Liputan6.com, Jakarta Menuju visi Indonesia Emas 2045, generasi muda Indonesia harus mampu mengembangkan berbagai keahlian sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu keahlian yang perlu dikembangkan adalah bahasa baik bahasa lokal hingga bahasa coding.
“Generasi muda Indonesia ke depan harus bisa menjadi generasi emas yang menguasai bahasa lokal, bahasa nasional, bahasa internasional dan tentu bahasa coding,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa, dalam acara Indonesia Emas 2045 di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).
Advertisement
Generasi muda Indonesia harus cakap bahasa coding sebagai modal dasar untuk transformasi. Bahkan jika perlu bahasa coding diperkenalkan sejak anak-anak di usia sekolah dasar.
“Sehingga (bahasa coding menjadi) alat komunikasi manusia dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat serta menjadi contoh langkah transformasi.
Industrialisasi
Strategi besar lain menuju Indonesia Emas 2045 dengan industrialisasi untuk membangkitkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Tentunya industrialisasi juga tetap harus fokus pada industri-industri tertentu.
Pertumbuhan industri manufaktur juga harus digenjot dari capaian yang ada saat ini. Targetnya, industri ini harus bisa memberikan andil kepada pertumbuhan ekonomi hingga 30 persen.
“Pertumbuhan industri manufaktur kita harapkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sehingga kontribusi manufaktur ke PDB (Produk Domestik Bruto) bisa mencapai 30 persen,” kata dia.
Pendapatan per Kapita
Suharso mengatakan visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kepemimpinan dan pengaruh yang kuat di dunia internasional.
Pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara dengan pendapatan per kapita setara negara maju. Targetnya antara USD 21.000 sampai USD 30.300 per kapita.
Kemudian, tingkat kemiskinan mendekati 0 persen dan ketimpangan berkurang.
Sehingga untuk mewujudkan target tersebut, Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 telah merumuskan 8 Agenda Pembangunan, 17 Arah Pembangunan yang diukur melalui 45 Indikator Utama Pembangunan.
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan 20 tahunan, perencanaannya pun telah melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kontribusi berbagai pihak ini untuk menajamkan target dan sasaran pembangunan agar mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.
“Proses rencana pembangunan RPJPN ini kedua kali di masa reformasi telah melibatkan stakeholder dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, guru besar hingga millennial,” pungkasnya.
Advertisement