Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Dumai Tirta Persada (DTP) mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund sebesar Rp 325 miliar. Pinjaman tersebut diberikan untuk pengembangan proyek DTP.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu, (17/6/2023), DTP dan pemberi pinjaman dalam hal ini PT PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund serta Adhi Karya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka senior sebesar Rp 325 miliar pada 14 Juni 2023.
Advertisement
Pinjaman tersebut berjangka waktu 15 tahun yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengembangan proyek yang dijalankan DTP. Anak usaha Adhi Karya tersebut mengembangkan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) SPAM Kota Dumai, sehingga DTP membutuhkan pendanaan yang bersumber dari ekuitas dan pinjaman senior.
Adapun DTP akan mendapatkan pinjaman dengan nilai pokok pinjaman maksimal Rp 325 miliar. Sedangkan Adhi Karya sebagai pemegang saham DTP akan berkontribusi secara ekuitas setidaknya Rp 74,35 miliar dengan rencana penyetoran memperhatikan rasio modal dan utang DTP.
Adapun Adhi Karya sebagai pemegang saham DTP sebesar 51 persen dan merujuk berdasarkan POJK 42/2020, DTP merupakan anak perusahaan yang terkendalikan baik secara langsung dan tidak langsung oleh perseroan sebagai pengendali.
Adhi Karya juga memiliki perwakilan yang menjabat posisi direktur yang menjabat sebagai komisaris DTP dan pegawai perseroan yang ditempatkan sebagai anggota direksi DTP. Dengan demikian, perseroan dan DTP memiliki hubungan afiliasi dalam hubungan kepengurusan.
Dukungan Adhi Karya
Atas pinjaman itu, perseroan memberikan dukungan kepada DTP yakni pemberian komitmen dalam bentuk surat kesanggupan yang akan menjamin 51 persen dari jumlah maksimal dari pinjaman DTP sebagai salah satu syarat yang perlu dipenuhi perseroan sebagai pemegang saham.
“Gadai saham atas 12.750 lembar saham atau sebesar 51 persen termasuk semua saham dalam modal DTP yang setiap saat dimiliki atau akan dimiliki oleh perseroan berdasarkan POJK 42/2020, pemberian dukungan kepada DTP termasuk dalam transaksi afiliasi karena dilakukan perseroan untuk kepentingan afiliasi,” tulis Adhi Karya.
Adapun salah satu syarat dari pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman kepada DTP adalah harus ada dukungan dari perseroan sebagai pemegang saham mayoritas.
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penyusutan dari sisi pendapatan dan kenaikan laba bersih.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (4/5/2023), pendapatan usaha pada kuartal I 2023 menyusut 29,62 persen menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 3,78 triliun pada kuartal I 2022.
Sementara, beban pokok pendapatan pada periode yang sama turun 32,46 persen menjadi Rp 2,33 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 3,45 triliun. Dengan demikian, laba bruto menyusut 1,20 persen menjadi Rp 333,41 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 329,45 miliar.
Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha Rp 171,20 miliar turun 2,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 175,33 miliar.
Laba bersih Adhi Karya pada kuartal I 2023 naik 19,01 persen sebesar Rp 8,45 miliar dari Rp 7,10 miliar pada periode yang sama 2022.
Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 menyusut menjadi Rp 39,15 triliun dari Rp 39,98 triliun pada Desember 2022. Liabilitas turun menjadi Rp 30,29 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 31,16 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 8,86 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 8,82 triliun.
Kontrak Baru Adhi Karya
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru hingga Maret 2023 sebesar Rp 8,9 triliun. Capaian tersebut meningkat 109 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni senilai Rp 4,2 triliun.
Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Pekerjaan Perkerasan Jalan Pertambangan Tanjung Enim, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir) dan SPAM Regional Wosusokas.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menyebutkan,lini bisnis Engineering dan Konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 93 persen, lini bisnis Properti dan Hospitality sebesar 3 persen dan bisnis lainnya sebesar 4 persen.
"Berdasarkan sumber dana kontrak baru berasal dari Pemerintah sebesar 28 persen, proyek investasi dan lainnya sebesar 53 persen, serta BUMN dan BUMD sebesar 19 persen," kata Farid dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).
Perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan Jalan dan Jembatan berkontribusi sebesar 69 persen. Berdasarkan tipe gedung sebesar 14 persen, tipe infrastruktur sumber daya air sebesar 9 persen dan lainnya sebesar 8 persen.
"Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari proyek infrastruktur Jalan dan Jembatan sebesar 59 persen, prasarana kereta api 15 persen, proyek gedung sebesar 12 persen, serta infrastruktur pengolahan sumber air sebesar 8 persen, dan 6 persen berasal dari pekerjaan lainnya," imbuh Farid.
Advertisement
Proyek Adhi Karya
Adapun 5 besar proyek yang dicapai ADHI, antara lain Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Prasarana LRT Malolos-Clark di Filipina, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir), serta Proyek Land Development Kalimantan Timur – IKN.
ADHI juga berfokus pada pengembangan bisnis konstruksi berbasis lingkungan, seperti Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu Medan, RDF (Refuse Derived Fuel) Bantargebang, TPST Kota Denpasar, SPAM Dumai, SPAM Karian, dan lainnya. Hal ini merupakan wujud komitmen ADHI dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam pembangunan Infrastruktur.
Target 2023
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membidik pertumbuhan pendapatan 10-15 persen dan laba bersih 20-25 persen pada 2023.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menuturkan pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan, dan laba bersih pada tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
"Naik dari tahun lalu 20-25 persen (laba bersih) seperti 2022 kemarin rencana naik 25 persen realisasi 47 persen," kata Entus saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Dia bilang, pendapatan tersebut akan ditopang oleh sejumlah proyek yang telah digarap Adhi Karya. "(Yang akan berkontrbusi besar terhadap pendapatan selain proyek LRT) ada beberapa proyek tol, ada penyelesaian tol Sigli-Banda Aceh, proyek-proyek IKN ada, tol Solo-Yogyakarta, tol Yogyakarta-Bawean dan proyek lainnya," katanya.
Sementara itu, Adhi Karya tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam mencapai target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada tahun ini. Salah satunya adalah fokus dalam percepatan pembangunan terhadap kontrak yang sudah dikantongi.
"Kalau strategi pendapatan kita fokus dalam percepatan pembangunan terhadap kontrak-kontrak yang sudsh ditangan di mana saat ini, tahun lalu kita punya kontrak baru Rp 2,37 triliun. Kemudian, sampai awal Februari kita punya kontrak Rp 4,3 triliun, harapannya bisa terus meningkat," Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto.