Hoaks Seputar Vaksin Masih Beredar, Kenali Faktanya Biar Tak Tersesat

Berikut kumpulan hoaks seputar vaksin.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Jun 2023, 07:45 WIB
Petugas kesehatan saat menyuntikkan vaksin dosis keempat atau Booster kedua kepada warga di Puskesmas Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2023). Vaksin booster kedua diberikan minimal enam bulan setelah masyarakat menerima vaksin booster pertama. Vaksin booster kedua tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dan atau pos pelayanan vaksinasi Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks seputar vaksin masih beredar di tengah masyarakat, meski pelaksanaan vaksinasi telah dilakukan dan status darurat pandemi Covid-19 dicabut oleh WHO.

Cek Fakta Liputan6.com pun masih mendapati sejumlah hoaks seputar vaksin, setelah melakukan penelusuran pada informasi viral yang beredar di media sosial.

Berikut kumpulan hoaks seputar vaksin.

Universitas Johns Hopkins Konfirmasi Swab PCR Suntikkan Vaksin Tanpa Diketahui

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 10 Juni 2023.

Unggahan klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui tersebut berupa tulisan sebagai berikut.

"http://www.opensourcetruth.com/johns-hopkins-u-confirms...

Johns Hopkins U Mengonfirmasi, dengan tes swab PCR, anda dapat div4ksin4si tanpa anda ketahui."

Unggahan klaim tersebut menyertakan tautan artikel berjudul "Johns Hopkins U Confirms You Can Be Vaccinated with a PCR Swab Test Without Knowing" yang dimuat situs opensourcetruth.com, pada 16 Februari 2022.

Benarkah Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.....

 


Pfizer Dapat Paten Lacak Orang yang Sudah Divaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 Mei 2023.

Klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin, berupa tangkapan layar dokumen bertuliskan sebagai berikut.

"United States Patent

Ehrlich et al

METHODS AND SYSTEMS OF PRIORIYIZING TREATMENTS. VACCINATION, TESTUNG ANDOR ACTIVITIES WHILE PROTECTING THE PRIVACY OF INDIVIDUALS"

Pada tangkapan layar tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.

"The Pfizer patent application approved, August 31st, 2021, and is the very first patent that shows up in a list of over 18,500 for the purpose of remote contact tracing of all vaccinated humans worldwide, who will be or are now connected to the "internet of things' by aquantum link of plsating microwave frequencies of 2.4 gHz or higher from cell towers and satellites directly to the graphene oxide hels ind the fatty tissues of all persons who've had the deadht-shot."

Tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Tidak sulit untuk menemukan kebenaran saat ini, yang harus Anda lakukan, adalah riset.

Bangkit❗---+Semua V1rus Adalah Buatan Manusia

Dr. Otto Heinrich Warburg

Pemenang Hadiah Nobel Fisiologi 1931Menemukan Penyebab Kanker pada (1923)"KANKER tumbuh di jaringan ASAM yang Kekurangan Oksigen"

"PENYAKIT tidak dapat bertahan dalam TUBUH ALKALI" "Sedangkan jaringan kanker bersifat asam jaringan sehat bersifat basa"

Menghilangkan sel 35% dari cxygen selama 48 jam dan dapat menjadi kanker.

---

Pf1z3r diberikan paten pertama pada tahun 2021 untuk koneksi menara seluler dan komunikasi dengan graphene oxide yang disuntikkan ke manusia di seluruh dunia untuk tujuan pelacakan dan eliminasi kontak dengan kedok v1rus palsu dan pandemi palsu."

Benarkah Klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini....

 


Palang Merah AS Sebut Orang yang Divaksin Tak Diizinkan Donor Darah

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penyataan Palang Merah Amerika Serikat atau AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah sebab menghancurkan antibodi.

Klaim pernyataan Palang Merah AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah sebab menghancurkan antibodi diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 Januari 2022.

Klaim pernyataan Palang Merah AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah berupa video suara berita tentang kebutuhan donor darah tetapi tidak bisa menerima pendor yang sudah divaksin.

Video tersebut diberikan keterangan berikut ini.

"Pernyataan Palang Merah 🇺🇸

"Orang yang div4ksin4si tidak diijinkan untuk mendonorkan darah, kerena v4ksin4si c0v!d akan menghancurkan antibodi mereka yang sudah di 💉 c0v!d"

⚠️"

Benarkah klaim pernyataan Palang Merah AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah? Simak hasil penelusuran di Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini...

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya