PBB Bicara Kemungkinan Penyerahan Sejumlah Proyek Pendidikan di Afghanistan ke Taliban

Badan urusan isu anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedang mengadakan diskusi dengan Taliban yang berkuasa di Afghanistan mengenai “jadwal dan kepraktisan” untuk kemungkinan penyerahan program pendidikan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Jun 2023, 08:03 WIB
Delegasi Taliban Shahabuddin Delawar (kiri), Mullah Abdul Ghani Baradar, dan Khairullah Khairkhwa (kanan) bertemu diplomat asing di Doha, Qatar, Selasa (12/10/2021). Taliban mencari pengakuan serta bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan usai kembali berkuasa di Afghanistan. (KARIM JAAFAR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Badan urusan isu anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedang mengadakan diskusi dengan Taliban yang berkuasa di Afghanistan mengenai “jadwal dan kepraktisan” untuk kemungkinan penyerahan program pendidikan yang diperlukan agar program tersebut dapat terus berlanjut.

Para pejabat UNICEF mengatakan bahwa Taliban telah mengisyaratkan organisasi internasional tidak boleh lagi terlibat dalam proyek-proyek pendidikan, dalam sebuah langkah yang dikritik oleh PBB tetapi belum dikonfirmasi oleh otoritas Afghanistan, dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (17/6/2023).

UNICEF mengatakan telah menerima jaminan dari kementerian pendidikan bahwa kelas-kelas berbasis komunitasnya, yang mendidik 500.000 siswa, akan dilanjutkan selagi mereka membahas masalah tersebut.

“Sebagai lembaga utama untuk klaster pendidikan di Afghanistan, UNICEF terlibat dalam diskusi konstruktif dengan Kementerian Pendidikan de facto dan menghargai komitmen dari menteri de facto untuk menjaga semua ... kelas tetap berjalan sementara diskusi berlangsung tentang jadwal dan kepraktisan,” kata juru bicara UNICEF di Afghanistan Samantha Mort kepada kantor berita Reuters.

 


Belum Ada Konfirmasi dari Taliban

Seorang pejuang Taliban berjaga-jaga saat warga Afghanistan menghadiri sholat Idul Fitri, menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di Kabul, Afghanistan, Jumat, 21 April 2023. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Seorang juru bicara Taliban tidak menanggapi permintaan komentar. Kementerian Pendidikan belum secara terbuka mengonfirmasi kebijakan tersebut.

Taliban, yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021, telah menutup sebagian besar sekolah menengah untuk anak perempuan, menghentikan siswa perempuan menghadiri universitas dan menghentikan banyak perempuan Afghanistan yang bekerja untuk kelompok-kelompok bantuan dan PBB sesuai dengan dengan interpretasi mereka yang ketat terhadap hukum Islam.

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya