Bola Ganjil: Halusinasi St Patrick’s Athletic usai Terjerembab 2 Kali Lubang yang Sama

St Patrick’s Athletic gagal belajar dari kesalahan. Mereka melakukan blunder dua kali menyangkut urusan administrasi pada 2001/2002. Akibatnya, klub harus terkena hukuman pengurangan angka.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 17 Jun 2023, 00:30 WIB
Ilustrasi Sepak Bola. (Photo by Emilio Garcia on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - St Patrick’s Athletic gagal belajar dari kesalahan. Mereka melakukan blunder dua kali menyangkut urusan administrasi pada 2001/2002. Akibatnya, klub harus terkena hukuman pengurangan angka.

Semua bermula dari keputusan klub asal Republik Irlandia tersebut menurunkan Paul Marney. Otoritas kompetisi menemukan masalah dalam pendaftarannya. Marney divonis tidak bisa membela St Patrick’s di tiga laga awal kompetisi.

Atas blunder ini, St Patrick’s divonis pengurangan sembilan poin. Klub tidak terima dan membawa kasus ke Pengadilan Abitrase Olahraga. Beruntung usaha mereka membuahkan hasil dan hukuman dibatalkan.

Lepas dari problema, St Patrick’s tetap sembarangan dalam bersikap terkait situasi serupa. Padahal mereka berpeluang meraih gelar.

Saat kompetisi mamasuki Maret, mereka St Patrick’s menjelma menjadi kandidat juara. Mereka hanya tertinggal dua angka dari pimpinan klasemen Shelbourne. Namun, St Patrick’s memiliki keuntungan berupa tabungan dua pertandingan.

Sayang mereka kembali dijerat operator kompetisi Republik Irlandia. Kali ini St Patrick’s dianggap lalai dalam pendaftaran pemain asal Uganda, Charles Mbabazi Livingstone.

Mereka menurunkan sang penggawa di lima pertandingan pembuka kampanye. Padahal klub baru menyetor nama Livingstone ke operator kompetisi pada 12 September 2001.

 


Klaim Jadi Juara Republik Irlandia

bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Kali ini St Patrick’s mendapat sanksi lebih berat yakni pengurangan 15 angka. Manuver klub yang lagi-lagi mengajukan banding pun gagal.

Di akhir musim, mereka tertinggal 10 poin dari Shelbourne. Tanpa hukuman tersebut, mereka St Patrick’s bakal merebut gelar kedelapan sepanjang sejarah klub.

St Patrick’s tidak terima dengan kenyataan itu. Mereka kemudian menahbiskan diri sebagai raja pada musim 2001/2002.

Hingga kini St Patrick’s masih mengklaim gelar tersebut di situs resmi klub. Tentu tidak demikian dengan Asosiasi Sepak Bola Republik Irlandia dan masyarakat pada umumnya.

 


Juventus Juga Menyangkal

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Penyangkalan St Patrick’s mirip dengan sikap raksasa Italia Juventus. Si Nyonya Tua terjerat skandal Calciopoli sehingga Scudetto musim 2004/2005 dan 2005/2006 dicabut.

Namun, Juventus tetap memasukkan prestasi tersebut di catatan pribadi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya