Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak mempersoalkan pengawas atau mandor pembangunan proyek ibu kota negara (IKN) Nusantara (IKN) adalah orang asing.
Advertisement
Jokowi tak masalah karena itu hanya satu atau dua. Dia mengatakan, hal itu dilakukan agar hasil pembangunan IKN menjadi berkualitas.
"Mandor apa? beda loh mandor sama pengawas. Memang sudah diusulkan dalam rapat kalau hanya satu, dua untuk urusan kualitas barang nanti yang dihasilkan. Nanti kalau jelek gimana kualitasnya," ujar Jokowi, Jakarta, Kamis (15/6/2023).
"Kali hanya satu, dua yang mengarahkan yang bisa mengontrol mengawasi supaya hasilnya bisa kualitas baik kenapa tidak," kata Jokowi.
Kepala negara membantah bila penggunaan pengawas asing itu semata-mata untuk memuluskan investor luar.
"Enggak, enggak ya karena kita ingin menaikan level kualitas kita. Jangan nanti hasilnya nanti kaya SD Inpres mau?" ucap Jokowi.
Sebelumnya, Ketua tim percepatan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara Luhut Binsar Pandjaitan mengakui telah memilih warga negara asing (WNA) untuk menjadi pengawas mega proyek ini.
Alasannya, Luhut tak ingin pembangunan Istana Negara yang waktunya terbatas ini dikerjakan secara asal-asalan.
Alasan Luhut Gunakan Pengawas Asing
“Oleh karena itu saya lapor ke Presiden terpaksa pengawas itu, mohon maaf dengan segala hormat pakai bule-bule untuk menjaga kualitas,” kata Luhut di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
“Jadi jangan Istana Presiden itu jadi tapi kualitasnya tidak bagus,” ungkap Menko Luhut.
Dia pun berjanji pada tanggal 17 Agustus 2024, peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-79 sudah bisa dilaksanakan di halaman Istana Negara IKN Nusantara.
“Harus 17 Agustus tahun depan kita bisa upacara di sana,” kata Luhut
Advertisement