Liputan6.com, Jakarta - Ketua Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI Putu Supadma Rudana melakukan kunjungan bilateral ke Papua Nugini. Dia mengungkap, sebagai negara G20 dan negara tetangga terdekat dengan Indonesia, Papua Nugini ingin dilibatkan pembahasan soal investasi saat Presiden Jokowi ada kesempatan berkunjung.
“Ada beberapa pesan Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape dan Penjabat Ketua Parlemen Papua Nugini, Koni Iguan. Sebagai negara G20 dan negara tetangga terdekat dengan Indonesia, mereka berharap banyak adanya peningkatan kerjasama dari sektor ekonomi, sosial budaya, pendidikan, perguruan tinggi, dan investasi,” ujar Putu dikutip dalam keterangan diterima, Kamis (15/6/2023).
Advertisement
Putu meyakini, hubungan kedua negara yang sudah terjalin lama membutuhkan inovasi. Karena itu, diharapkan fokus pembahasan kedua negara tidak hanya sebatas border atau masalah perbatasan kedua negara.
“Mereka sangat berharap agar adanya kerjasama dengan kita dari berbagai sektor seperti peningkatan ekonomi, peningkatan investasi, peningkatan kerja sama people to people, pariwisata, direct flight dan lainnya,” jelas dia.
Legislator asal Bali ini mengatakan, Papua Nugini sangat berharap agar Indonesia berbagai sektor seperti peningkatan ekonomi, peningkatan investasi, peningkatan kerja sama people to people, pariwisata, direct flight dan lain-lain.
Putu pun mendorong, rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Papua Nugini harus menjadi momentum kunjungan yang komprehensif. Menurut informasi sementara, Jokowi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Papua Nugini pada 6 Juli 2023.
Harap Jokowi Ajak Menteri ke Papua Nugini
Putu berharap, Presiden Jokowi bisa mengajak lebih banyak Menteri Kabinet Indonesia Maju ke Papua Nugini saat kunjungan kerjanya. Termasuk, Menteri BUMN, Menteri Pertahanan, Menteri Perdagangan dan juga tentu MenteriIinvestasi.
“Hadirkan Indonesia secara nyata. Indonesia harus menunjukkan perusahaan BUMN hadir di Papua Nugini, hadirkan perusahaan energi kita dimana kebutuhan akan listrik sangat besar, hadirkan perusahaan karya kita agar dapat turut dalam mengerjakan berbagai proyek di Papua Nugini,” harap Putu.
Putu memastikan, apabila Indonesia ingin dihargai dan dihormati teritorial integrity, tentu salah satunya melalui kerja sama budaya, menghargai dan menghormati budaya dan seni mereka serta mengapresiasinya dalam bentuk pertukaran budaya.
“Ini yang harus kita jaga, jangan kita abai. Karena kalau dia sikapnya berubah, tentu akan menjadi tantangan dalam meneguhkan NKRI. Ini situasi yang sangat penting dan urgent,” dia menandasi.
Advertisement