Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Dari Botol Jadi Botol," Coca-Cola Indonesia menginisiasi kampanye daur ulang sampah botol plastik dengan berbagai aktivasi. Salah satunya, publik diajak menonton konser musik yang menggunakan botol plastik pascakonsumsi sebagai "alat pembayaran."
Acara ini berlangsung di Piazza, Gandaria City Mall, Jakarta Selatan pada 16 dan 17 Juni 2023. Sementara RAN sudah tampil kemarin, Padi Reborn dan Lalahuta akan memeriahkan panggung acara tersebut hari ini, Sabtu (17/6/2023).
Advertisement
Memasuki venue, pengunjung wajib membawa botol plastik bekas dari brand Coca-Cola, yakni Coca-Cola, Fanta, Sprite, dan Sprite Waterlymon ukuran 390 ml, masing-masing tiga botol sebelum pukul 18.00 WIB dan 10 botol setelah pukul 18.00 WIB.
Dalam catatan, pengunjung yang sudah masuk area acara sebelum pukul 18.00 WIB dan masih mau berada di sana setelahnya, mereka tetap diwajibkan membawa 10 botol plastik brand Coca-Cola pascakonsumi, total menyerahkan 13 botol bekas pakai.
Selain konser musik, dengan semangat memperkenalkan upaya daur ulang sampah botol plastik, pihaknya juga menampilkan video 360 derajat perjalanan "Bottle to Bottle" di ruangan imersif. Talkshow yang berfokus pada ekonomi sirkular oleh para pakar industri dan komunitas juga berlangsung hari ini, Sabtu (17/6/2023).
Secara khusus, mereka pun memperkenalkan kemasan botol yang terbuat dari 100 persen plastik PET daur ulang (rPET), belum untuk tutup dan label. Ini merupakan perpanjangan visi World Without Waste yang mencakup tujuan menggunakan setidaknya 50 persen plastik daur ulang dalam kemasannya pada 2030.
Juga, ambisi mengumpulkan dan mendaur ulang 100 persen botol pascakonsumi mereka pada 2030. "Saat ini, kami berhasil mengumpulkan dan mendaur ulang 30--40 persen botol pascakonsumsi (di Indonesia)," sebut Director of Public Affairs, Communications, and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo, dalam jumpa pers di bilangan Jakarta Selatan, Jumat, 16 Juni 2023.
Melihat Konteks Lokal dalam Pengumpulan Botol Pascakonsumsi
Dalam proses mengumpulkan botol pascakonsumsi, Triyono menjelaskan bahwa pihaknya belajar dari langkah-langkah negara secara global. "Tapi, akhirnya memang harus lihat konteks lokal. Pemulung, atau kami sebutnya 'recycling heroes,' itu banyak, dan kami ingin mengangkat nilai mereka," katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa setidaknya ada tujuh juta ton sampah plastik per tahun yang dikumpulkan para recycling heroes. "Dalam menghadapi infrastruktur pengumpulan sampah yang belum seragam (secara nasional), membangun habit dan memperhatikan konteks lokal jadi penting," Triyono menambahkan.
Melalui usaha patungan lokal dan perjanjian pemasok jangka panjang, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia melakukan investasi demi meningkatkan kapasitas daur ulang di Indonesia, membuka pasokan plastik daur ulang, dan meningkatkan teknologi baru.
Botol 100 persen rPET mereka diproduksi di fasilitas daur ulang Amandina Bumi Nusantara di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Disebut bahwa pabrik daur ulang ini didirikan dalam kemitraan antara Coca-Cola Europacific Partner Indonesia dan Dynapack Asia.
Fasilitas ini memproses botol PET bekas pakai yang bersumber dari pasokan lokal jadi botol baru untuk merek Coca-Cola.
Advertisement
Memastikan Keamanan rPET
Memastikan keamanan material rPET, Director of Public Affairs, Communications, and Sustainability Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, Lucia Karina, mengklaim bahwa pihaknya selektif dalam memilih mesin. "Mesin memastikan rangkaian proses pengumpulan botol, dipilah, dicuci, digiling, lalu dijadikan flakes maupun resin," ungkapnya.
Itu semua, kata Karina, harus memenuhi standar dan kini mereka sudah mengantongi sertifikasi The Coca Cola Company. Mendukung itu, Managing Director Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasali, menyebut bahwa saat ini pihaknya sudah bekerja sama dengan 27 ribu pemulung, atau ia menyebutnya sebagai pelestari lingkungan.
"Bagaimana rangkaian proses (daur ulang PET) ini bisa menghasilkan plastik food grade," sebut dia. Sekarang, 1 dari 3 botol produk Coca-Cola sudah bermaterial rPET. "Ini masih jadi langkah awal untuk kolaborasi lebih masif nantinya," Suharji berbagi.
Dalam praktiknya, Amandina Bumi Nusantara berkolaborasi dengan Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial nirlaba yang didirikan dua organisasi yang sama. Yayasan ini disebut mendukung penciptaan infrastruktur pengumpulan melalui pengembangan usaha mikro pengumpulan, serta berpusat pada usaha sosial dan dukungan masyarakat.
Pekerjaan Rumah yang Belum Tuntas
Akhirnya, Mahija Parahita Nusantara tidak semata berperan sebagai penyedia bahan baku fasilitas daur ulang, yang botolnya berasal tidak hanya dari merek Coca-Cola. Yayasan itu juga mendukung komunitas pemulung informal dengan pekerjaan yang stabil dan membuka akses terhadap layanan sosial.
Dalam keterangannya, Xavi Selga, Presiden Direktur Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Papua Nugini, mengatakan, "Pendekatan kolaboratif dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Dengan fasilitas daur ulang Amandina Bumi Nusantara kami yang baru, kami akan mengubah botol lama jadi yang baru karena kami membantu mempercepat sistem pengemasan loop tertutup di Indonesia."
Selaras dengan itu, Julio Lopez, Presiden Direktur Coca-Cola Indonesia, berkata, "Botol kami memiliki nilai lebih dari penggunaan pertama karena dapat digunakan berulang kali, sehingga membantu mendukung ekonomi sirkular loop tertutup."
Di tengah perayaan inovasi rPET, Triyono mengatakan bahwa pekerjaan rumah mereka belum tuntas. "Masih ada tutup dan label yang masih harus kami pikirkan (karena sekarang belum terbuat dari material daur ulang)," tutupnya.
Advertisement