Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 782,55 miliar atau Rp 35 per saham. Rencana pembagian dividen ini telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan pada 13 Juni 2023.
Pembagian dividen ini mengacu pada laporan keuangan perseroan tahun buku 2022. Di tengah fluktuasi harga komoditas dan kenaikan biaya distribusi yang harus ditanggung, sekaligus menjaga kondisi keuangan yang kuat, perseroan tetap berhasil mengembalikan gross margin tanpa kehilangan pertumbuhan dan pangsa pasar, sehingga Mayora Indahberhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 30,67 triliun atau naik 9,9 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 27,91 trilliun.
Advertisement
Sehingga, pada periode tersebut Mayora membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,97 triliun, naik 62,68 persen yoy. Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 2 miliar dari laba bersih 2022 dialokasikan untuk dana cadangan.
Kemudian sisanya sekitar Rp 1,19 triliun dimasukkan sebagai laba yang ditahan. Sampai dengan 31 Desember 2022, jumlah ekuitas perseroan tercatat sebesar RP 12,83 triliun. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/6/2023), berikut jadwal pembagian dividen tunai PT Mayora Indah Tbk:
- Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 21 Juni 2023
- Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 22 Juni 2023
- Tanggal cum dividen di pasar tunai: 23 Juni 2023
- Tanggal ex dividen di pasar tunai: 26 Juni 2023
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 23 Juni pukul 16.00 WIB
- Tanggal pembayaran dividen: 11 Juli 2023
Keputusan Tebar Dividen 2022
Sebelumnya, emiten produsen Kopiko, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 35 per saham. Dengan demikian, dividen tunai yang dibagikan mencapai 39,72 persen dari laba bersih dengan total Rp 782,55 miliar.
Pembagian dividen tunai telah sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham pada 13 Juni 2023. Dividen tunai tersebut akan mulai dibagikan pada 11 Juli 2023.
Di sisi lain, di tengah fluktuasi harga komoditas dan kenaikan biaya distribusi yang harus ditanggung, sekaligus menjaga kondisi keuangan yang kuat, perseroan tetap berhasil mengembalikan gross margin tanpa kehilangan pertumbuhan dan pangsa pasar, sehingga perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 30,67 triliun atau naik 9,9 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 27,91 trilliun.
Sehingga, perolehan laba bersih pun meningkat 62,68 persen menjadi Rp 1,97 triliun pada 2022.
Direktur Mayora Indah Ricky Afrianto mengatakan, sampai dengan akhir Maret 2023, perseroan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 8,45 triliun atau meningkat sebesar 11,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 737 miliar atau naik hingga sebesar 134,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 314 miliar.
"Keberhasilan ini berhasil diraih berkat membaiknya laba kotor perseroan sebagai hasil dari implementasi strategi perseroan sepanjang 2022 serta semakin selektif nya kegiatan promosi yang dilakukan perseroan sepanjang kuartal I 2023," kata Ricky.
Selain itu, ia meyebut, untuk mendukung pertumbuhan bisnis, Mayora telah menyiapkan pabrik baru yang berlokasi di Balaraja dan Purwosari untuk meningkatkan 30 persen kapasitas produksi biskuit dan wafer dengan total investasi mencapai Rp 3,7 triliun. Pabrik baru ini akan mulai beroperasi pada 2024
Advertisement
Kinerja Keuangan Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membukukan pertumbuhan baik penjualan dan laba selama kuartal I 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (2/5/2023), PT Mayora Indah Tbk mencatat penjualan Rp 8,45 triliun hingga kuartal I 2023. Penjualan perseroan 11,42 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,58 triliun.
Penjualan itu mendorong laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 137,64 persen menjadi Rp 727,21 miliar. Pada kuartal I 2022, perseroan membukukan laba Rp 306 miliar. Beban pokok penjualan tercatat Rp 6,13 triliun pada kuartal I 2023, naik 3,42 persen dari periode kuartal I 2022 sebesar Rp 5,93 triliun. Dengan demikian, laba kotor tumbuh 40,15 persen menjadi Rp 2,31 triliun. Pada kuartal I 2022, perseroan catat laba kotor Rp 1,65 triliun.
Perseroan mampu menekan beban usaha. Beban usaha perseroan susut 3,9 persen menjadi Rp 1,16 triliun pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,21 triliun.
Laba usaha tercatat Rp 1,15 triliun hingga kuartal I 2023. Laba usaha perseroan bertambah 160,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 441,53 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba per saham Rp 33 pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14.
Perseroan mencatat ekuitas Rp 13,57 triliun pada kuartal I 2023 dari Desember 2022 Rp 12,83 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 9,54 triliun pada kuartal I 2023 dari periode Desember 2022 Rp 9,44 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 23,11 triliun pada kuartal I 2023.
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya,, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Perseroan membukukan penjualan bersih Rp 30,66 triliun, meningkat 9,89 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,90 triliun.
Mengutip laporan keuangan Mayora Indah, ditulis Minggu (2/4/2023), beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai Rp 23,82 triliun atau naik 13,53 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 20,98 triliun.
Dengan demikian, laba kotor Mayora Indah menurun 1,30 persen menjadi Rp 6,83 triliun pada 2022 dari Rp 6,92 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 37,28 persen menjadi Rp 2,43 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,77 triliun.
Hingga akhir 2022, Mayora Indah mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,94 triliun. Laba bersih perseroan melonjak 64,40 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,18 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 22,27 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 19,91 triliun. Kemudian, liabilitas MYOR Rp 9,44 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,55 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 12,83 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 11,36 triliun.
Advertisement
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2 triliun pada 2022.
Direktur Keuangan PT Mayora Indah Tbk, Hendrik Polisar mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk peluasan pabrik biskuit dan wafer.
“Untuk capex 2022 kami perkirakan sekitar Rp 2 triliun. Spending sampai dengan April itu sekitar Rp 310 miliar,” ungkap Hendrik dalam paparan publik perseroan, Selasa (28/6/2022).
Adapun perluasan pabrik diperkirakan menelan belanja modal sekitar Rp 3,6 triliun yang terbagi untuk tahun ini dan tahun depan. Hendrik menambahkan, pembiayaan belanja modal sebagian besar berasal dari bank.
“Untuk pembiayaan kita usahakan dari beberapa bank, kurang lebih dua per tiga dari kebutuhan. Jadi kalau untuk 2022, kurang lebih Rp 1,3 triliun,” ujar dia.