Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, Dony Oskaria, buka suara soal konsolidasi dua perusahaan BUMN operator bandara, yakni PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).
Dony mengatakan, rencana konsolidasi keduanya bukan dalam bentuk penggabungan atau merger, melainkan lebih kepada opsi penyetaraan.
Advertisement
"Merger itu masih kajian ya. Tapi sebetulnya bukan mergernya, tapi penyetaraan," ujar Dony di Jakarta, dikutip Jumat (16/6/2023).
Menurut dia, selama ini Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II punya acuan kerja yang berbeda. Mulai dari pola operasionalnya, operating procedure, commercial policy, hingga struktur organisasinya.
"Nah, yang kita lakukan adalah penyetaraan, karena kita punya dua perusahaan. Seharusnya sama. Jadi yang penting itu cara berpikirnya, bukan bentuknya dari penyatuan perusahaan, jadi jangan terjebak," tegasnya.
Meskipun belum menutup opsi merger, Dony menyebut keduanya belum tentu bersatu. Ia menilai, yang terpenting proses pembenahan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II bisa berjalan beriringan.
"Tapi yang penting kita sama kan dulu operating prosedurnya sama. Kemudian commercial policy, organization structure-nya sama, supaya gak beda-beda," ungkap dia.
"Ini esensinya, itu menyamakan cara pikir kita dalam pengelolaan bandara. Jadi jangan nanti seolah-olah nanti jadi satu perusahaan, belum tentu," pungkas Dony.
Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Bakal Digabung, Bentuk Holding atau Merger?
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk menggabungkan dua perusahaan operator bandara yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, rencana menggabungkan 2 BUMN ini dilakukan agar pengaturan jaringan udara bisa berjalan optimal. Penggabungan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II nantinya belum tentu akan dilakukan melalui aksi merger.
"Kita melihat AP I dan AP II beroperasi selama ini timur-barat. Kalau kita lihat konsepnya hub and spoke semua. Kita ingin melakukan integrasi, belum tentu merger, sehingga pengaturan hub and spoke udara benar-benar berjalan dengan optimal," kata Tiko dikutip dari Antara, Senin (5/6/2023).
Model hub dan spoke sendiri menghubungkan maskapai penerbangan dari dua titik dan menggabungkan penumpang ke jari-jari yang berbeda dari hub mereka.
Model jaringan transportasi hub and spoke merupakan solusi hemat biaya untuk jaringan besar sekaligus mudah dikelola dan memberikan skalabilitas yang lebih baik.
Tiko menjelaskan saat ini ada dua superhub yaitu Jakarta dan Bali juga beberapa hub lainnya seperti Surabaya, Makassar, dan Medan, yang selama ini rutenya tidak diatur secara komprehensif secara nasional.
Advertisement
Integrasi Hub and Spoke akan Efektif
Ia berharap dengan ada integrasi, baik dalam bentuk holding atau merger, maka integrasi hub and spoke akan efektif.
"Dengan nantinya ada integrasi, dalam bentuk holding atau merger, nantinya integrasi hub and spoke ini akan benar-benar efektif sehingga nantinya integrasi antara trafik inbound atau luar negeri dengan trafik domestik bisa kita kerjasamakan. Kalau dulu terputus antara barat dan timur seolah-olah dua pengelolaan yang berbeda," imbuh Tiko.
Sebelumnya, pada awal tahun ini, Menteri Erick Thohir menyebut akan ada lebih banyak aksi korporasi berupa konsolidasi atau merger untuk menggabungkan BUMN dengan model bisnis yang sama.
Hal tersebut tercantum dalam peta jalan atau roadmap BUMN fase kedua untuk periode 2024-2034.
PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II merupakan dua BUMN dengan bisnis pengelolaan bandara. AP I mengelola 15 bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, sedangkan AP II mengelola 20 bandara yang mayoritas di wilayah barat Indonesia.