Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 6,4 triliun pada 2023. Dana tersebut telah diserap sekitar 20 persen hingga kuartal I 2023.
"Sudah terserap 20 an persen sudah kita realisasikan baik rutin maupun pengembangan," kata Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Advertisement
Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan konsisten melakukan ekspansi meski terdapat sejumlah tantangan. Salah satunya ekspansi di bidang energi baru terbarukan (EBT).
"Ekspansi kami nanti lebih banyak di kembangkan EBT dan tambah kapasitas eksisting produksi yang ada sekarang. Pada 2022 produksi kami 37 juta metrik ton (MT), 2023 kami memproyeksikan 41 juta MT," kata dia.
Jika dilihat dari sisi pegembangan, pada 2023 akan mulai dilakukan penjajakan kerja sama dengan kereta api.
"Pengembangan angkutan dengan kereta api yang kami targetkan 2024 nanti akan ada penambahan produksi 20 juta MT. Kami memulai kajian, Insya Allah kuartal IV kami mulai bisa kerjakan fisiknya," ujar dia.
Di samping itu, ia menyebut, dari sisi yang lain untuk pengembangan PLTS, perseroan sudah melakukan kerja sama dengan Jasa Marga dalam mengembangkan EBT untuk jalan tol.
"Kami sudah menyelesaikan yang di Bali dan sekarang proses ke Timur lagi di daerah Balikpapan, Samarinda, Manado dan akan kami kembangkan jalan tol Jasa Marga," imbuhnya.
Tak hanya itu, perseroan juga melakukan ekspansi hilirisasi guna mendukung program pemerintah dengan meneken MOU dengan perusahaan Prancis untuk alihkan hidrogen.
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 6,4 triliun pada 2023. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk investasi.
"Belanja modal untuk 2022 target investasi Rp 2,9 triliun. Tetapi, kami ada sedikit peningkatan belanja. Ini di beberapa area meliputi investasi rutin perushaaan anak dan investasi yang sifatnya pengembangan, pada 2023 target investasi Rp 6,4 triliun," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Farida Thamrin dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan melakukan ekspansi secara selektif.
"PTBA tetap mau ekspansi tapi selektif karena kita sendiri memiliki resources yang kurang lebih sampai sekarang lebih dari 5 miliar metrik ton (MT) dan yang sudah mineable reservenya atau terukur kurang lebih 3 miliar ton," kata Arsal.
Selain itu, Bukit Asam juga tengah mendukung program pemerintah dalam menggenjot hilirisasi. "Kami fokus dengan eksisting, yang eksisting ini untuk bagaimana dengan yang ada kita optimalkan enggak hanya jual batu bara tapi dukung program pemerintah hilirisasi," ujar dia.
Di samping itu, Bukit Asam juga mulai melakukan diversifikasi, salah satunya terjun ke energi baru terbarukan (EBT).
"Kemudian folus lain kami juga harus sesuaikan karena net zero emission tidak bisa dihindari maka kami mulai diversifikasi peluasan enggam ke fosil tapi ke EBT termasuk hilirisasi. Ekspansi ini kami tetap selektif ketika nanti ada penugasan atau kesemptan yang diberikan pemerintah kami juga tenunya akan masuk ke sana," ujar dia.
"Bukit Asam menggunakan yang sudah ada dan jika memiliki kesempatan akan ekspansi tapi tentunya dengan kajian dan analisa dan lakukan eksplorasi," ia menambahkan.
Advertisement
Transformasi Bisnis
Sejalan dengan visi PTBA, ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir. PTBA terus melakukan transformasi melalui diversifikasi bisnis untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Salah satunya dengan masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global juga ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengembangan PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di jalan tol Jasa Marga Group.
Pembangunan PLTS Jalan Tol Bali Mandara yang telah diresmikan pada 21 September 2022 lalu, berjalan dengan sangat baik sehingga menghasilkan manfaat positif berupa efisiensi energi dan biaya operasional, serta tentunya turut mendukung Presidensi G20 Indonesia pada November 2022, yang salah satunya berfokus pada isu transisi energi.
Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional.
"Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017," imbuhnya.
Kemudian, PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP) membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 MW, atau dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang.