Liputan6.com, Jakarta - Saat ini ada sekitar 500 restoran dan toko Indonesia di Belanda, dengan sekitar 419 di antaranya merupakan milik dan dikelola oleh orang Indonesia. Sisanya, sekitar 100 toko dan restoran dikelola oleh warga Belanda.
"Ada lebih dari 419 bisnis kuliner Indonesia di Belanda, bentuknya ada yang berupa restoran, warung, toko hingga katering yang menjual masakan dan makanan khas Indonesia, terang Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belanda, H.E. Mayerfas secara online dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin, 19 Juni 2023.
Advertisement
Menurut Dubes Mayerfas, masyarakat Belanda sudah sangat mengenal masakan Indonesia, ditambah dengan jumlah diaspora yang besar di Belanda, menjadi modal penting untuk terus mengembangkan bisnis kuliner Indonesia di Belanda. Bahkan, bukan mustahil untuk menjadikan Belanda sebagai pusat kuliner Indonesia di Eropa.
"Dengan banyaknya restoran itu saja, nilai ekspor bumbu dan bahan makanan kita ke Belanda sudah sangat besar terutama dibandingkan negara-negara lain di Eropa. Kita bahkan optimis makanan Indonesia akan jadi makanan utama di Belanda dan Eropa sehingga bisa jadi pasar berbagai produk rempah Indonesia," ungkap Dubes Mayerfas.
Satu hal lagi yang menarik adalah restoran-restoran itu masih kekurangan koki masakan Indonesia. Ditambah lagi, sudah ada sejumlah pihak yang berencana membuka restoran Indonesia di Belanda dalam waktu dekat ini.
"Mereka yang punya restoran ini kewalahan. Mereka harus memasak, melayani juga belum lagi harus belanja bahan-bahannya dan mengatur restorannya. Jadi tenaga kerjanya, terutama untuk memasak, masih sangat kurang," tutur Dubes Mayerfas.
Kesulitan Mencari Koki Masakan Indonesia
Dubes Mayerfas menyebut jumlah lowongan kerja yang tersedia mencapai ratusan. Namun, untuk mendatangkan koki dari Indonesia memang tidak mudah.
Untuk itu, pihak kedubes mengupayakan kembali mengadakan program internship dengan bekerja sama dengan sejumlah kampus di Belanda agar mahasiswa Indonesia bisa magang di restoran-restoran Indonesia selama satu tahun misalnya, sehingga bisa menambah pemasukan bagi para mahasiswa.
"Program ini pernah dijalankan juga oleh penerintah China di Belanda. Sebenarnya cukup berhasil tapi sayangnya banyak disalahgunakan sehingga dibatalkan. Mudah-mudahan kita bisa mengupayakan program seperti ini agar usaha kuliner Indonesia di Belanda bisa lebih maju lagi," ujarnya.
Dubes Mayerfas juga berharap pemerintah bisa ikut mencari jalan keluar yang lebih baik karena potensinya sangat besar, baik dari soal bahan makanan, UMKM sampai tenaga kerja. Menurut dia, bisnis restoran Indonesia berpotensi berkembang sangat besar karena pengunjungnya bukan hanya orang Indonesia yang tinggal di Belanda tapi juga banyak orang Belanda yang menyukai masakan Indonesia.
Advertisement
Restoran Milik Ibunda Shireen Sungkar
Dari sekian banyak restoran Indonesia yang ada di Belanda, salah satunya adalah milik Fenny Bauty yang baru buka di Belanda. Waroeng Boendo, nama restoran itu, resmi dibuka pada Sabtu, 7 Januari 2023. Dalam video Youtube Reza in Holland yang diunggah Rabu, 11 Januari 2023, ibu dari Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar ini menjelaskan restoran miliknya berlokasi di Kerkstraat 268, 6441BL Brunssum.
Jaraknya sekitar 214 kilometer dari Amsterdam, ibu kota Belanda. Letaknya di tengah kota, dengan kanan kiri adalah deretan toko berbeda, sehingga pengunjung yang naik mobil pribadi harus berjalan kaki untuk sampai di restoran.
Sesampainya di restoran, Reza yang berencana menyicipi makanan bersama teman-teman sesama orang Indonesia, malah tidak kebagian. Rupanya, makanan di warung tersebut sudah habis terjual hanya dalam dua jam. Fanny mengaku sejumlah pelanggan bahkan sudah antre sebelum restoran dibuka. Mereka penasaran ingin menyantap makanan khas Indonesia. Restoran itu sekaligus menjadi tempat tinggalnya bersama suami.
Fenny membuka restoran itu bersama rekannya bernama Lili. Mereka berdua yang memasak semua menu. Menu utamanya adalah masakan Padang, seperti rendang dan dendeng balado, yang ditaruh di meja etalase seperti di toko bakery.
Satu-satunya Restoran Indonesia di Brunssum
"Yah, dendeng baladoku tinggal segitu. Acar kuning, tadinya padahal full, penuh semua," celoteh Fenny menjelaskan jualannya seraya menjelaskan itu merupakan satu-satunya restoran masakan Indonesia di daerah tersebut.
Pada hari pembukaan, ia dan Lili juga membuat nasi kuning. Saking banyak peminat, ia sampai membuat nasi kuning tiga kali di dandang berukuran lima kilogram. Ia pun tak punya lagi stok beras. "Ada kali ya 300 sampai 400 orang hari ini," tuturnya.
Pengunjung hari pertama yang datang itu termasuk Wali Kota Brunssum. Di akun Instagram milik Fenny, ia merasa terhormat orang nomor satu di daerahnya bisa mengunjungi restorannya sambil memberinya bunga. Sejumlah wartawan lokal juga menyempatkan waktu untuk mampir. "Maasyaa Allah dukungannya," tulisnya di kolom komentar.
Menurut Fenny, pengunjung bisa makan langsung di tempat maupun dibawa pulang. Namun, layanan pesan antar belum tersedia sehingga bila ingin mencicipi makanannya, harus langsung datang ke restoran.
Advertisement