Jumbo, Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diramal Tembus Rp 3.216 Triliun di 2027

Kadin memprediksi dalam 5 tahun ke depan, ukuran ekonomi digital Indonesia akan terus berkembang pesat dan mampu mencapai Rp 3.216 triliun pada tahun 2027.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Jun 2023, 11:40 WIB
Wakil Ketua Umum KADIN bidang Komunikasi dan Informatika Firlie H Ganinduto. Kadin memprediksi dalam 5 tahun ke depan, ukuran ekonomi digital Indonesia akan terus berkembang pesat dan mampu mencapai Rp 3.216 triliun pada tahun 2027.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum KADIN bidang Komunikasi dan Informatika Firlie H Ganinduto menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Bidang Komunikasi dan Informatika dengan tema "Penguatan Infrastruktur dan Talenta Digital dalam Mendukung Percepatan Digitalisasi Nasional".

"Pengurus Kadin pagi ini Kadin bidang teknologi dan informatika menyelenggarakan rapat kerja nasional bidang untuk membahas implementasi program kerja dan menyiapkan rencana kerja tahunan yang spesial penyelenggaraan Raker tahunan ini adalah dibungkus dalam kegiatan seminar panel diskusi berbagai pemangku kepentingan," kata Firlie, dalam Raker Kadin Bidang Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Senin (19/6/2023).

Terdapat tiga topik yang dibahas dalam Rapat Kerja Kadin Bidang Komunikasi dan Informatika, diantaranya, pertama, kesiapan Infrastruktur Digital di Indonesia dalam mendukung Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP).

Kedua, tren perkembangan Teknologi AI (Artificial Intelligence) dan dampaknya bagi ekosistem Digital Indonesia. Ketiga, perkembangan dan Masa Depan Talenta Digital di Indonesia.

Adapun ketiga topik tersebut dibahas dalam raker, karena pada pada tahun 2022, ukuran ekonomi digital Indonesia mencapai Rp 1.408 triliun atau setara dengan sekitar 8 persen dari GDP Indonesia pada tahun tersebut.

Artinya, adopsi teknologi yang semakin luas di berbagai sektor telah mendorong pertumbuhan sektor ekonomi digital dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian negara.

Pihaknya pun memprediksi dalam 5 tahun ke depan, ukuran ekonomi digital Indonesia akan terus berkembang pesat dan mampu mencapai Rp 3.216 triliun pada tahun 2027.

"Prediksi ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan ukuran ekonomi digital  diperkirakan meningkat 128 persen dalam periode 5 tahun," ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga memprediksi pada tahun 2027 sektor ekonomi digital akan meningkat sekitar 14 persen dari total GDP Indonesia yang mencapai Rp 23.533 Triliun.

"Kontribusi ini diharapkan semakin meningkat, serta menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu sumber pertumbuhan bagi Indonesia di tahun 2045," ujarnya.

 


Ekonomi Digital

Ilustrasi ekonomi digital. Freepik

Menurut Firlie, dengan adanya pertumbuhan yang pesat dalam sektor ekonomi digital, Indonesia diharapkan menjadi salah satu pemain utama dalam ekonomi digital di Asia Tenggara, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru, mendorong Inovasi dan memperkuat daya saing negara dalam skala Global.

Kendati demikian, pertumbuhan digitalisasi di sektor ekonomi digital di Indonesia saat ini belum diikuti oleh literasi digital yang mumpuni, utamanya literasi di sektor keuangan digital masih rendah di masyarakat.

Disisi lain, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga data pribadi, kesadaran pengusaha dalam menerapkan langkah-langkah untuk melindungi data pribadi konsumen, sekaligus juga menerapkan langkah-langkah teknik keamanan cyber masih belum tinggi.

"Rakernas ini juga merupakan salah satu bentuk aktivitas yang akan menjadi bagian dari program Kadin Indonesia dalam menjawab tantangan industri yang saya sebutkan sebelumnya," pungkasnya. 


Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid Ajak Korea Selatan Investasi di IKN hingga Ekonomi Digital

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid melakukan roadshow di Seoul, Korea Selatan, Jumat (9/6/2023). (Dok Kadin)

Sebelumnya, Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyatakan, ASEAN adalah kawasan yang menjadi tujuan investasi menjanjikan. ASEAN menawarkan peluang investasi di bidang industri, ekonomi digital, pembangunan infrastruktur, manufaktur, sektor konsumen, komunikasi, kendaraan listrik dan baterai, serta pariwisata.

“ASEAN memiliki banyak keunggulan dibandingkan kawasan lain. Letak geografis ASEAN sangat strategis. Kami juga memiliki sumber daya manusia berdaya saing, sumber daya alam melimpah, dan pasar yang luas,” kata Arsjad Rasjid saat melakukan roadshow di Seoul, Korea Selatan, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (12/6/2023).

Negara-negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Arsjad mengatakan, Korea Selatan selaku mitra wicara ASEAN-BAC terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara ASEAN. Bahkan, Negeri Ginseng itu telah menempatkan Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang besar serta pasar yang menarik bagi produk-produk dan jasa, terutama di sektor teknologi informasi dan komunikasi, manufaktur, energi terbarukan, infrastruktur, pariwisata, dan sektor konsumen.

“Kami berada di jalur dan tujuan yang sama untuk terus menggemakan peningkatan investasi dan perdagangan di ASEAN. Salah satunya dalam hal EV dan juga penggunaan transaksi digital seperti QR code,” kata Arsjad.

Arsjad bersama delegasi ASEAN-BAC melakukan roadshow di Seoul, pada 7-9 Juni 2023 dalam rangka kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC Tahun 2023. Selama berada di Negeri Ginseng, ia bertemu sejumlah pejabat pemerintah dan pelaku bisnis terkemuka.

Ia juga secara khusus mengundang mereka menghadiri ASEAN Business & Investment Summit (ABIS) 2023 dan ASEAN Business Awards (ABA) 2023 di Jakarta, pada 3-4 September 2023.


Peluang Investasi

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid melakukan roadshow di Seoul, Korea Selatan, Jumat (9/6/2023). (Dok Kadin)

Pada pertemuan dengan pengusaha Korea Selatan, Arsjad menawarkan berbagai peluang investasi di bidang transisi energi, kesehatan, ekonomi digital, dan pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Arsjad mengatakan, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki kemitraan strategis khusus dengan Korea Selatan di antara negara-negara ASEAN. Kemitraan khusus itu, lanjutnya, melahirkan kesepakatan untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan baterai.

Di Indonesia, pengembangan ekosistem teknologi yang mengedepankan keberlanjutan juga dilakukan PT Indika Energy Tbk, Bakrie Group, dan Mayora Group.

Menurut Vice President Director and Group CEO Indika Energy, Azis Armand, pengembangan ekosistem kendaraan listrik berperan penting untuk mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan di Indonesia.

“Transformasi ke kendaraan listrik juga perlu diimbangi dengan peningkatan investasi, untuk memperkuat fasilitas dan infrastruktur kendaraan listrik. Hal ini merupakan bagian dari misi Indika Energy dalam menghadirkan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia,” tutur Azis.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya