Liputan6.com, Jakarta - Plt Menkominfo Mahfud MD membantah anggapan berbagai pihak yang menyebut peluncuran Satelit Satria 1 terkait dengan kasus korupsi BTS 4G BAKTI yang menyeret eks Menkominfo Johnny G. Plate.
Menurut Mahfud, peluncuran Satelit Satria 1 tidak ada hubungannya dengan kasus yang kini telah ditangani oleh Kejaksaan Agung RI tersebut.
Advertisement
"Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan Satria 1 tidak ada gunanya, karena jaringan di Bumi tidak bisa tersedia, berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani Kejagung," kata Mahfud MD berbicara tentang keberhasilan peluncuran Satelit Satria 1 di Cape Canaveral, Florida, AS.
Dalam pernyataannya, Mahfud mengatakan, peluncuran Satelit Satria 1 dan BTS 4G BAKTI adalah dua proyek berbeda.
"Ini tidak ada hubungannya dengan kasus korupsi BTS 4G BAKTI, karena ini merupakan proyek tersendiri yang ditujukan untuk memberikan layanan publik di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar)," katanya.
Mahfud menegaskan, fungsi Satelit Satria 1 adalah untuk memberikan layanan internet di sektor pelayanan publik di wilayah pendalaman yang selama ini tidak terjangkau akses internet.
Dalam hal ini, sektor pelayanan publik di daerah 3T yang nantinya mendapat akses internet dari Satelit Satria 1 adalah sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah desa, pos-pos Polri dan TNI.
Tentang Peluncuran Satelit Satria 1, Pakai Roket Falcon 9 SpaceX
Satelit Satria-1 sendiri diluncurkan dengan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX. Meski kini sudah berhasil mengudara, satelit tersebut tidak bisa langsung beroperasi.
Saat ini, satelit akan melakukan tahap electric orbit raising yang membutuhkan waktu sekitar 145 hari. Setelahnya, satelit ini akan melakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya bisa menghadirkan layanan yang optimal.
Direncanakan, satelit ini akan beroperasi pada minggu keempat Desember 2023 atau awal 2024. Perlu diketahui, produksi satelit Satria-1 oleh perusahaan manufaktur antariksa Prancis Thales Alenia Space telah dimulai sejak September 2020 hingga Mei 2023.
Satria 1 memiliki kapasitas 150Gbps dan mengorbit di slot 146 derajat BT yang berada di atas Papua. Satelit ini diperkuat dengan 116 Spot Beam, sehingga layanan internetnya dapat menjangkau seluruh Indonesia, terutama wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Perlu diketahui, satelit Satria-1 merupakan satelit multifungsi yang terbesar di Asia dan nomor lima di dunia. Proyek satelit ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.
Advertisement
Satelit Pemerintah yang Dikelola PSN
Satria-1 merupakan satelit milik pemerintah, tapi akan dikelola oleh PT Satelit Nusantara Tiga atau PSN dengan mekanisme build, operation, and transfer (BOT). Setelah 15 tahun, asetnya akan diambil alih pemerintah.
Untuk proyek satelit ini, PSN menyiapkan 11 stasiun Bumi atau gateway yang berlokasi di Cikarang, Banjarmasin, Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, serta Jayapura.
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, pembuatan satelit yang menjadi terbesar di Asia dan nomor lima di dunia ini mencapai USD 540 juta atau setara dengan Rp 8 triliun (kurs 14.961/ dolar).
"Ini merupakan proyek KPBU, jadi pembangunannya dari Badan Usaha, sementara nanti penggunaannya oleh pemerintah. Nilai capex untuk Satelit Satria-1 ini mencapai USD 540 juta," ucap Arief di Florida, Amerika Serikat, Minggu (18/6/2023).
PSN menjalin kerja sama dengan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) untuk membangun antena yang digunakan pada 11 stasiun Bumi tersebut.
"Satelit ini diharapkan mampu memfasilitasi sambungan internet pada layanan publik, seperti fasilitas pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan di daerah 3T secara gratis," tegas Arief.
Fungsi Satelit Satria 1 untuk Pelayanan Publik di Daerah 3T
Mahfud juga menjelaskan bahwa fungsi Satelit Satria 1 adalah untuk meratakan akses internet di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan).
"Fungsi Satria 1 ini adalah untuk meratakan akses internet, terutama untuk keperluan pendidikan, kesehatan, layanan publik, untuk masyarakat, untuk TNI, untuk Polri di seluruh wilayah Tanah Air, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, terpencil," kata Mahfud.
Mahfud membantah pendapat yang menyebut peluncuran Satria 1 tidak ada gunanya. Karena pada kenyataannya, menurutnya, Satelit Satria 1 akan melayani wilayah 3T atau daerah pedalaman yang sebelumnya belum terkover akses internet cepat. Dengan begitu, pelayanan publik seperti disebutkan di atas bisa dijalankan dengan baik.
Advertisement