Liputan6.com, Jakarta - Mohammad Jusuf Hamka lahir 5 Desember 1957 di Jakarta dengan nama Alun Joseph. Ia baru mualaf alias masuk Islam pada 1981. Pengucapan dua kalimat syahadat keturunan Tionghoa ini dibimbing langsung oleh ulama kharismatik H. Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab disapa Buya Hamka.
Jusuf Hamka bercerita awal mula tertarik dengan Islam di YouTube Helmy Yahya Bicara. Meskipun ia lahir dan dibesarkan di keluarga Tionghoa, tapi ia bergaul dengan orang-orang Islam. Mayoritas teman-temannya adalah muslim dan sering melaksanakan sholat.
“Islam ini telah membentuk karakter saya dari muda sebenarnya, karena teman-teman saya Islam semua,” kata Jusuf yang kini dikenal sebagai bos jalan tol, dikutip Kamis (15/6/2023).
Baca Juga
Advertisement
Ketertarikan pada Islam tidak terlepas karena toleransinya yang tinggi. Suatu hari ibunya sedang sakit yang nyaris stroke. Di depan rumahnya ada masjid yang mengumandangkan adzannya menggunakan pengeras suara.
“Saya waktu itu kan banyak teman teman muslim. Walau saya belum muslim saya berinteraksi. Saya bicara dengan pengurus masjidnya. Saya bilang, ‘Pak kiai ibu saya sakit, ibu saya suka kebangun malem kalo denger suara adzan. Boleh gak bantu saya tiga hari dikecilin sampe ibu saya sembuh atau nanti kami cari tempat saudara kami pindahin’,” cerita Jusuf.
Pengurus masjid itu bilang, “Alun, kamu gak usah khawatir. Kita gak pake speaker luar, speaker dalam aja. Kamu minta tiga hari? Saya kasih seminggu,”.
Seminggu kemudian ibu Jusuf sembuh dan tidak jadi terkena stroke. Hal ini tidak terlepas dari peran pengurus masjid yang mematikan pengeras suara luarnya atas permintaan Jusuf.
“Nah di situ saya lihat toleransi umat Islam luar biasa. Ini salah satu yang bawa saya masuk Islam sebenarnya,” ungkap pria yang disapa Babah Alun ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dipertemukan dengan Buya Hamka
Pada 1981 saat usia Jusuf 23 menuju 24 tahun, ia sempat melihat majalah yang memberitakan ada orang masuk Islam di Masjid Al-Azhar. Ia kemudian datang dan bertemu dengan Sekretaris Masjid Al-Azhar, Ustadz Zaini.
“Terus saya dibawa. Dibawa ketemu Buya Hamka, orang besar, orang hebat,” katanya.
Niat masuk Islam sudah ada, tapi Jusuf ingin belajar dulu sebelum mengucap dua kalimat syahadat. Namun, penjelasan Buya Hamka membuat dirinya mualaf saat itu juga.
“Kalau kamu pulang, kamu belum muslim padahal kamu niat masuk Islam, kamu kenapa-kenapa misal kecelakaan (lalu) meninggal sebagai kafir atau nonmuslim, dosanya di buya,” kata Buya Hamka.
“Oke deh saya masuk Islam. Bismillah. Akhirnya baca dua kalimat syahadat. Sah,” ujar Jusuf.
Advertisement
Diangkat Anak Angkat Buya Hamka
Tiga bulan kemudian ia dipanggil Buya Hamka. Sore-sore ia ke rumah Buya Hamka untuk menghadiri acara syukuran pada malam harinya. Ada sekitar 300-400 jemaah yang menghadiri syukuran Buya Hamka di aula Masjid Al-Azhar.
Siapa sangka, ternyata pada kesempatan itu ia diangkat sebagai anak angkat Buya Hamka. Ia juga diberi nama “Hamka” di belakang namanya, yakni Mohammad Jusuf Hamka. Ia juga mendapat cincin blue sapphire dari Buya Hamka.
“'Engkau aku angkat engkau sebagai anak ideologisku dan kuberikan nama Hamka. Tapi Kau punya tugas. Tugasmu membawa saudara-saudara teman Tionghoa bawa ke agama leluhur mereka, yaitu Islam. Selanjutnya Kau harus mengharumkan nama Islam,” kata Buya Hamka.
“Saya nggak bisa ngaji,” timpalnya.
Buya Hamka bilang, “Mengharumkan nama Islam kan bukan berarti kau bisa ayat-ayat. Dengan caramu bagaimana kau mengharumkan islam.”
“Alhamdulillah sekarang mengharumkan nama Islam dengan membuat nasi kuning, bikin masjid, itu lillahi ta'ala,” ucap Jusuf di hadapan Helmy Yahya.
Tidak Paksa Istri dan Anak Masuk Islam
Sejak menjadi seorang muslim, Jusuf Hamka tidak pernah memaksa istri dan anaknya masuk Islam. Bahkan, dengan keluarga yang berbeda agama dia bisa saling toleransi.
Seiring waktu, istri dan anaknya masuk Islam karena keinginannya sendiri.
"Anak tiga tadinya semua nonmuslim, ikut istri. Sekarang slow but sure, mereka became a muslim. Tidak pernah paksa, saya bebaskan,” tutur Jusuf Hamka.
Advertisement
Pengusaha Jalan Tol
Saat ini ia menjadi pengusaha muslim di bidang konstruksi, terutama pada pembangunan jalan tol. Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, Jusuf Hamka juga memiliki jabatan di berbagai perusahaan terkenal di Indonesia, seperti menjadi Komisaris Utama PT Mandara Permai, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri, dan masih banyak perusahaan ternama lainnya.
Meski menjadi orang kaya, Jusuf Hamka tetap berpenampilan sederhana. Di media sosialnya ia menulis moto “Banyak duit jangan sombong, gak banyak duit jangan bohong, gak punya duit jangan nyolong.”