Liputan6.com, Jakarta - Emiten tambang pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyiapkan belanja modal hingga Rp 14 triliun. Belanja modal tersebut telah terserap sekitar Rp 300 miliar sampai dengan Rp 400 miliar pada kuartal I 2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan mengatakan, dana belanja modal tersebut dialokasikan untuk inisiatif baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Hingga kuartal I 2023, Antam baru merealisasikan belanja modal 24 persen dari dana yang dianggarkan.
Advertisement
"Target capex tahun ini Antam cukup besar berkisar Rp 10-14 triliun, karena memang kita mempunyai inisiatif EV battery memang sampai dengan kuartal I ini realisasinya relatif rendah Rp 300-400 miliar. Tetapi karena ini inisiatif strategis akan terealisasi semester tahun berjalan karena memang semester I proses pengadaan," kata Elisabeth dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Adapun, perseroan pada tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba secara konservatif. Ini mengingat, terdapat penurunan harga komoditas.
"Kita cukup konservatif bahwa target pendapatan kita mungkin tidak terlalu jauh dari yang kita capai di 2022," kata dia.
Tak hanya itu, pada 2023, Antam terus berkomitmen melanjutkan proyek pengembangan strategis perusahaan. Pada 2023 Antam akan menyelesaikan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur yang memiliki kapasitas 13.500 TNI per tahun yang direncanakan akan memulai fase commissioning pada semester II 2023.
Pengembangan Hilirisasi Nikel
Antam juga tengah menjalankan pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik dimana pada Januari 2023 ANTAM telah menandatangani CSPA dengan HKCBL atas Sebagian kepemilikan saham ANTAM pada PT SDA (pembentukan JV Mining).
Selain itu, pada 4 Mei lalu ANTAM, PT IMC dan HKCBL menandatangani CSPA atas pengalihan Sebagian kepemilikan saham PT FHT untuk pengembangan dan pengoperasian kawasan industri sebagai lokasi pengembangan ekosistem EV Battery terintegrasi, serta perluasan dan atau pembangunan pelabuhan dan infrastruktur lainnya (pembentukan JV Kawasan Industri). Penandatanganan CSPA ini merupakan milestone Perusahaan atas upaya pengembangan EV Battery yang sedang dilakukan.
Terkait komoditas bauksit, Antam juga terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.
Tebar Dividen 2022
Sebelumnya, emiten tambang, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 50 persen atau Rp1,91 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 79,50 per saham.
"Dividen payout ratio 50 persen apabila dibagi per lembar saham Rp 79,50 per lembar saham," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang digelar pada Kamis, 15 Juni 2023.
Dalam RUPST Antam tersebut, telah diberhentikan dengan hormat Dolok Robert Silaban sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Basar Simanjuntak sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.
Dengan demikian, para pemegang saham menyetujui untuk mengalihkan tugas I Dewa Bagus Wirantaya, dari semula sebagai Direktur Operasi dan Produksi menjadi Direktur Pengembangan Usaha Perseroan dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan sebelumnya.
Pemegang saham juga menyetujui untuk mengangkat Hartono sebagai Direktur Operasi dan Produksi dan Achmad Ardianto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.
"Kami menyambut baik direksi yang baru, kami harapkan tetap bisa bekerja sama dengan baik sehingga kita bisa capai yang kita canangkan bersama untuk membuat Antam menjadi lebih baik lagi," kata Direktur Utama Aneka Tambang Nicolas D. Kanter.
Berikut ini merupakan susunan pengurus perseroan teranyar.
Susunan Dewan Komisaris
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: F.X. Sutijastoto
Komisaris Independen: Gumilar Rusliwa Somantri
Komisaris Independen: Anang Sri Kusuwardono
Komisaris: Bambang Sunarwibowo
Komisaris: Dilo Seno Widagdo
Susunan Direksi
Direktur Utama: Nicolas D. Kanter
Direktur Operasi dan Produksi: Hartono
Direktur Pengembangan Usaha: I Dewa Bagus Wirantaya
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Elisabeth RT Siahaan
Direktur Sumber Daya Manusia: Achmad Ardianto
Advertisement
Antam Resmi Spin Off Sebagian Usaha Nikel Rp 9,8 T
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam resmi melakukan spin off sebagian unit usaha nikel senilai Rp 9,85 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Kamis (13/10/2022), perseroan telah menandatangani akta pemisahan sebagian aktiva dan pasiva segmen usaha pertambangan Aneka Tambang ke dalam PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).
"Perseroan telah melakukan pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam perusahaan terkendali perseroan, yaitu NKA dan SDA, di mana pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan efektif pada 30 September 2022,” tulis manajemen perseroan, dikutip Kamis, 13 Oktober 2022.
Selain itu, pemisahan sebagian segmen usaha nikel ditindaklanjuti dengan peningkatan modal pada NKA dan SDA.
"Nilai penyertaan modal dari perseroan kepada NKA dan SDA secara keseluruhan adalah sebesar Rp 9.859.823.900.000,” tulis manajemen perseroan.
Segmen Usaha
Sementara itu, obyek pemisahan sebagian segmen usaha nikel adalah aktiva dan pasiva milik perseroan yang berada di wilayah izin usaha pertambangan Buli Serani, termasuk di dalamnya aset cadangan dan non-cadangan (tanah, prasarana, bangunan, mesin dan alat produksi, kendaraan dinas serta inventaris), yang mencakup area Tanjung Buli, Sangaji Utara, Moronopo, Sangaji Tenggara dan Sangaji Selatan.
Manajemen menjelaskan, hubungan afiliasi antara perseroan terhadap NKA dan SDA adalah NKA dan SDA merupakan perusahaan terkendali perseroan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan secara langsung sebesar 99,99 persen.
"Pemisahan sebagian segmen usaha nikel ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan karena NKA dan SDA selaku perusahaan penerima pemisahan adalah anak perusahaan terkendali yang 99 persen atau lebih sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Oleh karena itu, laporan keuangan NKA dan SDA akan tetap dikonsolidasikan ke dalam perseroan,” tulisnya.
Advertisement