Rabies Adalah Infeksi Virus, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Kasus rabies memang cukup meresahkan karena dapat menyebabkan kematian jika tidak cepat ditangani. Namun, penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian vaksin terhadap hewan peliharaan.

oleh Mega Dwi Anggraeni diperbarui 17 Jun 2023, 12:10 WIB
Ilustrasi anjing rabies. (Dok. Instagram/@rowpublichealth)

Liputan6.com, Jakarta - Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Penyakit ini juga dikenal dengan sebutan penyakit anjing gila masih jadi ancaman yang menyebabkan kematian di Indonesia.

Kasus terbaru dari infeksi virus pada otak ini terjadi di Buleleng, Bali. Seorang anak berusia 5 tahun dikabarkan meninggal dunia setelah digigit anjing peliharaannya yang terinfeksi rabies. Bahkan berdasarakan hasil pemerikasaan Laboratorium Veteriner Denpasar, hingga Juni 2023 terdapat 46 kasus rabies di Jembrana, Bali.

Kasus rabies memang cukup meresahkan karena dapat menyebabkan kematian jika tidak cepat ditangani. Namun, penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian vaksin terhadap hewan peliharaan.

Tapi sebenarnya apa penyebab dari virus yang satu ini dan apa saja gejalanya? Berikut ulasannya.

 


Penyebab Rabies

Ilustrasi anjing liar. (Unsplash/Heshan Weeramanthri)

Virus rabies dapat menular lewat air liur, gigitan, hingga cakaran hewan yang terinfeksi rabies. Hewan yang berisiko tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.

Anjing memang menjadi salah satu hewan utama penular rabies. Namun di samping itu, ada beberapa hewan yang dapat menularkan virus rabies dan menularkannya kepada manusia, seperti kucing, kera, dan kelelawar.

 


Gejala Rabies

Ilustrasi Demam dan Sakit Kepala Credit: pexels.com/pixabay

Serupa dengan penyakit lainnya, rabies juga menimbulkan beberapa gejala. Umumnya, gejala rabies muncul 30 hingga 90 hari setelah seseorang terkena gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi.

Yang penting diingat adalah gejala rabies bisa lebih cepat muncul jika lokasi gigitan atau cakaran hewan dekat dengan otak, misalnya di dada, leher, atau di kepala. Secara umum gejala awal rabies termasuk:

  • Demam atau menggigil.
  • Kesemutan.
  • Sakit kepala.
  • Lelah atau lemas.
  • Hilang nafsu makan.

Gejala lanjutan dapat muncul dalam beberapa hari selanjutnya, adalah:

  • Kebingungan atau perilaku agresif.
  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata (halusinasi).
  • Mulut memproduksi banyak air liur.
  • Kejang otot.
  • Kesulitan menelan dan bernapas.
  • Ketidakmampuan untuk bergerak (lumpuh).

Gejala lanjutan tersebut menandakan bahwa kondisi pasien semakin memburuk.

Rabies juga bisa menyebabkan komplikasi yang menyebabkan:

  • Gagal napas.
  • Koma.
  • Henti jantung.
  • Kematian.

 


Pertolongan Pertama Rabies

Pertolongan pertama saat digigit anjing (Sumber: Pixabay)

Saat kamu mendapat gigitan atau cakaran dari hewan yang diduga terinfeksi rabies, kamu bisa melakukan beberapa langkah sebagai upaya pertolongan pertama, seperti:

  • Tekan bagian yang terluka dengan kain bersih atau kain kasa jika mengalami pendarahan aktif. Ini dilakukan untuk menghentikan pendarahan.
  • Cuci luka gigitan atau cakaran menggunakan air dan sabun, selama 10–15 menit.
  • Oleskan luka dengan alkohol 70% atau cairan antiseptik yang mengandung povidone iodine.
  • Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

 


Pencegahan Rabies

Paramedis menyiapkan vaksin rabies untuk hewan peliharaan milik warga di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (7/6/2022). Vaksin rabies yang diberikan secara gratis ini juag untuk mewujudkan Jakarta menjadi wilayah zona bebas rabies. (merdeka.com/Imam Buhori)
  • Hindari kontak hewan peliharaan dengan hewan liar.
  • Vaksinasi hewan peliharaan.
  • Hindari kontak dengan hewan liar.
  • Dapatkan vaksin rabies.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya