Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan Jumat, 16 Juni 2023. Namun, selama sepekan, wall street berada di zona positif seiring investor respons positif bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) tahan bunga acuan ditambah data inflasi yang menggembirakan.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/6/2023), indeks S&P 500 melemah 0,37 persen ke posisi 4.409,59. Indeks Dow Jones tergelincir 108,94 poin atau 0,32 persen terpangkas ke posisi 34.299,12. Indeks Nasdaq susut 0,68 persen ke posisi 13.689,57.
Advertisement
Pekan ini, indeks S&P 500 membukukan kenaikan 2,6 persen, dan catat performa terbaik sejak Maret 2023. Sedangkan indeks Nasdaq melompat 3,3 persen selama sepekan, dan catat kinerja terbaik juga sejak Maret 2023.
Sementara itu, indeks Dow Jones hanya naik 1,3 persen pada pekan ini, dan catat kinerja positif dalam tiga minggu. Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq sentuh level tertinggi sejak April 2022.
The Federal Reserve (the Fed) memberikan apa yang diinginkan investor pekan ini ketika bank sentral mempertahankan suku bunga setelah alami kenaikan 10 kali berturut-turut. Sementara itu, the Fed mengisyaratkan dua kali lagi kenaikan suku bunga pada 2023. Di sisi lain, ekonom dan pelaku pasar percaya the Fed hampir selesai.
Pada awal pekan ini, indeks harga konsumen pada Mei mencapai level terendah dalam dua tahun.
Selain itu, saham Adobe naik 0,9 persen setelah mengalahkan kinerja dan keluarkan panduan yang optimistis. Saham teknologi pun reli. Saham Nvidia melompat 10 persen pekan ini, dan menambah lonjakan 192 persen pada 2023.
Saham Microsoft naik 4,7 persen pekan ini, dan mencapai rekor pada perdagangan Kamis pekan ini. Sebelumnya, saham teknologi adalah yang paling terpukul saat the Fed mulai kenaikan suku bunga.
.
Data Inflasi Bayangi Wall Street
“Wall street tetap optimistis gelombang AI tidak akan hilang dalam waktu dekat dan investor akan memilih saham AS karena kami melihat perbedaan kebijakan bank sentral di seluruh dunia,” ujar Analis Oanda, Ed Moya.
Ia menilai, reli pasar saham ini tampaknya sedikit berlebihan. Namun, masih banyak modal yang tersisa. Ini berarti jika AI tetap utuh, kemenangan beruntun untuk S&P 500 dapat berlanjut.
Jelang akhir pekan ini, data inflasi dan ekonomi membawa kabar lebih baik. Harapan inflasi konsumen turun pada Juni dengan asumsi satu tahun untuk tekanan harga susut menjadi 3,3 persen dari 4,2 persen pada Mei 2023.
Sedangkan rilis data the University of Michigan mencapai 63,9 dari perkiraan Dow Jones sebesar 60,2. Selain itu, pada perdagangan Jumat pekan ini, pasar bergejolak di seluruh pasar baik opsi saham, indeks futures, dan kontrak opsi saham
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 15 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 15 Juni 2023. Indeks Dow Jones reli lebih dari 400 poin dan indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi baru dalam 13 bulan.
Pergerakan indeks acuan itu seiring investor bertaruh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS hampir selesai menaikkan suku bunga setelah bank sentral pertahankan suku bunga acuan pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Jumat (16/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 428,73 poin atau 1,26 persen ke posisi 34.408,06. Indeks S&P 500 menguat 1,22 persen ke posisi 4.425,84. Indeks Nasdaq naik 1,15 persen ke posisi 13.782,82.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi lebih rendah, sementara saham teknologi terus memimpin kenaikan di pasar. Hal ini sejalan dengan tren di wall street pada 2023. Adapun kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini membawa indeks S&P 500 dan Nasdaq ke level tertinggi intraday sejak April 2022.
“Pertanyaan kunci untuk pasar sekarang adalah, dapatkah valuasi dan siklus saham mengejar growth dan saham teknologi. Jika ya, momentum itu membantu mendorong pasar lebih tinggi,” ujar Co-Chief Investment Officer Certuity, Dylan Kremer dikutip dari CNBC.
Kenaikan Indeks S&P 500
Indeks S&P 500 juga mengalami kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021 dan menuju kenaikan mingguan terkuat sejak Maret 2023. Dari penutupan level terendah pada Oktober, indeks acuan tersebut juga naik 23 persen. Sepanjang 2023, indeks S&P 500 sudah melompot 15 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq naik lebih dari 31 persen pada 2023.
Di sektor teknologi, saham Microsoft dan Oracle melompat lebih tinggi dengan masing-masing naik 3,2 persen dan 3,5 persen. Saham Alibaba menguat hampir 3,2 persen.
Pada Rabu, 14 Juni 2023, Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, setelah pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) atau Komite Pasar Terbuka Federal akan memakai enam minggu hingga pertemuan berikutnya untuk memperhitungkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter.
Advertisement
The Fed Berpotensi Kerek Suku Bunga Lagi
Ia menambahkan, keputusan tentang kebijakan pada pertemuan Juli 2023 juga belum dibuat. Sementara itu, kenaikan indeks acuan pada pertemuan Kamis pekan ini menunjukkan investor tetap bersedia bertaruh pada ketidakpastian menjelang pertemuan FOMC pada Juli 2023.
Namun, Powell bersikeras kalau bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada 2023. Kenaikan suku bunga tersebut akan tetap bergantung pada data ekonomi setiap bulan.
Rilis data ekonomi tambahan pada Kamis pekan ini memberi investor dan pembuat kebijakan wawasan yang lebih baik tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan belanja konsumen. Klain pengangguran mingguan sedikit di atas perkiraan 262.000 dibandingkan dengan perkiraan Dow Jones di 245.000. Sedangkan penjualan ritel naik 0,3 persen.
Untuk pergerakan saham, saham Microsoft melonjak ke level tertinggi baru dalam 52 minggu pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham Microsoft diperdagangkan mendekati level yang belum pernah terlihat sejak November 2021 ketika mencapai level tertinggi sepanjang masa di posisi USD 349,67 per saham. Saham diperdagangkan di posisi USD 346,20.
Saham teknologi lebih tinggi dari 44 persen pada 2023 seiring Microsoft terus mendorong antusiasme investor untuk kecerdasan buatan, sebuah tren yang telah mendorong saham teknologi lainnya.