Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memutuskan untuk mengangkat Melati Sarnita sebagai Direktur Pengembangan Usaha Inalum.
Sebelumnya, Melati Sarnita menjabat beberapa posisi strategis di perusahaan BUMN seperti PT Krakatau Steel (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Tbk).
Advertisement
"RUPS Inalum pada 16 Juni 2023 juga mengangkat Melati Sarnita sebagai Direktur Pengembangan Usaha Inalum," Dikutip dari keterangan tertulis, Inalum, Sabtu (17/6/2023).
Direktur Utama Inalum Danny Praditya menjelaskan, Inalum mampu membukukan kinerja positif di 2022 yang merupakan hasil kerja keras seluruh keluarga besar Inalum sekaligus efek dari harga komoditas yang sangat kompetitif.
Ia berharap kinerja positif ini bisa membantu Inalum dalam percepatan produksi hingga double capacity sehingga bisa lebih cepat memberikan kontribusi maksimal kepada Indonesia dan
“Kita bersyukur bisa agile melawan pandemi dan kinerja positif ini merupakan bukti kinerja dan kerja keras kami semua. Pun kami bersyukur harga komoditas di market selalu kompetitif yang akhirnya bisa memberikan kami laba yang cukup baik," kata dia.
"Kami saat ini fokus mengakselerasi hilirisasi aluminium dan peningkatan jumlah produksi hingga double capacity. Kami juga berterima kasih dan mohon dukungan kepada seluruh pemangku kepentingan hal tersebut bisa segera tercapai dan memberikan manfaat yang berkelanjutan,” lanjut Danny.
Kinerja 2022
Sepanjang tahun 2022, Inalum mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 57 persen (yoy). Pertumbuhan positif ini didukung oleh meningkatkan harga komoditas.
Kinerja ini sesuai dengan rencana pertumbuhan yang berkelanjutan dari perusahaan yang ditandai oleh pertumbuhan Compounded annual growth rate (CAGR) 2020-2022 dengan pendapatan tumbuh 38%, laba bersih 252%, EBITDA 81%, pertumbuhan aset 13%, dan pertumbuhan ekuitas 23%.
Inalum juga secara KPI dan Tingkat Kesehatan Perusahaan berhasil meraih skor 100,86 untuk pencapaian KPI dan skor 95% untuk pencapaian Tingkat Kesehatan Perusahaan dengan predikat Sehat (AA).
Transisi energi serta kondisi geopolitik dan pemilihan kondisi ekonomi pasca pandemic COVID-19 di tingkat global menjadi tantangan bagi industri pertambangan untuk tumbuh secara berkelanjutan. Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan mengadopsi teknologi digital untuk mentransformasi operasi dan memutakhirkan sistem manajemen.
Advertisement