Liputan6.com, Jakarta - Angka kekurangan gizi kronis atau stunting di Indonesia menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas para pemimpin bangsa di masa depan.
Menurut pendiri dan pembina organisasi kemanusiaan nirlaba DoctorShare (Yayasan Dokter Peduli), Lie A. Dharmawan, permasalahan stunting tak semudah memberikan gizi yang cukup pada anak.
Advertisement
Lie menyampaikan bahwa permasalahan stunting harus dicegah dari awal karena apabila sudah terjadi pada anak, maka tak ada cara untuk mengatasinya seumur hidup.
“Tadinya saya mengira ilmu kedokteran bahwa stunting itu kalau diberi gizi yang cukup, selesai persoalan, ternyata tidak. Sekali stunting, seumur hidup stunting,” ungkap Lie pada Konferensi Pers Doctor Share di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat, 16 Juni 2023.
Lie mengungkap bahwa anak dengan stunting memiliki skor IQ sekitar 70-80, jauh di bawah standar kategori normal.
“Yang stunting itu otaknya. Skor IQ-nya sekitar 70-80, setara dengan IQ orang utan,” ungkap dokter berusia 77 tahun itu.
Menurut Lie, anak dengan stunting tentu bukan merupakan generasi penerus yang diharapkan ketika memasuki Indonesia Emas 2045.
“Bukan ini generasi penerus yang kita inginkan ketika nantinya memasuki tahun Indonesia Emas 2045,” lanjutnya.
Mengatasi hal ini, DoctorShare berupaya memberikan perawatan gizi yang baik di berbagai daerah pelosok nusantara melalui programnya.
Berikan Perawatan Gizi kepada Remaja dan Orangtua
Melalui programnya, Doctor Share memberikan perawatan gizi yang baik pada masyarakat di berbagai pelosok Indonesia.
“Kami memberikan perawatan gizi yang baik, bukan hanya untuk remaja tetapi juga untuk orangtuanya,” tutur Lie.
Para remaja dan orangtua diberikan pelatihan mengenai stunting, dengan harapan dapat mengerti pentingnya asupan gizi bagi anak.
“Kami tampung mereka di panti rawat gizi, diberikan penyuluhan dan pelatihan sekitar 2 sampai 3 bulan. Dengan begitu, mereka mengerti pentingnya asupan gizi untuk generasi penerus,” ujarnya.
Advertisement
Wujudkan Anak Bangsa yang Kreatif dan Membangun
Pada kesempatan yang sama, Dewan Penasihat DoctorShare, Yasonna Hamonangan Laoly, menyampaikan harapannya terhadap permasalahan stunting di Indonesia.
Yasonna menuturkan bahwa stunting menjadi program prioritas pemerintah terlebih menuju bonus demografi di 2040-an.
“Dalam proses itu, diharapkan stunting ini bisa kita kurangi sebanyak mungkin, sehingga nantinya mereka menjadi anak-anak bangsa yang kreatif dan dapat membangun bangsa ini,” kata Yasonna, yang juga merupakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Tentang DokterShare
DoctorShare (Yayasan Dokter Peduli) adalah organisasi non-profit yang disahkan melalui Keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) sebagai yayasan sosial berfokus pada layanan kesehatan dan bantuan kesehatan.
DoctorShare bertujuan untuk menyelamatkan hidup dan mengurangi penderitaan mereka yang terjebak dalam krisis melalui penyediaan layanan kesehatan, sehingga masyarakat dapat membangun kembali masa depan mereka.
Tahun 2022 Doctor Share sudah memberikan dampak langsung kepada hampir 50 ribu masyarakat di seluruh pelosok nusantara.
Sejak berdiri pada 19 November 2009 hingga saat ini, DoctorShare sudah memberikan dampak kepada hampir 300 ribu masyarakat di seluruh kepulauan nusantara.
Advertisement