Liputan6.com, Yogyakarta - Menjaga keindahan alam bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggelar suatu tradisi. Ada beberapa tradisi unik di Indonesia yang dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian alam.
Berikut beberapa tradisi unik di Indonesia tersebut seperti dikutip dari www.indonesia.travel:
1. Paca Goya, Tidore
Paca goya merupakan tradisi masyarakat Kampung Kalaodi, Tidore. Kata 'paca' memiliki makna membersihkan, sedangkan 'goya' adalah tempat keramat.
Baca Juga
Advertisement
Tradisi ini merupakan ritual adat di lokasi yang keramat demi keselamatan anak cucu warga Kalaodi. Secara adat, tradisi ini dilakukan untuk berdamai dan bersahabat dengan alam sekitar.
Umumnya, paca goya dilakukan setelah musim panen besar. Tradisi menjaga kelestarian alam yang sudah dilakukan secara turun-temurun merupakan upaya warga Kalaodi untuk tidak merusak dan mengambil berlebih dari alam. Komitmen ini juga dipegang kuat oleh masyarakat melalui sumpah 'Bobeto' yang artinya 'siapa merusak alam, akan dirusak alam'.
2. Rasulan, Yogyakarta
Tradisi rasulan dilakukan oleh masyarakat di Gunung Kidul, Yogyakarta. Tradisi ini merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur usai panen.
Rasulan juga sekaligus untuk merti atau bersih desa sebagai upaya mendapatkan keselamatan dan membuang hal-hal negatif di desa. Dengan demikian, masyarakat akan terhindar dari malapetaka dan penyakit.
Biasanya, tradisi ini dilakukan setahun sekali dengan rangkaian acara yang diselenggarakan selama berhari-hari. Tradisi ini diawali dengan kerja bakti dan beberapa perlombaan.
Inti dari tradisi ini adalah acara kenduri yang diawali dengan mengumpulkan hasil bumi dari warga. Hasil bumi tersebut disusun dalam gunungan lengkap dengan beberapa sajian khas desa untuk kemudian diarak keliling desa.
Ruwat Laut, Desa Pulau Pahawang
3. Ruwat Laut, Desa Pulau Pahawang
Ruwat laut merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat pesisir. Awalnya, tradisi ini banyak dilakukan oleh masyarakat di pesisir pulau Jawa.
Tradisi tersebut kemudian menyebar hingga ke Sumatera, khususnya Lampung. Tradisi ruwah laut merupakan bentuk rasa rasa syukur masyarakat kepada Tuhan yang telah memberikan berkah dari laut. Melalui tradisi ini, masyarakat juga memohon perlindungan dari Tuhan.
Dengan diawali doa dari pemuka agama, tradisi ini dilanjutkan dengan pelepasan kepala kerbau yang sebelumnya sudah disembelih berdasarkan tata cara keagamaan. Pelepasan kepala kerbau tersebut dilakukan dengan cara meletakkannya di atas perahu yang sudah dihias.
4. Sasi, Maluku dan Papua
Maluku dan Papua memang dikenal memiliki keindahan alam yang menawan. Masyarakat setempat pun terus menjaga keindahan tersebut, salah satunya melalui tradisi sasi.
Menurut masyarakat setempat, tradisi sasi berarti larangan. Tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun ini merupakan sebuah larangan untuk memanen atau mengambil sumber daya alam tertentu di wilayah adat selama beberapa waktu.
Tradisi ini bisa dilakukan di darat maupun di laut dengan bentuk larangan memanen hasil kebun tertentu maupun jenis ikan tertentu. Tradisi ini juga dilakukan untuk menjaga ekosistem dan populasi agar tidak rusak atau habis.
5. Mantari Bondar, Sumatera Utara
Mantan bondar merupakan tradisi Desa Haunatas, Desa Tanjung Rompa, Desa Bonan Dolok, dan Desa Siranap atau yang biasa disingkat menjadi Desa Hatabosi. Tradisi yang dilakukan untuk menjaga hutan dan sumber air ini sudah berusia ratusan tahun.
Kata 'mantari' berarti menteri, sedangkan 'bondar' merupakan saluran atau aliran air. Mantari bondar sebenarnya adalah petugas yang menjaga saluran air dan hutan.
Mantari bondar membawahi penjago bondar yang dipilih melalui rapat adat masyarakat setempat. Melalui tradisi ini, masyarakat Desa Hatabosi berupaya menjaga kelestarian hutan dan konservasi air yang merupakan sumber utama untuk mendapatkan air bersih dan air untuk lahan pertanian.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement