Mampir Madinah, Jemaah Haji Kuota Tambahan Tak Perlu Pakai Ihram dari Embarkasi

Jemaah haji diimbau agar kain ihram yang akan digunakan disimpan di tas atau koper kabin yang melekat dengan jemaah. Sehingga memudahkan jemaah haji untuk mengenakannya saat memulai ihram di Bir Ali.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 17 Jun 2023, 07:56 WIB
Jemaah haji Indonesia tiba di Bandara Jeddah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar).

Liputan6.com, Jeddah - - Jemaah haji Indonesia gelombang dua yang diterbangkan ke Tanah Suci tidak perlu memakai kain ihram di embarkasi Tanah Suci. Sebab, Kementerian Agama (Kemenag) RI dan otoritas Arab Saudi sepakat jemaah kuota tambahan mendarat di Bandara Internasional Amie Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Mereka juga lebih dulu akan menginap semalam di Kota Nabi sebelum diberangkatkan menuju Makkah Al-Mukarramah. Nantinya para jemaah haji kuota tambahan ini baru mulai berihram dari Dzulhulaifah alias Bir Ali, sama seperti jemaah lain yang berangkat ke Makkah dari Madinah.

“Sehingga, saat berangkat dari embarkasi (Tanah Air) tidak perlu mengenakan kain ihram terlebih dahulu,” ujar Direktur Bina Haji Kemenag, Arsad Hidayat di Jeddah, Jumat (16/6/2023).

Namun begitu, dia mengimbau agar kain ihram yang akan digunakan disimpan di tas atau koper kabin yang melekat dengan jemaah. Sehingga memudahkan jemaah haji untuk mengenakannya saat memulai ihram di Bir Ali.

"Jangan (simpan kain ihram) di koper besar, karena akan digunakan untuk miqat di Bir Ali," tutur Arsad.

Sementara seluruh jemaah haji yang diberangkatkan pada gelombang kedua tetap diimbau agar mengenakan kain ihram sejak dari embarkasi Tanah Air. Sebab mereka mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah dan langsung didorong menuju Makkah untuk ibadah umrah.

Waktu yang tersedia saat mendarat di Bandara Jeddah tidak terlalu banyak. Begitu keluar dari Terminal Haji Bandara Jeddah, jemaah akan segera diberangkatkan menuju Makkah menggunakan bus.

Sementara jemaah haji kuota tambahan tidak disarankan mengenakan kain ihram sejak dari embarkasi Tanah Air lantaran masih harus menginap satu malam di Madinah. Sehingga jemaah masih punya waktu luang mengenakan ihram di Madinah sebelum mengambil miqat di Bir Ali.

“Dari Madinah, jemaah kuota tambahan akan mengambil miqat dan berihram di Bir Ali, Madinah. Jemaah bisa mengenakan kain ihramnya sejak dari hotel di Madinah, sesaat sebelum berangkat ke Bir Ali untuk miqat,” ucap Arsad.

Tahun ini, Indonesia mendapatkan 8.000 kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi. Jumlah ini dibagi menjadi dua, yaitu 7.360 jemaah haji reguler dan 640 jemaah haji khusus. Keberangkatan kuota tambahan secara bertahap berlangsung sejak 15 Juni 2023 dan mendarat melalui Bandara AMAA Madinah.

 


Skenario Berubah

Sebelumnya, Sebanyak 277 jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 21 Embarkasi Balikpapan (BPN-21) telah tiba di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Kamis (15/6/2023) siang Waktu Arab Saudi (WAS). Ini merupakan kloter perdana jemaah haji Indonesia kuota tambahan yang tiba di Tanah Suci.

Semula, jemaah kuota tambahan ini akan langsung didorong ke Mekkah untuk menjalankan ibadah umrah dan haji, sama seperti jemaah gelombang dua yang mendarat di Jeddah. Karena itu, mereka diimbau telah memakai ihram sejak dari embarkasi Tanah Air.

"Iya betul (sudah pakai ihram) karena ini kan gelombang dua. Akan tetapi karena ini prosesnya melalui Madinah maka menjadi berbeda yaitu menginap di hotel kemudian baru diberangkatkan ke Mekkah," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara PPIH Arab Saudi, Haryanto saat ditemui di Bandara AMAA, Madinah.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sejatinya telah menyiapkan skenario seluruh jemaah haji kuota tambahan yang mendarat di Madinah akan langsung didorong ke Makkah dengan mengambil miqat makani terlebih dulu di Dzulhulaifah atau Bir Ali. Namun otoritas Arab Saudi meminta jemaah gelombang dua yang mendarat di Madinah menginap terlebih dulu di kota nabi.

 


Siapkan Hotel Transit

Beruntung, PPIH Daker Bandara dan Daker Madinah cepat melakukan antisipasi. Jemaah bisa langsung ditempatkan di Hotel Front Taibah yang jaraknya sangat dekat dari Masjid Nabawi. Selain akomodasi, petugas juga menyiapkan layanan katering kepada jemaah haji kuota tambahan ini selama tinggal di Madinah.

Kepala Seksi Akomodasi Daker Madinah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi memastikan seluruh layanan jemaah haji selama di Madinah terpenuhi, mulai dari transportasi, akomodasi, katering, hingga bimbingan ibadah.

Ali menyatakan, pihaknya sudah mempersiapkan hotel transit untuk seluruh jemaah kuota tambahan yang mendarat di Madinah. Ia mengakui, tidak mudah menyiapkan penginapan bagi para jemaah kuota tambahan ini, sebab kondisi hotel di seputaran Masjid Nabawi rata-rata sudah penuh.

"Tentu kami akan menyiapkan sebaik-baiknya untuk jemaah haji. Kalau nanti di kemudian hari 1-2 hari ke depan apabila kondisinya di Markaziyah (wilayah seputar Nabawi) sudah tidak memungkinkan, kita akan carikan hotel di tempat lain yang sekiranya layak dan nyaman untuk jemaah haji kita," ujar Ali.

Infografis Sebaran Wilayah Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah. (Infografis: Kemenag)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya