Liputan6.com, Jakarta Perusahaan pembayaran kripto yang berbasis di San Francisco Wyre ditutup setelah hampir 10 tahun beroperasi, mengutip tantangan keuangan pasar beruang. Wyre mengatakan penutupan ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan keras yang terjadi di Amerika Serikat.
Dalam pemberitahuan 16 Juni 2023 perusahaan tersebut menyatakan mereka membuat keputusan yang sulit untuk berhenti guna "melindungi kepentingan terbaik pemangku kepentingan dan pelanggan utama.
Advertisement
“Wyre terus mengamankan aset pelanggan. Jika Anda memiliki aset di platform Wyre, Anda dapat terus menariknya melalui dasbor Wyre hingga Jumat, 14 Juli. Setelah itu, kami akan memiliki proses terpisah untuk memulihkan aset yang tersisa di platform,” kata perusahaan itu, dikutip dari Cointelegraph, Senin (19/6/2023).
Pada 4 Januari 2023, masalah mulai muncul, dengan penyedia solusi on-ramp fiat-to-crypto Juno mendesak penggunanya untuk mengeluarkan aset kripto mereka dari platform Juno dan hak asuh sendiri karena "ketidakpastian" yang dilaporkan seputar mitra kustodiannya.
Keesokan harinya, MetaMask juga menghentikan dukungan untuk layanan pembayaran kripto Wyre karena masalah yang sama.
Hanya beberapa hari setelah ini, Wyre memberlakukan batas penarikan 90 persen untuk semua penggunanya tetapi segera mengangkat batas 90 persen itu pada 13 Januari setelah mendapatkan pembiayaan dari "mitra strategis" yang tidak disebutkan namanya, yang menunjukkan perusahaan sedang dalam perbaikan.
Wyre menambahkan dirinya ke dalam daftar perusahaan dan proyek kripto dan blockchain yang terus berkembang dan proyek-proyek yang telah tertekuk di bawah tekanan pasar beruang yang telah berjalan lama.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.