Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menyatakan saat ini fokus menciptakan dan meningkatkan laba platform Vidio sebelum menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Sutanto Hartono menuturkan, investor selalu melihat waktu untuk dapat exit, dan salah satunya melalui penawaran umum perdana atau IPO. Di sisi lain, Surya Citra Mediajuga perlu menciptakan kinerja keuangan positif untuk Vidio agar memberikan kepercayaan kepada investor baru dalam hal ini publik sehingga patut sebagai portofolio investasi.
Advertisement
"Jadi investor selalu lihat kapan bisa exit. Salah satu paling nyaman IPO. Kami mendapatkan pressure healthy untuk kapan siap menuju langkah IPO. Tetapi lihat dua hal IPO, kesiapan semacam confident kepada investor baru. Dalam hal ini kita sudah memiliki buttomline healthy memang patut untuk investasi," ujar dia saat paparan publik perseroan, Rabu (14/6/2023).
Selain itu, Sutanto menuturkan, IPO bukan merupakan sesuatu yang tak bisa dipaksakan karena juga memperbaiki kinerja ke depan sehingga dapat menciptakan profitable. Apalagi terjadi pergeseran yang semula investasi untuk ciptakan pertumbuhan pengguna, tetapi saat ini juga menciptakan laba.
"Fokus growth subcription pengguna tetapi sekarang shifting dari investasi lebih ke profitable buttom line. Lakukan adjustment efisiensi fokus memberikan kontribusi nyata ke growth subcription. Perubahan butuhkan waktu, kami optimistis we are on the track," ujar dia.
Dukung RANS Entertainment
Selain itu, kondisi pasar modal juga jadi pertimbangan untuk melakukan IPO. Sutanto mengatakan, kondisi pasar modal tidak dalam kondisi optimal. "Sedang melakukan adjustment. Break even point (BEP) dalam waktu 2-3 tahun," ujar Sutanto.
Ia menambahkan, tentu saja kalau melihat BEP, ada tiga hal yang diperhatikan seperti subcription, advertising atau dari iklan iklan yang masuk, dan pengembangan bisnis yang relevan dengan platform Vidio.
Demikian juga RANS Enternatiment. Sutanto menuturkan, RANS Entertainment memiliki potensi luar biasa dengan jumlah pengikut yang signifikan dan kreativitas. "Satu keluarga bisa memiliki 140 juta followers subcriber, kalau kita jalankan itu luar biasa. Kita di grup Emtek dengan segala macam aset digital baru 185 juta, itu satu grup. Ini satu keluarga 140 juta," ujar dia.
Namun, ia melihat potensi RANS Entertainment berbeda dari yang dilakukan korporasi. Oleh karena itu butuh dukungan untuk mempersiapkan seperti korporasi sehingga dapat IPO.
"Saat ini RANS seakan-akan dari perusahaan keluarga growth cepat butuh support. Apalagi siapkan IPO," ujar dia.Oleh karena itu, Sutanto menuturkan, bila ditanya kapan IPO untuk Vidio dan RANS Entertainment belum dapat dilakukan dalam satu tahun ini. "Apakah IPO dalam setahun ini?Jawabannya tidak. Demikian juga RANS," ujar dia.
Advertisement
Momen Pemilu Bakal Angkat Kinerja
Sebelumnya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) berharap momen pemilihan umum (Pemilu) 2024 dapat mendorong pertumbuhan belanja iklan di tengah tantangan makro ekonomi.
Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono menuturkan, saat ini industri televisi hadapi tantangan makro ekonomi setelah pandemi COVID-19. Ini ditunjukkan dari konsumsi masyarakat yang hati-hati sehingga berdampak terhadap belanja iklan industri barang konsumsi. Sutanto mencontohkan, saat momen Ramadhan yang biasanya belanja iklan tinggi, tetapi relatif biasa pada 2023.
"Pascapandemi masyarakat melakukan kegiatan mudik secara full. Travelling jadi mahal dengan tiket pesawat mahal demikian juga hotel, ini menjadi prioritas masyarakat sehingga masyarakat tidak spending lebih di kebutuhan sehari-hari. Ini dinamika tahun ini," ujar dia saat paparan publik perseroan, Rabu (14/6/2023).
Selain itu, bisnis digital seperti e-commerce, edu tech yang melakukan ekspansi agresif dalam delapan tahun terakhir dengan kegiatan pemasaran mulai fokus untuk menghasilkan laba. Hal ini seiring permintaan investor untuk pelaku usaha bisnis digital ciptakan laba dan bukan lagi pertumbuhan.
"Ada perubahan animo investor sekarang ini tak lagi tuntut growth tapi profitabilitas sehingga mengubah melakukan ekspansi dan bagaimana mereka lakukan ekspansi salah satunya kurangi spending, kurangi pegawai terjadi pengurangan pegawai di mana-mana dan pengurangan marketing expenses. Biasanya expenses growth dominan kita terkena imbasnya," ujar dia.
Akan tetapi, pada 2023, menurut Sutanto kondisi makro ekonomi lebih dominan pengaruhi industri televisi. Hal ini seiring platform digital global juga alami penurunan pada kuartal I 2023.
"Saat ini digital juga ada saingan dengan influencer, hal dinamika terjadi tahun ini disebabkan kekuatan growth ekonomi kita, tetapi ini bukan pertama kali. Kalau melihat ke belakang momen tahun-tahun tertentu pressure penurunan, tetapi kita optimis siklus. Kita bicara soal pemilu mengharapkan jadi salah satu economy growth terjadi pertukaran di masyarakat," ujar dia.
Jangkauan Media Televisi
Ia berharap pemilu dapat berjalan aman dan sukses sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada investor untuk investasi pada 2024. Dengan demikian ekonomi dapat kembali pulih sehingga meningkatkan belanja iklan.Sutanto mengatakan, pihaknya mengantisipasi belanja pemilu setiap lima tahun sekali. Ia optimistis media televisi masih menjadi pilihan untuk belanja iklan pemilu.
"Media televisi merupakan paling massal jangkau masyarakat untuk partai, caleg, dan capres pasti membutuhkan exposure signifikan," kata dia.
Selain mengandalkan televisi free to air (FTA), perseroan juga mengembangkan model bisnis influencer sebagai salah satu pilihan untuk pemasaran.
"Kami tak hanya fokus ke FTA tapi masuk ke bidang-bidang memerlukan service level berbagai jenis marketing contoh influencer memiliki bisnis yang melakukan influencer management. Investasi di RANS sehingga nanti kita harapkan kegiatan pemilu tak hanya televisi tetapi juga bisnsi unit lain bergerak di bidang jasa," ujar dia.
Advertisement