Aturan Keluarga Satu Partai Dinilai Beri Dampak Positif bagi PDIP

PDIP mengingatkan Kaesang Pangarep soal AD/ART PDI Perjuangan, di mana satu keluarga harus berasal dari satu partai yang sama.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2023, 21:33 WIB
Jajaran DPP PDIP antara lain Ketua DPP Prananda Prabowo, Ketua DPP Puan Maharani, Ketua DPP Komarudin Watubun berfoto bersama peserta Rakernas. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - PDIP mengingatkan Kaesang Pangarep soal AD/ART PDI Perjuangan, di mana satu keluarga harus berasal dari satu partai yang sama. Ini mengingat Gibran Rakabuming Raka, Joko Widodo dan Bobby Nasution merupakan kader partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Pengamat politik Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, mengatakan aturan tersebut merupakan upaya PDIP untuk mengikat kader beserta keluarga. Ini tentu memberikan dampak positif untuk internal partai.

“Bukan soal ideologis tapi cara partai untuk mengikat kader partai dan keluarganya. Jika bicara membangun soliditas partai, cara ini bisa efektif dan bagus,” katanya.

Namun, aturan tersebut menjadi tantangan bagi Kaesang yang baru akan terjun ke politik. Mengingat putra Presiden Jokowi itu pertama kali dijagokan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Kaesang harus maju dari PDIP karena aturan internal PDIP tentu menjadi batu ujian bagi keluarga Jokowi, termasuk Kaesang dalam loyalitasnya pada partai,” ujarnya.


Kaesang Diyakini Bakal Maju lewat PDIP

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meyakini putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep akan maju menjadi Depok 1 alias maju Pilwalkot Depok 2024, melalui PDI Perjuangan.

Said menyebut keyakinan itu bukan tanpa alasan. Sebab menurut dia, bakal ada pihak-pihak yang coba mengganggu PDIP agar partai tersebut menjadi besar lewat popularitas seseorang.

"InsyaAllah Mas Kaesang akan lewat PDIP," kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, dikutip Rabu (14/6).

Apalagi, dia menilai, partai kecil bakal mengganggu partai besar agar mendapat respons dari publik.

"Karena apa? Ini kan selalu ada pihak-pihak yang ganggu, yang mengganggu itu biasanya karena ingin partainya ingin jadi besar maka mengganggu yang besar," ujar Said.

"Kalau partainya kecil mengganggu sesama yang kecil dia tidak jadi berita. Kalau mengganggu partai besar supaya masuk parlemen, selalu akan ganggu," sambung dia.

Lebih lanjut, Said menjelaskan soal aturan di dalam AD/ART PDI Perjuangan, di mana satu keluarga harus berasal dari satu partai yang sama.

Sama halnya seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabumi Raka merupakan kader PDIP. Termasuk permasalahan kader di Maluku.

"Sama seperti kasus di Maluku. Gubernur sama istrinya berbeda partai, kan sekarang pertanyaan saya ke kawan-kawan semua, make sense enggak yah kalau saya di PDIP tiba-tiba istri saya di partai lain. Kan ideologinya dipertanyakan orang, orientasi politiknya juga dipertanyakan orang. Iya dong. Kira-kira seperti itulah," jelas Said.

 

Infografis Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bicara Koalisi Besar. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya