Liputan6.com, Beijing - Produsen chip asal Amerika Serikat (AS) Micron akan investasi lebih dari USD 600 juta atau sekitar Rp 8,97 triliun (asumsi kurs Rp 14.963 per dolar AS) di China. Investasi tersebut untuk pengepakan dan pegujian di China Utara kurang dari sebulan setelah Beijing melarang chip dari proyek infrastruktur.
Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (17/6/2023), Micron tersebut akan investasi lebih dari 4,3 miliar yuan atau setara USD 605 juta selama beberapa tahun ke depan di pabriknya di Xi’an untuk memperoleh peralatan dan menambah pabrik baru di fasilitas tersebut.
Advertisement
Pengawas keamanan siber China bulan lalu mengatakan, Micron telah gagal dalam tinjauan keamanan nasional, memberi tahu operator “infrastruktur informasi penting” untuk berhenti membeli produknya.
Itu adalah eskalasi terbaru dalam perang chip yang pahit antara Amerika Serikat dan China yang telah membuat Washintong bergerak untuk memblokir akses Beijing ke semikonduktor mutakhir.
“Proyek investasi ini menggarisbawahi komitmen teguh Micron untuk bisnis dan anggota tim China,” ujar CEO Sanjay Mehrotra.
Micron menuturkan akan membeli peralatan pengemasan chip dari Licheng Semiconductor yang berbasis di Xi’an yang telah mengoperasikan beberapa peralatan di fasilitas perusahaan AS berdasarkan perjanjian sebelumnya.
“Investasi ini sejalan dengan konsep pengemasan dan pengujian global Micron dan akan memberi perusahaan fleksibilitas untuk produksi portofolio produk yang luas di Xi;an,” kata perusahaan tersebut dalam pernyataan WeChat-nya.
Micron juga akan membangun fasilitas baru dengan lini produksi untuk chip mobile DRAM, NAND, dan SSD.
Perang Chip
Sekitar 10 persen dari pendapatan tahunan Micron senilai USD 30,8 miliar berasal dari China, menurut data perusahaan. Akan tetapi, sebagian besar produk Micron yang dijual di negara itu dibeli oleh pabrikan asing, catat analis, dan tidak jelas apakah keputusan bulan lalu oleh pengawas keamanan siber China memengaruhi penjualan ke pembeli asing.
Washington menuturkan memiliki “kekhawatiran yang sangat serius” tentang pembatasan China terhadap Micron.
Beijing memulai penyelidikan terhadap Micron pada akhir Maret, lima bulan setelah Amerika Serikat meluncurkan pembatasan yang bertujuan memutus akses China ke chip kelas atas, peralatan pembuat chip dan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang semikonduktor.
Amerika Serikat mengutip kekhawatiran keamanan nasional atas pembatasan yang diumumkan tahun lalu, mengungkapkan kekhawatiran China akan memakai teknologi AS untuk mengembangkan peralatan militer canggih.
Gedung Putih juga mendesak pembuat chip Korea Selatan untuk tidak ekspor ke China untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh larangan impor semikonduktor AS.
Belanda dan Jepang, sekutu AS yang sama-sama produsen teknologi semikonduktor khusus juga telah mengumumkan pembatasan ekspor, tanpa menyebut China secara eksplisit.
Advertisement
Perusahaan Investasi Warren Buffett Lepas Seluruh Saham di TSMC
Sebelumnya, Warren Buffett telah menjual sisa sahamnya di pembuat chip terbesar dunia, TSMC. Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway mengungkapkan pihaknya tidak lagi memegang saham di Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company/TSM) pada akhir kuartal pertama 2023.
Dalam beberapa minggu terakhir, Warren Buffett telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas masa depan Taiwan. Di mana kepemimpinan Komunis China telah lama mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun tidak pernah menguasainya.
Pada Februari lalu, Berkshire mengungkapkan telah menjual 86 persen sahamnya di TSMC, yang dibeli hanya beberapa bulan sebelumnya seharga USD 4,1 miliar. Penjualan yang cepat itu dianggap tidak biasa karena Buffett dikenal sering berinvestasi untuk jangka panjang.
"Saya tidak suka lokasinya, dan saya telah mengevaluasinya kembali.Saya merasa lebih baik mengalokasikan modal kami di Jepang daripada di Taiwan,”kata Buffett, dikutip dari laman CNN, Selasa (16/5/2023).
Terlepas dari aksi penjualan saham ini, Buffett memuji TSMC sebagai salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik dan perusahaan paling penting di dunia. Menurut dia, tidak ada satupun perusahaan di industri chip yang setara dengan mereka.
Produksi Semikonduktor Tercanggih
TMSC sendiri dianggap sebagai sumber kekayaan nasional di Taiwan, memasok semikonduktor ke raksasa teknologi global termasuk Apple (AAPL) dan Qualcomm (QCOM).
Perusahaan ini memproduksi semikonduktor tercanggih di dunia secara massal, komponen yang sangat penting untuk kelancaran segala sesuatu mulai dari telepon pintar hingga mesin cuci. Perusahaan tersebut adalah produsen chip terbesar di dunia, menurut Gartner. Juga merupakan salah satu perusahaan tercatat paling berharga di dunia, dengan kapitalisasi saat ini sekitar USD 415,3 miliar.
Ketika Berkshire Hathaway mengungkapkan aksi jual, investor terkemuka lainnya justru bertaruh pada saham tersebut. Menurut pengajuan, Macquarie telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di TSMC, sementara Tiger Global juga ikut membeli. Saham TSMC naik 2 persen pada hari Selasa di Taipei, sementara sahamnya yang terdaftar di AS tergelincir 0,5 persen.
Advertisement