Liputan6.com, Luzino - Pernahkan Anda melihat film atau mendengarkan kisah mengenai vampir? Makhluk yang konon katanya mengonsumsi darah manusia dan seringkali dijadikan subjek dalam berbagai jenis hiburan.
Vampir biasa dijuluki sebagai pengisap darah atau orang mati yang hidup kembali. Sosok tersebut diketahui secara luas oleh orang-orang di seluruh dunia, namun nyatanya keberadaan asli mereka tidak pernah benar-benar terbukti sehingga hanya menjadi sebatas legenda rakyat.
Advertisement
Namun pekan lalu, ada yang mengklaim telah menemukan kuburan vampir.
Media Mirror yang dikutip Senin (19/6/2023) melaporkan, sebuah lubang pemakaman massal yang dipenuhi ratusan kerangka diduga vampir telah ditemukan oleh para pekerja yang menggali jalan di Polandia.
Mereka mengklaim menemukan 450 kerangka yang diduga pengisap darah itu di Luzino, bagian timur laut Polandia. Banyak di antaranya dalam kondisi telah dipenggal dan dalam posisi yang aneh.
Ada juga kerangka yang memiliki koin di mulut, serta tengkorak di antara kaki mereka - yang diyakini orang Eropa abad ke-19 akan dilakukan untuk membalikkan "kutukan vampir".
Maciej Stromski, seorang arkeolog yang dipanggil untuk menggali tulang, mengatakan, "Kami menemukan contoh kepercayaan pada orang mati yang bisa kembali hidup dari kubur, yang hanya bisa dihentikan dengan pemenggalan kepala."
"Diyakini bahwa jika seorang anggota keluarga meninggal tak lama setelah pemakaman, maka bisa jadi dia adalah vampir. Oleh karena itu, setelah penguburan, kuburan digali lagi dan kepala almarhum dipotong, yang kemudian diletakkan di kaki," papar Stromski.
"Mereka juga menemukan contoh kerangka seorang wanita setelah pemenggalan kepala. Tetapi yang ini memiliki tengkorak seorang anak yang diletakkan di dadanya," imbuh Stromski.
Sekitar sepertiga kuburan berisi kerangka dengan batu bata yang diletakkan di samping kaki, lengan, dan kepala mereka, lapor MailOnline.
Penemuan Kerangka Vampir Tahun 2022
Baru tahun 2022 lalu, seorang wanita yang diduga vampir, ditemukan dengan sabit yang menjepit lehernya ke tanah di pemakaman desa di Pien, Polandia juga. Wanita itu memiliki jari kaki yang digembok, yang menurut takhayul akan mencegahnya hidup kembali.
Uniknya, kepalanya ditutupi dengan topi sutra, hal ini menunjukkan bahwa dia mungkin seorang wanita bangsawan.
Situs kuburan seperti ini tidak jarang ditemukan di Polandia karena takhayul yang diyakini secara luas dan legenda rakyat tentang orang mati yang hidup kembali dan mengisap darah orang hidup.
Pada banyak situs serupa, tengkoraknya bahkan memiliki batang logam yang dipalu.
Advertisement
Alat Pembunuh Vampir Seharga Rp245 juta
Beberapa bulan sebelumnya, konon peralatan pembunuh vampir yang pernah dimiliki seorang bangsawan Inggris terjual di pelelangan dengan harga lebih dari £13.000 (Rp 245 juta).
Peralatannya merupakan kotak yang dapat dikunci (berasal dari abad ke-19) dan beberapa benda suci yang digunakan untuk menangkal vampir, termasuk dua salib kuningan di tutupnya.
Di dalamnya ada lebih banyak salib, pistol, air suci, tasbih, dan Alkitab.
Tidak lupa juga alat paling penting dari semua barang yang digunakan untuk menghancurkan mayat hidup - palu kayu dan pancang untuk ditancapkan ke jantung mereka.
Kotak itu, yang dulunya milik mantan administrator India Lord William Hailey, diperkirakan bernilai £2.000 hingga £3.000 (Rp30-50 juta), tetapi akhirnya laku seharga £13.000 (Rp 245 juta) karena bunga melonjak.
Isu Vampir Pengisap Darah 5 Tahun Lalu
Sementara itu, sekitar lima tahun yang lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan telah menarik stafnya dari dua distrik di wilayah Malawi Selatan. Penarikan staf tersebut bukan tanpa alasan. Isu kehadiran vampir di wilayah tersebut adalah alasannya.
Dikutip dari laman Guardian, Selasa (10/10/2017), kala itu isu adanya hantu vampir di Malawi bagian selatan kian merebak dan membuat resah warga.
Masyarakat setempat diketahui masih mempercayai sesuatu hal yang berkaitan dengan ilmu sihir dan mistis. Padahal, sudah banyak lembaga bantuan dan LSM internasional yang bermukim di sana.
Ditempatkannya lembaga bantuan, termasuk staf PBB, menyusul terjadinya rentetan kekerasan yang sempat meletus di Malawi pada tahun 2002.
Ditariknya staf PBB yang bertugas di sana bermula dari kabar kematian lima orang warga setempat, yang tiba-tiba tewas akibat diisap darahnya oleh vampir.
Untuk baca cerita lengkapnya, klik di sini.
Advertisement