Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kolombia melakukan operasi penyelamatan besar-besaran untuk mencari empat anak yang terjatuh di Hutan Amazon akibat kecelakaan pesawat pada Kamis, 1 Mei 2023 lalu.
Operasi penyelamatan itu semakin digencarkan usai Presiden Kolombia Gustavo Petro dikecam oleh warganet. Sebab, Gustavo Petro sempat mengumumkan anak-anak hilang itu sudah ditemukan pada pertengahan Mei. Padahal, keberadaan mereka saat itu masih belum ditemukan.
Advertisement
Pencarian semakin masif dilakukan. Tentara Kolombia akhirnya bekerja sama dengan warga asli sekitar Hutan Amazon untuk mencari keberadaan Lesly (13), Soleiny (9), Tien Noriel (4), dan Christin (1).
Setidaknya ada 150 tentara, puluhan sukarelawan dari warga setempat, dan anjing pelacak diterbangkan ke daerah yang terkenal berbahaya tersebut.
"Kerja sama antara angkatan bersenjata dengan warga setempat, yang jelas lebih mengenal hutan itu daripada kita. Pekerjaan itu berhasil," ujar Jenderal Pedro Sánchez selaku pemimpin Operation Hope mengutip NBC News, Rabu (14/6/2023).
Makanan Disebar Lewat Helikopter
Tentara Kolombia sempat menjatuhkan kotak makanan ke Hutan Amazon dari helikopter. Harapannya agar anak-anak itu bisa terbantu untuk bertahan hidup.
Pesawat yang terbang di atas area Hutan Amazon turut menembakkan suar untuk memberikan tanda penerangan pada tentara yang bertugas di malam hari.
Tak berhenti di sana, para tentara penyelamat menggunakan pengeras suara untuk memutarkan pesan dari nenek anak-anak itu. Pesan berisikan perintah agar mereka tetap bertahan di satu titik saja.
Kondisi Anak-Anak Sudah Sangat Lemah
Pedro mengungkapkan bahwa Lesly, Soleiny, Tien Noriel, dan Christin berhasil ditemukan sekitar 3 mil dari lokasi kecelakaan. Mereka berada di sebuah area terbuka kecil di provinsi Caquetá, Kolombia.
Tim penyelamat datang dalam jarak sekitar 70 hingga 170 kaki dari anak-anak.
"Anak-anak terutama yang paling kecil sudah sangat lemah, dan kekuatan mereka hanya cukup untuk bernapas, meraih buah kecil yang hendak mereka makan, atau minum setetes air di hutan," ujar Pedro.
Saking lebatnya kondisi Hutan Amazon, helikopter penyelamat tidak punya ruang untuk mendarat. Alhasil, keempat anak tersebut harus diangkat dengan tali satu per satu.
Advertisement
Anjing Pelacak dan 1 Pasukan Ikut Hilang
Dalam proses pencarian, anjing pelacak yang bertugas dan seorang gembala dari Belgia bernama Wilson ikut hilang. Mereka terpisah dari regu pencari utama.
Kakek dari anak-anak tersebut mengungkapkan bahwa anjing itu sudah menemani anak-anak dan menjadi teman setia mereka, sebelum hilang ke dalam hutan.
Seperti diketahui, Hutan Amazon masuk dalam daftar hutan paling berbahaya di dunia. Dalam 24 jam sehari, Hutan Amazon diliputi hujan selama 16 jam.
Selain itu, Hutan Amazon sangat lebat dikelilingi pepohonan yang menutupi areanya hingga daratannya sulit terlihat dari atas.
Cara 4 Anak Bisa Bertahan Hidup
Jenderal Pedro Sánchez selaku pemimpin operasi pencarian mengungkapkan bahwa mereka bisa bertahan hidup karena tiga faktor.
"Pertama-tama, keinginan mereka untuk mempertahankan hidup. Kedua, mereka adalah masyarakat adat, sehingga mereka memiliki kekebalan terhadap begitu banyak bahaya di dalam hutan. Ketiga, mereka kenal dengan hutan," ujar Pedro.
Keempatnya ditemukan masih hidup dalam keadaan sangat kurus melalui operasi penyelamatan yang dilakukan oleh pasukan yang akrab disebut Operation Hope setelah mereka menyisir lebih dari 1.600 mil area Hutan Amazon.
Advertisement