Jakarta Nomor 1 Kualitas Udara Terburuk di Asia Tengara, Simak Tips Jaga Kesehatan di Tengah Polusi

Masyarakat Jakarta patut berwaspada saat ini, terutama kelompok lansia dan anak-anak yang lebih sensitif terhadap penyakit. Berikut adalah tips menghindari ancaman kesehatan dari polusi udara Jakarta yang kian membahayakan, dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (19/6/2023).

oleh Dyra Daniera diperbarui 20 Jun 2023, 07:00 WIB
Pada Rabu (07/06) pukul 10.00 WIB, Indonesia masuk daftar 10 besar kota dengan polusi udara terburuk, dan menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat polusi udara paling buruk. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam dua pekan terakhir, DKI Jakarta terpantau memiliki salah satu kualitas udara terburuk di dunia versi situs pemantau polusi udara IQAir, bahkan menempati urutan teratas di Asia Tenggara. Angkanya mencapai 158 AQI (Indeks Kualitas Udara) dan berkategori Tidak Sehat (Unhealthy). Polusi yang parah menyebabkan langit Jakarta dan sekitarnya menjadi abu-abu. 

Data WHO menunjukkan bahwa hampir semua populasi global (99 persen) menghirup udara yang melebihi batas pedoman WHO dan mengandung polutan tingkat tinggi, dengan negara berpenghasilan rendah dan menengah menderita paparan tertinggi. Kualitas udara terkait erat dengan iklim dan ekosistem bumi secara global.

Polusi udara adalah ancaman besar bagi kesehatan dan iklim. Polusi udara ambien (luar ruangan) baik di kota maupun di pedesaan menyebabkan partikel halus yang dapat mengakibatkan stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, penyakit pernapasan akut dan kronis.

Masyarakat Jakarta patut berwaspada saat ini, terutama kelompok lansia dan anak-anak yang lebih sensitif terhadap penyakit. Berikut adalah tips menghindari ancaman kesehatan dari polusi udara Jakarta yang kian membahayakan, dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (19/6/2023).

1. Gunakan Masker Saat Beraktivitas di Luar

Airly, badan pemantau kualitas udara asal Eropa menganjurkan untuk menggunakan masker N95 jika harus berkegiatan di luar rumah. Menggunakan masker akan menjaga diri Anda dari polutan.

Polutan yang menjadi perhatian utama kesehatan di antaranya partikel, karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara luar dan dalam ruangan menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit lainnya serta merupakan sumber penting morbiditas dan mortalitas.


2. Usahakan Berada di Dalam Ruangan dan Tutup Jendela

Kondisi tersebut diperparah saat hujan yang mengguyur sejak pagi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada hari ketika kualitas udara sedang tidak sehat, usahakan untuk tetap berada di dalam ruangan sebanyak mungkin. Hindari membuka pintu dan jendela untuk memventilasi rumah.

Anda juga sebaiknya membeli kipas dan filter khusus yang akan membantu sirkulasi udara di dalam ruangan. Namun, jika Anda harus keluar, batasi waktu di luar ruangan dan sisihkan waktu untuk berada di area yang terventilasi dengan baik.

3. Jangan Berolahraga Ketika Udara Sedang Buruk

American Lung Association menyarakankan masyarakat untuk tidak berolahraga di luar ruangan ketika tingkat polusi sedang tinggi. Ketika udara buruk, berjalan-jalanlah di dalam mal atau gunakan peralatan olahraga di dalam gym. Selalu batasi waktu anak Anda bermain di luar ruangan jika kualitas udara tidak sehat. 

Lebih lanjut, selalu hindari berolahraga di dekat daerah lalu lintas yang padat. Bahkan ketika perkiraan kualitas udara sedang bagus, kendaraan bermotor yang memadati jalan raya dapat menciptakan tingkat polusi tinggi hingga 160 meter dari daerah tersebut.


4. Rajin Membersihkan Diri

Suasana lalu lintas kendaraan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Gubernur Anies Baswedan menyampaikan sistem pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap menjadi salah satu rencana Pemprov DKI mengatasi polusi udara di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanan

Setelah beraktivitas di luar ruangan, disarankan untuk selalu mandi atau berendam air untuk membersihkan kulit dan rambut dari polutan yang mungkin menempel. Tindakan ini akan membantu menghilangkan polusi yang mungkin terbawa dari lingkungan sekitar dan menjaga kebersihan tubuh. 

5. Terapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Utamakan bepergian dengan berjalan kaki, naik sepeda, atau transportasi umum seperti Transjakarta, KRL, MRT atau alternatif lainnya daripada mengendarai kendaraan Anda. Selain itu, kurangi konsumsi energi di rumah Anda. Pembangkit listrik dan sumber energi lainnya dapat menciptakan polusi udara.

Ketika menggunakan peralatan perawatan taman, pilihlah yang ditenagai oleh tangan atau listrik daripada bensin. Dengan mengurangi penggunaan energi, Anda dapat membantu meningkatkan kualitas udara, mengendalikan emisi gas rumah kaca, mendorong kemandirian energi, dan menghemat uang. 

6. Jangan Bakar Sampah dan Kurangi Merokok

Jangan membakar kayu atau sampah. Membakar kayu bakar dan sampah termasuk di antara sumber utama polusi partikel (asap hitam). Lebih lanjut, jangan membiarkan siapa pun merokok di dalam ruangan dan suarakan aspirasi agar untuk semua tempat umum bebas asap rokok.


7. Lindungi Anak Anda

DKI Jakarta terpantau memiliki kualitas udara terburuk di dunia versi situs pemantau polusi udara IQAir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Batuk pilek dan sesak napas merupakan salah satu bahaya polusi udara pada bayi yang perlu diwaspadai. Pasalnya, bayi lebih rentan terserang kondisi tersebut karena daya tahan tubuhnya yang masih belum berkembang secara sempurna.

Dilansir dari Siloam Hospitals, untuk mencegah penyakit pada bayi akibat polusi udara, hal pertama yang perlu dilakukan adalah rutin mencuci tangan, terutama saat akan menyentuh bayi.Mainan serta peralatan bayi juga perlu dibersihkan secara berkala. Hindari pula bersin atau batuk di sekitar benda-benda milik si kecil agar tidak terkontaminasi oleh kuman penyebab penyakit.

Kurangi intensitas membawa bayi ke tempat yang ramai, seperti pasar. Saat di tempat yang ramai, sulit untuk memastikan apakah setiap orang di sana dalam keadaan sehat. Yang terpenting adalah menjaga daya tahan tubuh bayi. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif secara maksimal dan memastikan bayi tidur yang cukup.

8. Selalu Pantau Perkiraan Polusi Udara

Pantau perkiraan kualitas udara di daerah Anda setiap hari. Perkiraan yang dikodekan dengan warna dapat memberi tahu Anda kapan udara di komunitas Anda tidak sehat. Ada banyak cara untuk memantau kualitas udara dan beberapa di antaranya bahkan tersedia secara gratis, misalnya melalui laporan cuaca radio dan TV lokal, surat kabar, dan situs web seperti di IQAir.com.

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya