Liputan6.com, Jakarta IOTA adalah platform kontrak pintar yang dirancang untuk menangani pembayaran dan transaksi lainnya antara perangkat fisik yang terhubung ke internet. MIOTA adalah token cryptocurrency yang digunakan oleh platform IOTA untuk memfasilitasi transaksi. Kripto tersebut seringkali dinamai IOTA Coin.
Dilansir dari situs Forbes dan Coinmarketcap, tidak seperti cryptocurrency lain seperti Bitcoin, IOTA dibangun di atas teknologi ledger terdistribusi yang agak berbeda dari blockchain.
Advertisement
IOTA menggunakan teknologi berpemilik yang disebut Tangle, yang merupakan algoritme konsensus yang mengharuskan pengguna memvalidasi dua transaksi untuk menyelesaikan transaksi IOTA mereka sendiri.
Secara teknis, Tangle adalah algoritma konsensus grafik asiklik langsung (DAG). Dengan metode ini, tidak ada penambang atau validator, tidak ada blok dan tidak ada biaya transaksi. Ini memungkinkan kripto untuk “mengatasi masalah biaya dan skalabilitas blockchain,” menurut situs web IOTA.
Struktur DAG dirancang untuk menghilangkan masalah skalabilitas dan biaya yang terkait dengan blockchain dengan memungkinkan pembayaran tanpa biaya, biaya komputasi yang lebih rendah, dan kemampuan untuk terhubung ke perangkat IoT.
Struktur IOTA menarik untuk digunakan dalam ekonomi IoT karena menghilangkan friksi biaya transaksi yang tinggi, yang akan membutuhkan pemantauan dan intervensi manusia tepatnya apa yang ingin dihindari oleh IoT.
Platform "kontrak pintar" ini saat ini sedang dalam proses mendesain ulang teknologi ledger dan protokolnya untuk konsensus. Versi 2.0 IOTA sepenuhnya terdesentralisasi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.