Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 15 Juni 2023. Indeks Dow Jones reli lebih dari 400 poin dan indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi baru dalam 13 bulan.
Pergerakan indeks acuan itu seiring investor bertaruh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS hampir selesai menaikkan suku bunga setelah bank sentral pertahankan suku bunga acuan pekan ini.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, Jumat (16/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 428,73 poin atau 1,26 persen ke posisi 34.408,06. Indeks S&P 500 menguat 1,22 persen ke posisi 4.425,84. Indeks Nasdaq naik 1,15 persen ke posisi 13.782,82.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi lebih rendah, sementara saham teknologi terus memimpin kenaikan di pasar. Hal ini sejalan dengan tren di wall street pada 2023. Adapun kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini membawa indeks S&P 500 dan Nasdaq ke level tertinggi intraday sejak April 2022.
“Pertanyaan kunci untuk pasar sekarang adalah, dapatkah valuasi dan siklus saham mengejar growth dan saham teknologi. Jika ya, momentum itu membantu mendorong pasar lebih tinggi,” ujar Co-Chief Investment Officer Certuity, Dylan Kremer dikutip dari CNBC.
Indeks S&P 500 juga mengalami kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021 dan menuju kenaikan mingguan terkuat sejak Maret 2023. Dari penutupan level terendah pada Oktober, indeks acuan tersebut juga naik 23 persen. Sepanjang 2023, indeks S&P 500 sudah melompot 15 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq naik lebih dari 31 persen pada 2023.
Di sektor teknologi, saham Microsoft dan Oracle melompat lebih tinggi dengan masing-masing naik 3,2 persen dan 3,5 persen. Saham Alibaba menguat hampir 3,2 persen.
Pada Rabu, 14 Juni 2023, Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, setelah pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) atau Komite Pasar Terbuka Federal akan memakai enam minggu hingga pertemuan berikutnya untuk memperhitungkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter.
The Fed Berpotensi Kerek Suku Bunga Lagi
Ia menambahkan, keputusan tentang kebijakan pada pertemuan Juli 2023 juga belum dibuat. Sementara itu, kenaikan indeks acuan pada pertemuan Kamis pekan ini menunjukkan investor tetap bersedia bertaruh pada ketidakpastian menjelang pertemuan FOMC pada Juli 2023.
Namun, Powell bersikeras kalau bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada 2023. Kenaikan suku bunga tersebut akan tetap bergantung pada data ekonomi setiap bulan.
Rilis data ekonomi tambahan pada Kamis pekan ini memberi investor dan pembuat kebijakan wawasan yang lebih baik tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan belanja konsumen. Klain pengangguran mingguan sedikit di atas perkiraan 262.000 dibandingkan dengan perkiraan Dow Jones di 245.000. Sedangkan penjualan ritel naik 0,3 persen.
Untuk pergerakan saham, saham Microsoft melonjak ke level tertinggi baru dalam 52 minggu pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham Microsoft diperdagangkan mendekati level yang belum pernah terlihat sejak November 2021 ketika mencapai level tertinggi sepanjang masa di posisi USD 349,67 per saham. Saham diperdagangkan di posisi USD 346,20.
Saham teknologi lebih tinggi dari 44 persen pada 2023 seiring Microsoft terus mendorong antusiasme investor untuk kecerdasan buatan, sebuah tren yang telah mendorong saham teknologi lainnya.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 14 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Rabu, 14 Juni 2023. Pergerakan wall street dibayangi keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga.
Namun, the Fed memberi isyarat akan menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi. Bank sentral AS akan menaikkan dua kali lagi suku bunga pada akhir 2023. Demikian dikutip dari CNBC, Kamis (15/6/2023).
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik tipis 0,08 persen ke posisi 4.372,59. Indeks Nasdaq bertambah 0,39 persen ke posisi 13.626,48. Kenaikan indeks Nasdaq ditopang saham Nvidia dan AMD. Indeks Dow Jones melemah 0,68 persen ke posisi 33.979,33 yang terseret pergerakan saham UnitedHealth.
Selama sesi perdagangan, indeks S&P 500 dan Nasdaq menyentuh level tertinggi sejak April 2022.
Seperti yang diharapkan pelaku pasar, the Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 5 persen-5,25 persen pada Rabu sore, 15 Juni 2023 usai alami kenaikan 10 kali berturut-turut.
Meski ada jeda, reaksi awal pasar negatif karena investor fokus pada proyeksi bank sentral untuk sisa tahun ini yang mengindikasikan the Fed akan segera memulai kembali kenaikan suku bunga.
“Pernyataan dan proyeksi sangat hawkish sehingga saya yakin wall street berpikir mereka seharusnya menaikkan suku bunga hari ini. The Fed akan mengirim ekonomi ini ke dalam resesi pada tahun depan jika ikuti perkiraannya,” ujar Analis Oanda, Ed Moya.
Langkah The Fed Berdampak ke Inflasi?
Namun, aksi jual agak stabil karena ketua the Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral AS belum membuat keputusan tentang pertemuan Juli. Ia juga menuturkan, the Fed membuat kemajuan melawan inflasi.
“Saya hampir akan mengatakan kondisi yang perlu kita lihat untuk menurunkan inflasi mulai terjadi,” ujar Powell.
The Fed akan gelar kembali pertemuan pada 25-26 Juli 2023. Indeks S&P 500 naik lebih dari 13 persen pada 2023 dan lebih dari 25 persen dari level terendah. Hal ini seiring investor bertaruh the Fed akan segera hentikan kenaikan suku bunga.
Sebelumnya, indeks harga produsen Mei 2023, indikator jalur inflasi turun 0,3 persen, penurunan lebih besar dari yang diharapkan. Pada Selasa, pembacaan indeks harga konsumen pada Mei menunjukkan kenaikan tahunan terendah lebih dari dua tahun. Hal ini mendorong harapan investor the Fed memenangkan “perang” melawan inflasi.
“Apa yang menurut saya agak membantu Powell selama konferensi pers adalah the Fed masih berada di jalur yang tepat dengan bagaimana pasar memikirkan kebijakan. Mereka meninggalkan ruang untuk menaikkan suku bunga jika diperlukan,” ujar dia.
Advertisement