Profil Sri Adiningsih, Mantan Ketua Wantimpres yang Meninggal Dunia

Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih meninggal dunia pada Sabtu, 17 Juni 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Jun 2023, 08:55 WIB
antan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih meninggal dunia pada usia 62 tahun, pada Sabtu, 17 Juni 2023. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari lembaga pertimbangan presiden. Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih meninggal dunia pada usia 62 tahun. Sri Adiningsihmeninggal pada Sabtu, 17 Juni 2023 di RSUP Sardjito Yogyakarta.

“Berita duka. Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, Ibu Prof.Dr. Sri Adiningsih, M.Sc, usia 62 tahun, di RSUP Sardjito Yogyakarta pada hari Sabtu, 17 Juni 2023, jam 18.37 WIB,” demikian pesan tersebut dikutip dari Antara, ditulis Minggu, (18/6/2023).

Berdasarkan informasi itu, pemakaman akan dilaksanakan pada Minggu, 18 Juni 2023 dan berangkat dari rumah duka pukul 13.00 WIB di PUKJ Yogyakarta Jalan IKIP PGRI I Sonosewu, Sonopakis Lor, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55182.

Keluarga menyampaikan, Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu akan dimakamkan di pemakaman Gunung Sempu Hills Memorial Park atau Sambungan Bangunjiwo Kasihan, Bantul, DIY.

Sri Adiningsih menjadi Ketua/Anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2014-2019. Ia lahir di Solo pada 11 Desember 1960. Sri Adiningsih dikenal sebagai sosok ekonom yang dikenal memiliki pemikiran yang segar, cerdas dan komunikatif. Ia seorang ekonom yang pandangannya patut didengar penentu kebijakan ekonomi di Indonesia.Demikian mengutip dari laman setneg.go,id.

Sri Adiningsih yang juga dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada pernah didapuk menjadi salah satu anggota Tim Ahli Panitia Ad-hoc MPR pada 2001 yang selanjutnya terpilih menjabat Sekretaris Komisi Konstitusi.

Mengutip dari laman Merdeka, sejak kecil, mantan ketua Wantimpres ini hanya diasuh oleh ibunya. Hal ini lantaran sang ayah Daswandi tutup usia sejak Sri masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Dengan hanya mengandalkan hasil toko kelontong, ibunya berupaya menyekolahkan Sri hingga tingkat perguruan tinggi.


Berjuang demi Sang Ibu

Ketua Wantimpres pemerintahan Jokowi, Sri Adiningsih memberikan pidato saat serah terima jabatan di Kantor Wantimpres Jakarta, Selasa (3/2/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melihat perjuangan sang ibu, Sri sebagai anak sulung bertekad harus berbuat yang terbaik mengimbangi perjuangan berat sang ibu sekaligus belajar bersungguh-sungguh supaya mimpinya untuk menjadi orang yang sukses dapat terwujud.

Selesai SMA, Sri memutuskan masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Selain belajar, ia juga aktif ikut berbagai kegiatan tambahan seperti kursus dan organisasi. Meski sibuk, Sri Mulyani tetap meraih nilai terbaik dalam setiap mata kuliahnya.

Pada 1985, ia lulus dari UGM dengan predikat cum laude. Setelah lulus, ia diterima sebagai dosen tetap di Fakultas Ekonomi UGM. Ia menikah dengan Kunta Setiaji seorang dokter alumni FK UGM.

Pada 1989, ia berhasil meraih gelar Master of Science (MSc) dari University of Illinois Amerika Serikat. Kemudian pada universitas yang sama, ia meraih gelar Doktor bidang ekonomi. Setelah meraih gelar itu, ia menjadi dosen Pascasarjana UGM. Selanjutnya Sri Adiningsih menjadi Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM.

Nama Sri Adiningsih semakin dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang segar dan cerdas perihal kebijakan ekonomi. Sri kemudian dipercaya sebagai Adviser/Principal Economist at Exim Securities (1997), anggota tim ahli penyiapan materi GBHN bidang Wanhankamnas tahun 1998, dan anggota pada OMBUDSMAN Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak 1999 serta menjadi Tim Ahli Panitia Ad hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2001.

 


Sri Adiningsih Tutup Usia

Pendiri ISED Prof Sri Adiningsih saat berbicara dalam webinar bertajuk Indonesia Digital Outlook 2021 yang digelar Institute of Social Economic Digital (ISED).

Sebelumnya, Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden dan sekaligus Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih meninggal dunia.

Beredar informasi melalui pesan singkat Ketua Dewan Pertimbangan Presiden 2014-2019 Sri Adiningsih tutup usia. Ia meninggal dunia pada usia 62 tahun.

“Telah berpulang Ibu Prof.Sri Adiningsih, PhD. (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden 2014-2019). Mohon dimaafkan segala kesalahan. Doa kita yg terbaik buat mba Nining. Semoga keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan penghiburan,” demikian mengutip dari pesan singkat tersebut.

Saat dikonfirmasi, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membenarkan kabar tersebut. “Benar. Semoga Alm mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Alm sangat smart dan baik kepada semua,” ujar Diwkorita saat dihubungi Liputan6.com lewan pesan singkat, Sabtu (17/6/2023).

Mengutip laman UGM, Sri Adiningsih menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi UGM pada 1985. Ia melanjutkan S2 di University of Illinois pada 1989, dan gelar Doktor pada 1996 di kampus yang sama di University of Illinois.

Mengutip laman Merdeka, setelah mendapatkan gelar doktor, ia menjadi dosen pascasarjana di UGM. Ia lalu menjadi Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM. Sri Adiningsi dipercaya sebagai Adviser/Principal Economist at Exim Securities (1997), anggota tim ahli penyiapan materi GBHN bidang Wanhankamnas pada 1998.

Perempuan kelahiran 11 Desember 1960 ini juga menjadi anggota pada OMBUDSMAN Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak 1999 serta menjadi Tim Ahli Panitia Ad hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2001.

Dikutip dari laman Setneg, Sri diangkat menjadi anggota Wantimpres pada 2015. Ia bersama Abdul Malik Fadjar, Ahmad Hasyim Muzai, Jan Darmadi, M.Yusuf Kartanegara, Rusdi Kirana, Sidarto Danusubroto, Subagyo Hadi Siswoyo, dan Suharso Monoarfa terpilih sebagai anggota Wantimpres.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya