Liputan6.com, Jakarta Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan pembiayaan ultra mikro (UMi) kepada 2,2 juta debitur pada tahun 2023.
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Ismed Saputra, menjelaskan penyaluran pembiayaan ultra mikro diarahkan untuk menjangkau pelaku usaha yang belum terlayani pembiayaan, khususnya pada sektor pertanian dan sekaligus berkontribusi positif terhadap penurunan angka kemiskinan.
Advertisement
"Tahun ini kami menargetkan pembiayaan sebanyak 2,2 juta debitur. Hingga 14 Juni 2023, sudah terealisasi 568.574 debitur atau mencapai 26 persen," kata Ismed dalam Media Meet UpUMI PIP Kemenkeu, Jumat (16/6/2023).
Adapun dari sisi komposisi, sebanyak 507.131 debitur adalah perempuan dan sisanya 16.948 debitur laki-laki. Menariknya, dari tahun ke tahun, persentase debitur perempuan memang mendominasi penyaluran pembiayaan UMi.
Sedangkan dari sisi usia, mayoritas debitur berusia 40-49 tahun yakni 31 persen, lalu usia 30-39 tahun dan di atas 50 tahun masing-masing sebanyak 27 persen. Sisanya debitur dengan rentang usia 20-29 tahun sebesar 14 persen dan di bawah 20 tahun sebanyak 1 persen.
Kemudian dilihat dari sisi tenor waktu peminjaman, data debitur per 14 Juni 2023, menunjukkan sebanyak 507.131 debitur mendapatkan pembiayaan dengan tenor 6-12 bulan, 44.495 debitur dengan tenor di atas 12 bulan, serta 16.948 debitur dengan tenor di bawah 6 bulan.
Lebih lanjut, bercermin dari capaian 2022, PIP Kemenkeu berhasil menggelontorkan pembiayaan kepada 2,01 juta debitur, di atas target sebanyak 2 juta debitur, atau dengan persentase 101 persen dengan total pembiayaan yang disalurkan senilai Rp 8, 13 triliun.
Dengan demikian, Ismed menyebut target 2,2 juta debitur pada tahun 2023 ini masih realistis.
"Kualitas pembiayaan atau Net Performing Loan (NPL) terjaga pada tingkat rendah, dan telah diturunkan melalui upaya restrukturisasi," terangnya.
Disamping itu, pendampingan Pelaku Usaha Tidak hanya menyalurkan pembiayaan UMI, PIP Kemenkeu pun melakukan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas program pendampingan oleh penyalur kepada pelaku usaha.
Penyempurnaan Regulasi
Upaya itu dilakukan dalam bentuk penyempurnaan regulasi untuk meningkatkan kualitas pendampingan, dan penyelenggaraan Training of Trainers (ToT) bagi para pendamping, yang dilengkapi pola project based learning, sehingga materi pendampingan langsung dipraktekkan kepada debitur.
"Bentuk kegiatan dukungan itu berupa pemberian motivasi usaha, konsultasi terkait usaha, peningkatan kapasitas SDM, pengawasan terhadap debitur dan sebagainya. Pada 2022, kegiatan dukungan itu terbagi menjadi empat yakni pelatihan, promosi, pemberdayaan dan inkubasi usaha," ujarnya.
PIP Kemenkeu juga menyiapkan sejumlah kegiatan dalam rangka mendukung UMKM pada 2023, misalkan UMi Youthpreneur 2023 untuk memacu anak muda agar dapat berfikir kreatif dan inovatif, menggali potensi dan menumbuhkan motivasi anak muda dalam berwirausaha, mendorong pertumbuhan calon wirausahawan muda, serta sosialisasi dan promosi pembiayaan ultra mikro kepada calon wirausahawan muda.
PIP juga mengadakan kegiatan Goes to Campus dengan peserta 1500 mahasiswa peserta kuliah kerja nyata, Universitas Gajah Mada (UGM) dengan materi sosialisasi program pemerintah dalam mendukung pelaku usaha kecil.
Advertisement
BI Bantu 3.825 Pemilik Warung Mikro dan Ultra Mikro Lewat Program Dedikasi untuk Negeri
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memberikan bantuan pemberdayaan kewirausahaan pada 3.825 pemilik warung mikro dan ultra mikro. Pemberian bantuan ini dijalankan melalui Program Dedikasi untuk Negeri 2022-2023. Diharapkan dengan adanya program ini bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Program ini merupakan kelanjutan Program Dedikasi untuk Negeri yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Tercatat, humlah penerima manfaat pada periode sebelumnya di angka 3.310 penerima di tahun 2020-2021.
Dalam program ini, pemilik warung mikro dan ultra mikro yang disasar adalah kelompok masyarakat korban PHK (Pemutusan Hak Kerja), terdampak Covid-19, masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan secara ekonomi (subsisten), difabel, dan wirausahawan pemula. Sedangkan daerah yang disasar antara lain Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Lampung dan Sumatera Selatan.
Program tersebut merupakan wujud komitmen Bank Indonesia dalam mendukung bangkitnya ekonomi nasional, sekaligus wujud nyata Program Dedikasi untuk Negeri dalam mendukung pemberdayaan ekonomi dan UMKM.
Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono menyampaikan, dalam rangka mendukung akses keuangan penerima manfaat perlu dilengkapi dengan ketersediaan sistem pembayaran non tunai (misalnya QRIS) untuk mendorong inklusi keuangan.
Selain itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia juga mengajak seluruh penerima manfaat, untuk tetap bersemangat, berusaha, dan berikhtiar untuk selalu melakukan yang terbaik.
"Mengutip pepatah Jawa yaitu Ana dina, ana upa yang artinya setiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata pada akhirnya,"kata dia dalam kegiatan Penyaluran Bantuan pada 8 Mei 2023 di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (9/5/2023).
Dua Program Utama
Dalam penyaluran bantuan tersebut, Bank Indonesia menginisiasi dua program utama yaitu Pemberdayaan Kewirausahaan Warung Modern dan Kiosk Modern. Program pemberdayaan kewirausahaan Warung Modern memiliki 2 (dua) skema program.
Pertama, Wirausaha Warung Pemula yang ditujukan bagi kelompok subsisten (masyarakat berpenghasilan rendah, masyarakat lintas kelompok, dan kelompok rentan secara ekonomi).
Kedua, Peningkatan Kapasitas Usaha Warung bagi UMKM golongan mikro dan/atau ultra mikro existing yang mengalami penurunan omset.
Bentuk bantuan yang diberikan adalah berupa barang dagangan warung dan pendampingan usaha secara intensif serta pendampingan teknis terkait ekonomi digital.
Sedangkan, program pemberdayaan masyarakat berupa bantuan kiosk modern adalah pemberian bantuan sarana dan prasarana usaha berupa paket kiosk modern, barang dagangan serta pendampingan usaha.
Melalui bantuan usaha produktif dimaksud diharapkan berdampak luas bagi masyarakat khususnya dalam membantu meningkatkan kapasitas usaha penerima manfaat.
Program Dedikasi untuk Negeri merupakan program kepedulian dan kontribusi BI kepada masyarakat. Melalui penyaluran bantuan Program Dedikasi untuk Negeri yang diberikan, diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata Bank Indonesia dalam mendorong ketahanan dan kemajuan ekonomi Indonesia.
Advertisement