Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Battery Corporation (IBC) telah resmi meluncurkan ekosistem baterai motor listrik di Indonesia. Disebut Battery Asset Management Service (BAMS), adalah sebuah platform ekosistem yang dapat mengakomodir pengguna motor dan konversi motor listrik menggunakan baterai yang sama.
Peluncurannya sendiri, dilakukan di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Menariknya, dari beberapa tamu undangan yang hadir dalam peluncuran sistem baterai IBC ini, terlihat Thomas Wijaya, Executive Vice President Director (EVPD) PT Astra Honda Motor (AHM).
Kemudian, timbul pertanyaan, apakah jenama asal Jepang yang sudah berencana untuk meluncurkan dua motor listriknya di Indonesia pada tahun ini, juga akan menggunakan baterai buatan lokal tersebut?
"Memenuhi undangan saja," ujar Thomas, tanpa memberikan keterangan apapun saat ditemui Liputan6.com, di tempat acara.
Mencoba mengonfirmasi kepada Toto Nugroho, Direktur Utama IBC, pihaknya juga tidak memberikan keterangan lebih jelas. Tapi yang pasti, IBC memang sudah melakukan pembicaraan terkait baterai motor listrik kepada Honda, meskipun detailnya belum bisa disampaikan.
"Kita sudah ada pembicaraan, tapi detailnya tidak bisa disebut di sini. Seperti yang disampaikan, bahwa apapun jenis motor listriknya, baterainya IBC listriknya PLN," tutup Toto.
Baterai Buatan IBC
Sementara itu, dalam peluncuran BAMS ini, ada sebanyak enam pelaku industri motor listrik, yaitu Gesits, Alva, Volta, Viar, United, dan konversi motor listrik, yaitu Bintang Racing team dan Spora EV yang sudah sepakat menggunakan sistem baterai milik IBC.
Target produksinya sendiri, IBC siap membuat sebanyak 21 ribu baterai pack pada 2023. Dengan sebanyak 15 ribu untuk motor listrik dan 6.000 lainnya akan tersebar di swapping station di seluruh Indonesia
Advertisement