Liputan6.com, Jakarta - PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo memastikan sisa dana hasil penawaran umum perdana initial public offering/IPO) bakal terserap seluruhnya pada 2023.
Direktur Utama Moratelindo, Jimmy Kadir menyebutkan, posisi akhir tahun lalu perseroan telah merealisasikan separuh dari dana IPO.
Advertisement
"Jika dilihat laporan per Desember 2022 itu kurang lebih sudah 50-60 persen (penyerapannya), di mana kami gunakan untuk investasi terhadap backbone, dan akses modal kerja. Target ke depannya tahun ini pasti habis tinggal sedikit lagi. Mungkin kuartal III sudah habis," kata dia dalam paparan publik perseroan, Kamis (15/6/2023).
Berdasarkan keterangan yang disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan telah menggunakan Rp 565,68 miliar dari total seluruh dana hasil IPO sebesar Rp 1 triliun. Sebesar Rp 272,22 miliar digunakan untuk perangkat telekomunikasi, Rp Rp 145,71 miliar jaringan telekomunikasi, dan sebesar Rp 147,19 miliar sebagai modal kerja.
Berdasarkan prospektus IPO, Moratelindo berencana mengalokasikan 85 perdana dana hasil IPO untuk kebutuhan investasi. Hal ini termasuk namun tidak terbatas pada ekspansi jaringan, termasuk backbone, lastmile, capacity upgrades, dan infrastruktur pasif. Sementara sisanya sebesar 15 persen akan dialokasikan untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan atau general corporate purposes.
Untuk tahun ini, perseroan fokus untuk mengmbangkan jaringan fiber to thre home (FTTH). Hal itu merujuk pada tingginya permintaan FTTH selama periode pandemi covid-19. Hal itu turut menjadi kunci pertumbuhan pada 2023.
"Ini menjadi key driver untuk meningkatkan pesan di tahun 2023 yang kami. Sesuaikan sesuai dengan pertumbuhan rata-rata industri sebesar single digit. Dan untuk bisnis tahun 2023, perusahaan akan terus meningkatkan infrastruktur jaringan telekomunikasi sesuai dengan core bisnis kami yaitu di Backbone," imbuh Jimmy memungkasi.
Moratelindo Incar Modal Rp 700 Miliar Lewat Penerbitan Sukuk, untuk Apa?
Sebelumnya, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) merencanakan penawaran umum berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 dengan target dana yang akan dihimpun sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3 triliun.
Sebagai awalan, perseroan akan menerbitkan dan menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 dengan sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya Rp 700 miliar.
Sukuk tersebut diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah sisa imbalan ijarah yang terbagi menjadi 2 (dua) seri. Yakni seri A dengan tenor 3 tahun dan seri B 5 tahun, yang dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment).
Sehubungan dengan rencana penerbitan dan penawaran Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 ini, Moratelindo telah memperoleh hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah idA+(sy) (Single A Plus Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Advertisement
Penggunaan Dana
Wakil Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia Tbk, Genta Andhika Putra menjabarkan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi rencana-nya akan digunakan utamanya untuk investasi.
"Sekitar 36 persen hasil penerbitan penawaran Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 akan digunakan untuk refinancing. Kemudian sekitar 57 persen akan digunakan untuk kebutuhan investasi dan sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha perusahaan," ungkap dia dalam paparan publik Penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan PT Mora Telematika Indonesia Tbk, Jumat (9/6/2023).
Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan Moratelindo.
Penjamin Emisi Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I ini terdiri dari PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas.
Aset Perseroan
Aset yang menjadi dasar (underlying asset) dalam penerbitan Sukuk Ijarah (Objek Ijarah) ini adalah hak manfaat yang berasal dari 42 persen Backbone dan 58 persen Access milik Perusahaan.
Moratelindo menyatakan bahwa Objek Ijarah yang menjadi dasar Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I ini tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal dan Perusahaan menjamin selama periode Sukuk Ijarah, aset yang menjadi dasar Sukuk Ijarah tidak akan bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal.
Sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan ini, Perseroan telah memperoleh persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 April 2023 dan memperoleh pernyataan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 6 Juni 2023.
Dengan demikian, perseroan telah memasuki masa penawaran awal (Bookbuilding) terhitung sejak 8 Juni 2023 sampai dengan 21 Juni 2023.
Advertisement