Amalan-Amalan pada Bulan Dzulhijah, Sebelum hingga Setelah Sholat Idul Adha

Banyak sekali tuntunan disaat merayakan Iduladha. Semuanya diharapkan mendapatkan ridha Alloh SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jun 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi Ribuan umat Muslim melaksanakan Shalat Idul Adha di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan Dzulhijah ada sejumlah amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk umat Islam. Dzulhijah juga menjadi bulan yang populer karena adanya perayaan Idul Adha dan puncak ibadah haji, sehingga disebut pula dengan bulan Haji.

Amalan-amalan sunnah ini tersebar merata, sejak awal bulan hingga setelah sholat Idul Adha.

Beberapa di antaranya cukup dikenal baik. Namun, ada pernak-pernik lain yang tampak sepele, namun juga sangat dianjurkan.

Amalan di antaranya puasa arafah, bertakbir di hari raya, mandi sunnah, memakai wewangian, mengenakan pakaian terbaik, tidak makan sebelum sholat Idul Adha, sholat Idul Adha, mengambil jalan berbeda antara berangkat dan pulang Sholat Idul Adha.

Ada berbagai keutamaan yang akan diperoleh seseorang saat melakukan ibadah sunnah. Puasa Dzulhijah misalnya, bisa dilakukan antara tanggal 1-9 Dzulhijah, termasuk di dalamnya puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah.

Berikut ini adalah beberapa amalan yang penting dilakukan umat Islam, agar turut mendapatkan berkah dari kemuliaan Dzulhijah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Amalan Sebelum Hari Raya Idul Adha

Warga Tangerang melakukan Salat Idul Adha di Masjid Al-Azom, Tangerang Banten. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Dari Muhammadiyah.or.id di bawah ini adalah amalan-amalan yang dapat dilakukan sebelum merayakan kebahagiaan Idul Adha:

Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah. Pada saat itu kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji tengah wukuf di Padang Arafah. Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang wukuf di Arafah dilarang berpuasa. Adapun keutamaan puasa ‘Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw:

“Dari Abi Qatadah al-Anshari, bahwasanya Rasulullah saw ditanya tentang puasa Arafah, lalu ia berrsabda: “Puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa (selama dua tahun), yakni satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Adapun puasa ‘Asyura (10 Muharram) dapat menghapuskan dosa selama setahun yang telah lalu.” (HR Muslim).

Memperbanyak Takbir

Dituntunkan untuk membaca takbir, tahmid, dan tahlil yang dimulai setelah selesai salat shubuh pada pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai dengan akhir hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah). Ucapan tersebut adalah:

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

atau

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Memperindah Diri dengan Pakaian Terbaik dan Wangi-wangian

Sebagaimana pada salat Idulfitri, orang menghadiri salat Idul Adha juga dituntunkan agar berpenampilan rapi. Yaitu dengan berhias, memakai pakaian bagus dan wangi-wangian.

“Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (dilaporkan) bahwa Nabi saw selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id.” [HR. asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441].

Tidak Makan Sejak Fajar sampai dengan Selesai Salat Iduladha

Berbeda dengan Idul Fitri, untuk Iduladha dituntunkan agar orang tidak makan terlebih dahulu sejak fajar sampai dengan selesai salat Idul Adha. Hal ini sesuai dengan sunnah yang dilakukan Nabi saw.

“Diriwayatkan dari ‘Adullah Ibnu Buraidah dari ayahnya [yaitu Buraidah Ibnu al-Husaib] ia berkata: Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sampai salat lebih dahulu.” [HR. at-Tirmidzi].

Penulis: Nugroho Purbo

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya