Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN memastikan pelepasan saham perdana atau IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) akan terealisasi tahun ini.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, Kementerian BUMN menunggu timing yang tepat untuk melepas saham Pertamina Hulu Energi ke publik.
Advertisement
"Insya Allah, di tahun ini kita lagi proses untuk mendapatkan persetujuan dari para kreditur saat ini. Antara 5 sampai 10 persen," kata Pahala di Jakarta, dikutip Jumat (16/6/2023).
Adapun angka pelepasan saham ke publik itu lebih kecil dari target sebelumnya, antara 10-15 persen. Pahala juga belum bisa memastikan berapa dana segar yang akan diraup lewat aksi tersebut.
Sebelumnya, PHE membidik raupan dana USD 2 miliar. "Kalau target lihat market-nya," imbuhnya.
Pahala pun memastikan tidak akan ada pembatalan IPO PHE tahun ini. Meskipun secara waktu masih perlu menunggu momen yang tepat.
"Ya yang namanya transaksi pasar modal memang harus nunggu waktu yang pas ya untuk melakukan hal tersebut dan untuk mendapatkan hasil yang optimal," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pahala juga menyampaikan, PHE tidak akan menggaet investor jangkar atau anchor investor untuk bisa masuk ke pasar modal. Sebab, struktur IPO PHE berbeda dengan PT Pertamina Geothermal Energy TBK (PGEO) yang telah lebih dulu melantai.
"Belum, strukturnya beda, jadi betul-betul IPO," kata Pahala.
Soal Rencana IPO PHE, Dirut Pertamina: Tunggu Tanggal Mainnya
Sebelumnya, Pertamina Hulu Energi (PHE) dikabarkan akan segera melantai perdana di bursa saham. Menyusul, anak usaha Pertamina lainnya yang lebih dulu Initial Public Offering (IPO) yakni Pertamina Geothermal Emergy (PGE).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati belum berbicara banyak mengenai waktu pasti kapan PHE akan melantai di bursa saham. Menurutnya, itu jadi kejutan yang tengah disiapkan perseroan.
"IPO PHE juga itu bagian dari kejutan, jadi, tunggu tanggal mainnya, nanti gak kejutan lagi dong," ujarnya dalam Media Briefing Capaian Kinerja Pertamina di Grha Pertamina, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
PHE sendiri menjadi salah satu yang ditarget bisa melantai di bursa dalam waktu dekat. Mengingat sejumlah kebutuhan untuk ekspansi bisnis di sektor hulu migas nasional.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mendapatkan score 85,05 atau kategori sangat baik, dalam Assesment Good Corporate Governance (GCG) Tahun buku 2022. Hal ini diumumkan dalam Exit Meeting Assesment GCG di Jakarta.
Assesment GCG Merupakan salah satu usaha Pertamina Hulu Energi dalam mengevaluasi, melakukan, penilaian terhadap seberapa besar implementasi tata kelola perusahaan yang baik dalam proses bisnis di perusahaan, dan juga usaha dalam mencari aspek maupun proses mana yang memerlukan perbaikan demi meningkatkan dan mempertahankan tata kelola perusahaan yang baik.
Hadir dalam kegiatan tersebut Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi, Rinaldi Firmansyah, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE, Oto Gurnita, dan Direktur Pengawasan Badan Usaha Energi dan Pertambangan BPKP selaku auditor, Susilo Widhyantoro.
Advertisement
Apresiasi
Pada kesempatan tersebut, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE, Oto Gurnita, mengungkapkan apresiasinya atas seluruh dukungan dan upaya terbaik yang telah dilakukan tim BPKP sehingga assesment GCG PT Pertamina Hulu Energi tahun buku 2022 dapat terlaksana dengan lancar.
"Apresiasi setinggi tingginya juga saya sampaikan kepada seluruh Perwira dan tim PHE yang menjadi tim pendampingan assesment GCG PHE tahun buku 2022 atas komitmen dan kerja keras dalam mendukung dan mensukseskan pelaksanaan assesment GCG," terang Oto.
Direktur Pengawasan Badan Usaha Energi dan Pertambangan BPKP, Susilo Widhyantoro, mengungkapkan bahwa assesment GCG adalah tanggung jawab bersama.
"GCG merupakan benteng pertahanan perlindungan diri masing masing selain untuk perusahaan, dan menjadi tanggung jawab kita bersama," ungkap Susilo