Tiga Kabupaten di Sulteng Jadi Zona Merah Wabah Demam Babi

Tiga daerah di Sulawesi Tengah menjadi zona merah penyebaran virus Demam Babi. Hingga kini sudah lebih dari 7.000 ternak babi yang terjangkit virus tersebut.

oleh Heri Susanto diperbarui 16 Jun 2023, 05:00 WIB
Seorang peternak di Kabupaten Sigi membersihkan kandang babi mencegah serangan virus Demam Babi. (Foto: Heri Susanto/Liputan6.com).

Liputan6.com, Palu - Wabah African Swine Fiver (ASF) atau Demam Babi di Sulawesi Tengah belum terkendali, bahkan tiga kabupaten telah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran.

Tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yang menjadi zona merah penyebaran wabah ASF tersebut yakni Morowali Utara, Poso, dan Parigi Moutong.

Hingga kini berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sulteng total sebanyak 7.898 ternak babi terkonfirmasi positif Demam Babi. Di antara jumlah itu sebanyak 3.000 ekor mati atau terpaksa disembelih.

Jumlah kasus terbanyak ditemukan di Parigi Moutong yakni 4.888 kasus. Selanjutnya Poso sebanyak 2.971 kasus dan di Morowali Utara sebanyak 39 kasus.

"Masih banyak ternak babi yang bergejala sama dan mati mendadak tetapi harus dilakukan uji laboratorium," Kabid Keswan dan Kesmavet Disbunak Sulteng, Dandi Alfita mengungkapkan, Selasa (13/6/2023).

Dandi menyebut wabah ASF menjadi momok menakutkan saat ini bagi peternak babi lantaran tingkat kematiannya yang tinggi dibanding wabah PMK.

Pengendalian wabah tersebut saat ini masih dilakukan dengan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak yang terinfeksi dan pengawasan lalu-lintas ternak antarkabupaten dan provinsi.

Dandi mengungkapkan pihaknya juga menggunakan serum konvalensen untuk mencegah penyebaran wabah yang lebih luas. Namun efektifitas serum itu hanya 20 persen.

Virus Demam Babi di Sulawesi Tengah pertama kali ditemukan di Kabupaten Poso pada Januari 2023 lalu. Virus itu lalu mewabah ke Morowali Utara dan Parigi Moutong melalui lalu-lintas ternak. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya