Liputan6.com, Sampang - Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP-Naker) Sampang, Jawa Timur merilis, sebanyak 14 orang pekerja migran asal daerah itu dipulangkan dari tempat kerjanya di luar negeri karena meninggal dunia.
"Kebanyakan yang dipulangkan meninggal ini karena sakit, dan ada juga di antara mereka yang mengalami kecelakaan kerja," kata Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja DPMPTSP-Naker Pemkab Sampang Uriantono Triwibowo, Jumat 16 Juni 2023.
Advertisement
Ia menjelaskan, data pekerja migran yang meninggal dunia sebanyak 14 orang ini selama periode Januari hingga Mei 2023.
"Semuanya merupakan pekerja migran yang bekerja di Malaysia," kata Uriantono.
Sementara itu, di antara ke 14 pekerja migran yang meninggal dunia tersebut, sebagian ada yang berstatus ilegal karena masa berlaku izin kerja dan paspor sudah habis.
"Tapi, kami tetap membantu memulangkan mereka berupa penjemputan ke Bandara Juanda Surabaya hingga ke rumah duka," katanya.
Sedangkan, pemulangan dari tempat kerja ke Indonesia difasilitasi oleh UPT Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja (UPTP2TK) dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, jumlah pekerja migran yang dipulangkan dari tempat kerjanya di luar negeri karena meninggal dunia pada 2022 terdata sebanyak 40 orang.
PMI Sampang Ada 293 Orang
Berdasarkan data DPMPTSP-Naker Pemkab Sampang, jumlah warga Sampang yang mendaftar sebagai pekerja migran pada 2022 sebanyak 293 orang dengan perincian sebanyak 176 orang bekerja di Malaysia, 97 orang dengan tujuan Arab Saudi, sedangkan 20 orang lainnya dengan tujuan Italia.
Kebanyakan warga Sampang yang bekerja di luar negeri dari Kecamatan Sokobanah, Ketapang dan sebagian dari Pulau Mandangin, Kecamatan Kota, Sampang. Mereka berusia antara 28 hingga 35 tahun.
Advertisement