37 Murid Tewas dalam Serangan dan Pembakaran di Sekolah Uganda, Pelaku Diduga Terkait Kelompok Teroris ISIS

Allied Democratic Forces (ADF) yang berbasis di Republik Demokratik Kongo (DRC) yang diduga bertanggung jawab atas kejadian pembantaian ini disebut-sebut terkait ISIS.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 18 Jun 2023, 21:20 WIB
ilustrasi serangan di sekolah Uganda. (iStockphoto)

Liputan6.com, Kampala - Sekitar 37 murid tewas dalam serangan di sekolah di wilayah Uganda Barat pada Jumat (16/6/2023), insiden terbaru ini diduga terkait dengan kelompok teroris ISIS

Lima militan disebutkan menyerang sekolah menengah Lhubiriha di Mpondwe sekitar pukul 23.30 waktu setempat. Mereka memasuki asrama dan membakarnya, kemudian melukai dan membunuh para murid menggunakan parang. 

Allied Democratic Forces (ADF) atau Pasukan Demokrat Sekutu yang berbasis di Republik Demokratik Kongo (DRC) diduga bertanggung jawab atas kejadian ini dan penyelidikan pun sedang dilakukan. 

Seperti dilansir BBC, Minggu (18/6/2023), lebih dari 60 murid bersekolah di sana, dan sebagian besar tinggal di asrama.

Menteri Komunikasi dan Informatika Uganda Chris Baryomunsi mengatakan 37 murid dipastikan tewas, tanpa menyebut usia mereka.  

"Dua puluh dari mereka diserang dengan parang dan 17 lainnya dibakar sampai mati," kata Baryomunsi. 

Korban mengatakan para pemberontak melemparkan bom ke asrama setelah serangan parang. Tidak jelas apakah ini mengakibatkan kebakaran yang dilaporkan sebelumnya. Sementara itu, enam siswa juga diculik untuk membawa makanan yang dicuri pemberontak dari gudang sekolah.

Para militan tersebut kemudian kembali melintasi perbatasan ke DRC.

Beberapa jasad korban dikatakan telah terbakar parah dan diperlukan tes DNA guna mengidentifikasi mereka.

Sementara delapan murid lainnya dalam kondisi kritis usai kejadian itu. 


Seruan Sekjen PBB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) António Guterres. (AFP)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk "tindakan mengerikan" itu dan menyerukan agar seluruh pelaku yang terlibat dibawa ke pengadilan.

Tentara setempat saat ini sedang mengejar pemberontak ADF menuju taman nasional Virunga DRC - taman nasional tertua dan terbesar di Afrika yang merupakan rumah bagi spesies langka.

Para militan, termasuk ADF, menggunakan hamparan luas yang berbatasan dengan Uganda dan Rwanda, sebagai tempat persembunyian.

"Pasukan kami mengejar musuh untuk menyelamatkan mereka yang diculik dan menghancurkan kelompok ini," kata juru bicara pertahanan Felix Kulayigye di Twitter.

Tentara Uganda juga mengerahkan helikopter untuk membantu melacak kelompok pemberontak di daerah pegunungan.

Uganda dan DRC telah mengadakan operasi militer bersama di timur DR Kongo untuk mencegah serangan oleh ADF.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya