Liputan6.com, Jakarta - Setelah memberikan dampak langsung kepada lebih dari 300 ribu orang di sejumlah wilayah pelosok Nusantara sejak 2009, organisasi kemanusiaan nirlaba DoctorShare (Yayasan Dokter Peduli) meresmikan kantor baru pada Jumat, 16 Juni 2023 di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sebelumnya, DoctorShare hanya menyewa tempat untuk dijadikan kantor. Mereka cenderung mengutamakan pelayanan di rumah sakit apung di wilayah pelosok, sehingga belum memiliki klinik di darat.
Advertisement
Telah berdiri sejak 2009, DoctorShare kini resmi memiliki kantor permanen pertamanya. Di dalam kantor ini juga ada klinik khusus untuk masyarakat yang mengikuti program kesehatan organisasi ini.
Dengan intervensi program yang makin meluas untuk menjawab kebutuhan masyarakat, adanya tempat pusat dari segala program dan meeting point untuk diskusi menjadi sebuah urgensi.
Klinik yang berada di dalam kantor DoctorShare terdiri dari ruang tindakan bedah minor, ruang pemeriksaan, ruang laktasi atau menyusui, ruang laboratorium, dan farmasi.
Klinik ini menjadi salah satu klinik yang menjadi rujukan intervensi Program CTEV/Kaki Pengkor di Kabupaten Tangerang, Banten.
CTEV merupakan kondisi kelainan pada bentuk atau posisi kaki bayi sejak lahir, menurut Mayo Clinic. Pada CTEV, jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang lebih pendek dari yang seharusnya.
Dengan adanya kantor ini, Wakil Ketua Pelaksanaan Harian, Tutuk Utomo Nuradhy, berharap anak-anak dengan CTEV yang dirawat melalui program DoctorShare dapat dengan mudah mengakses klinik di kantor ini.
“Harapannya adalah para pasien dan anak-anak yang lahir dengan kondisi CTEV, melalui program ini bisa kembali normal seperti anak lainnya, bisa mengakses klinik kami,” jelas Tutuk pada Konferensi Pers DoctorShare di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat, 16 Juni 2023.
Berhasil Layani Hampir 9 Ribu Pasien Selama 3 Bulan
Pendiri dan pembina DoctorShare, Lie A. Dharmawan, menyatakan bahwa organisasi nonprofit ini baru saja selesai melayani hampir 9.000 pasien dalam kurun waktu tiga bulan di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
“Di Buton, kami melayani hampir 9.000 pasien selama 3 bulan, atau sekitar 150 orang per hari. Mereka datang dari pulau-pulau sekitarnya,” jelas Lie.
Seperti program sebelum-sebelumnya, program yang diselenggarakan di Buton Tengah ini dilakukan di atas sebuah rumah sakit di atas kapal bernama RSA Nusa Waluya II.
Advertisement
Program DoctorShare Selanjutnya
Lie mengaku belum bisa menjabarkan rencana program kemanusiaan DoctorShare selama 2023. Menurutnya masih banyak hal yang harus dilakukan dalam rangka memanusiakan manusia di seluruh pelosok Indonesia.
“Masih banyak yang bisa dan harus dilakukan. Sebagai orang yang berkomitmen untuk memanusiakan manusia,” jelasnya.
Lebih lanjut, dewan penasihat DoctorShare, Yasonna Hamonangan Laoly, mengungkap agenda terdekat adalah peresmian klinik di Nias pada akhir bulan ini.
“Dalam waktu dekat pada tanggal 26 Juni, kami akan ke Nias meresmikan sebuah klinik di sana. Yang kita harapkan nantinya dapat segera ditingkatkan menjadi rumah sakit,” jelas Yasonna, yang juga merupakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Tentang DoctorShare
DoctorShare (Yayasan Dokter Peduli) adalah organisasi non-profit yang disahkan melalui Keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) sebagai yayasan sosial berfokus pada layanan kesehatan dan bantuan kesehatan.
Organisasi ini bertujuan untuk menyelamatkan hidup dan mengurangi penderitaan mereka yang terjebak dalam krisis melalui penyediaan layanan kesehatan, terutama di daerah pelosok nusantara.
Pada tahun 2022, DoctorShare berhasil memberikan dampak langsung kepada hampir 50 ribu masyarakat di seluruh pelosok nusantara.
Sejak berdiri pada 19 November 2009 hingga saat ini Doctor Share sudah memberikan dampak kepada hampir 300 ribu masyarakat di seluruh kepulauan nusantara.
Advertisement
