lewat halaman Facebook tersebut, seorang warganet menceritakan keluh kesahnya karena harus mengikuti wisuda anak-anaknya dari jenjang TK sampai perkuliahan.
"Kembaikan wisuda hanya untuk yang lulus kuliah aja. TK, SD, SMP, SMA tidak perlu. Bikin Pusing orangtua aja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI," tulisnya pada Selasa, 13 Juni 2023.
Unggahan serupa juga dibagikan grup Facebook Dede Bayi pada 29 Mei 2023. "Kembalikan wisuda hanya untuk yang kuliah aja. TK, SD, SMP, dan SMA tidak perlu wisuda," tulis grup tersebut. Unggahan itu didukung sebagian besar warganet, meski ada juga yang tetap mendukung wisuda untuk siswa TK, SD, SMP, dan SMA.
"Iya wisuda nambah-nambahin beban ortu. Mana yang mikir wisuda mana yang mikir mau masukin sekolah, apalagi sekarang banyak biaya-biaya. Sama halnya juga pengadaan jalan-jalan yang dulu cuma wajib bagi kelas 6 SD, kelas 3 SMP, dan SMA, sekarang mah enggak mandang kelas lagi," komentar seorang warganet.
Kebahagiaan Saat Wisuda
"Ini siapa sih yang memulai wisuda pakai toga di TK, SD, SMP, SMA? Filosofi pendidikannya menjadi dangkal. Sekolah teman-teman berani nggak memutus rantai itu?" timpal warganet lainn.
"Zaman awak dulu perpisahan bukan wisuda kan weee, kok skrg anak SMP&SMA heboh kali perpisahan sekolah uda macam wisuda," komentar warganet lain.
"Siapa yg tidak ingin bahagia? Orangtua mana yg tidak bahagia melihat anak-anaknya menyelesaikan satu jenjang pendidikannya? Ekspresi kebahagiaan itulah lahirnya 'budaya wisuda,' tidak ada aturan baku yang melarang anak TK, SD, SMP dan SMA untuk menyelenggarakan wisuda," kata warganet yang tetap mendukung wisuda untuk anak TK sampai SMA.
Seperti diketahui, wisuda adalah upacara perayaan yang diadakan oleh institusi pendidikan, seperti universitas atau sekolah tinggi, untuk memperingati dan menghormati mahasiswa yang telah menyelesaikan program studi mereka dan memperoleh gelar akademik.
Biasanya, wisuda dilakukan setelah mahasiswa berhasil menyelesaikan semua persyaratan akademik yang ditetapkan, seperti menyelesaikan program studi, lulus ujian, dan memenuhi syarat lain. Acara wisuda umumnya melibatkan pemakaian toga dan topi akademik oleh para lulusan sebagai simbol pengakuan mereka atas prestasi akademik yang telah dicapai.
Advertisement